Pagiii...
Komen yang banyak yaa... :D Nanti kalo kolom komentar penuh dan bikin semangat, bisalah double update hehehee...
###
"Eunha?"
Sang pemilik nama berjengit terkejut saat merasa sebuah tangan menepuk tangannya lembut. Eunha mengerjabkan mata, kembali menatap sosok lelaki tampan yang sejak tadi bersamanya. Cho In Il. Seorang lelaki yang dikenalnya dari sebuah bar, setahun yang lalu. Sosoknya yang tampan, memiliki tubub tinggi tegap dan seseorang yang di klaim Sinb sebagai pengusaha muda yang sukses.
"Kau tidak apa-apa? Aku terlalu memaksa untuk bertemu denganmu?" Lelaki itu bertanya dengan wajah khawatir.
"Ya, aku baik-baik saja. Maaf, aku sempat melamun. Kau bicara apa?" Eunha mengerjabkan mata, menyadari lagi kalau mereka berdua sedang berada di kafe yang cukup ramai dengan beberapa menu yang sudah tersedia di atas meja.
Cho In Il tersenyum, memamerkan lesung pipi yang membuat wajah tegasnya menjadi lebih lembut.
"Aku belum mengatakan apa-apa. Kau yakin kau baik-baik saja? Kita bisa pulang kalau kau mau. Aku tidak ingin kau sakit lagi ataupun memaksakan diri," lanjutnya dengan kening mengerut serius.
Eunha nyengir lalu menggelengkan kepala.
"Bagaimana persiapan pembukaan bisnismu yang baru? Kau bilang minggu ini akan ada acara peresmian lagi?" Tanya Eunha, berusaha memfokuskan diri pada orang di hadapannya."Semuanya sudah ditangani dengan baik," jawab In Il tenang. "Ah! Apa kau ingin berkunjung terlebih dulu? Sebelum tempat itu dibuka untuk umum?"
"Apa boleh?" In Il tertawa saat melihat wajah Eunha berubah kaget dan penuh antisipasi.
"Tentu saja boleh!" Sahut In Il, mengusap rambut Eunha lembut. "Habiskan ice cream mu dan kita akan ke sana!"
###
"Wah! Gedung itu ramai sekali! Sepertinya kau dapat lokasi yang bagus!" Eunha berkomentar saat keluar dari mobil In Il. Perjalanan dari kafe ke lokasi bisnis lelaki itu tidak terlalu jauh. "Coba lihat! Tidak akan ada yang menyadari walaupun aku melepaskan maskerku di tempat umum. Kira-kira, apa yang mereka lakukan disana, ya?"
"Kalau tidak salah, ada acara fanmeet BTS untuk sepatu PUMA. Kau mau ke sana?" In Il tersenyum geli saat Eunha menatapnya dengan bibir mencebik kesal.
"Sepertinya kau ingin merasakan tinjuku!" Katanya, menunjukkan tangannya yang sudah mengepal. In Il tertawa lagi, sebelum mengajak Eunha masuk ke sebuah toko yang di cat hijau lumut, pintunya masih terkunci dan di dalam masih sangat sepi karena memang belum dibuka.
"Kau mau belajar mengukir?" In Il bersuara lagi saat Eunha tampak tertarik dengan barang-barang yang ada di dalam ruangan.
"Kau akan mengajariku?" Tanya Eunha balik, yang langsung disambut anggukan dan senyum setuju oleh In Il.
"Kau mau mengukir apa?" Lelaki itu balik bertanya, mengambil dua buah celemek hitam dan penutup telinga berwarna kuning untuk dirinya dan juga Eunha.
"Mmm ... Sepertinya kucing! Aku akan memberikanya sebagai hadiah untuk Sunny!" Eunha nyengir lagi, teringat kucing siam milik In Il. Lagi-lagi lelaki itu tertawa.
"Aku yakin dia akan senang. Walau, akan lebih senang kalau kau membelikannya makanan saja," sahutnya, membantu Eunha memakai celemek dan juga penutup telinga.
"Eiy, aku yakin harga makanan Sunny lebih mahal daripada harga makananku!" Tukas Eunha. "Aku jadi penasaran, apakah rasa makanan Sunny enak? Pasti di buat dari tuna atau salmon terbaik, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Bunny Club (2022) {✓}
FanfictionSiapapun pernah melakukan kesalahan, dan itu hal yang lumrah. Merasa ngeri dengan masalah yang kita timbulkan juga bisa di maklumi, tapi menyakiti orang lain? Apakah itu masih bisa diterima? Kesalahan demi kesalahan, kesakitan demi kesakitan, tapi d...