Bab 2

726 153 41
                                    

Selamat petaangg...
Siapa yang hadir? Jangan lupa absen yaaa....

###

Ruangan yang penuh dengan alat-alat fitnes itu kosong, hanya satu sosok laki-laki yang memakai kaos tanpa lengan berwarna hitam dan celana pendek senada yang ada di sana. Ruangan itu selalu begini, tenang, sepi dan nyaman. Setidaknya itu yang terjadi setiap dia datang.

Lelaki itu kembali mengangkat tubuhnya ke atas, mencengkram besi di atas kepalanya kuat-kuat. Tidak ada yang salah dengan dirinya, semua hal berjalan dengan lancar hingga sampai hari ini datang.

"Jeon Jungkook! Kau akan membuat para fansmu kejang-kejang kalau aku menyebarkan foto ini," suara baritone yang tiba-tiba terdengar memecah konsentrasi lelaki itu. Jeon Jungkook, lelaki itu menoleh dan tersenyum pada pelatih fitness nya, yang saat ini sedang menggoyang-goyangkan ponsel dengan wajah jahil.

"Yah, itu akan membuatmu masuk penjara kukira -- bukan ide yang buruk!" Jungkook mengangguk serius, kemudian tertawa saat pelatihnya itu berdiri memucat.

"Kau ini orang yang mengerikan," gerutu pelatihnya, kemudian berjalan lebih dekat. Jungkook mengkedikkan bahunya ringan.

"Kan, bukan aku yang mempunyai rencana membuat banyak orang dalam masalah," katanya, nyengir.

"Baiklah!" Pelatihnya mendengus. "Apakah kau ke sini untuk latihan masuk wajib militer? Kupikir Jin lah yang akan mendaftar lebih dulu?"

"Tidak, jadwalku masuk wamil masih belum ditentukan," sahut Jungkook, menyambar handuk kecil dan mengelap keringatnya. Pelatih fitnessnya menganggukkan kepala.

"Tentu saja, yang paling populer akan menjadi yang paling akhir didaftarkan," komentarnya tenang.

"Hyeong, kau punya waktu? Bagaimana kalau menemaniku boxing?" Tanya Jungkook pada pelatihnya tersebut.

Dengan cepat satu-satunya orang yang bisa diajaknya bicara itu menganggukkan kepala.
"Baiklah, aku ambil dulu peralatannya," katanya kemudian keluar dari ruangan lagi.

Rasa ringan di benak Jungkook seketika terusik begitu matanya menyadari kehadiran orang lain. Sosok yang tubuhnya lebih pendek darinya, memakai pakaian serba hitam tertutup, disertai masker dan juga topi. Jungkook sempat berpikir kalau itu adalah fans fanatik, sebelum kemudian mengenali sepasang mata bulat yang menatapnya dengan sorot dingin.

Kenapa perempuan itu ada disini? Jungkook bertanya heran, berjalan mendekat, mengabaikan desir menyakitkan di ulu hatinya.

"Bagaimana bisa kau ada disini?" Jungkook mendengar suara tercekat, tapi buru-buru berdeham.

"Yah, aku juga berharap aku salah tempat," suara sinis dan dingin itu seolah menampar Jungkook.

Oh, ya. Tentu saja perempuan itu datang bukan untuk menanyakan kabarnya, atau pun mengajak berdamai. Seketika kesadaran itu membuat ekspresi wajah Jungkook kaku.

"Apa yang kau mau?" Tanyanya dingin.

"Bukan disini tempatnya," gumam perempuan itu, berbalik dan pergi begitu saja. Jungkook mendengus kesal, tapi toh mengikuti di belakang.

Ada sebuah lorong sempit yang memisahkan dinding belakang ruang fitness dan dinding pembatas dengan jalan kecil di samping bangunan. Disana lah, Eunha, perempuan itu berhenti.

"Apa yang --" belum sempat Jungkook menyelesaikan kata-katanya, Eunha sudah menyerahkan sebuah kertas yang dilipat beberapa kali kepadanya. Jungkook menerimanya dengan bingung, membuka lipatan itu dan semakin tidak mengerti. Kenapa Eunha memberinya surat persetujuan aborsi yang kosong padanya? "Apa maksudnya ini?" Tanyanya.

Cute Bunny Club (2022) {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang