Bisa triple update nggak yaaaa....
###
"Eunha? Apa ada masalah?" Suara Cho In Il kembali menyadarkan Eunha dari lamunannya.
"Apa?" Perempuan itu bertanya bingung.
"Kau kenapa?" Cho In Il kembali bertanya, tampak khawatir.
"Tidak," Eunha buru-buru tersenyum.
"Mungkin Eunha juga tidak habis pikir denganmu," suara perempuan lain, Ashley ikut terdengar. Mereka sedang di rumah Cho In Il yang besar, kalau Eunha hanya sekedar berkunjung, Ashley tengah menjalankan hukuman dari polisi; merawat Cho In Il sampai sembuh. "Kenapa kau minum alkohol kalau kau tidak bisa? Memangnya melepaskan stres hanya bisa dilakukan sambil mabuk? Lihat sekarang, kau tidak hanya merepotkanku tapi juga seorang Jung Eunha! Apa kau tidak tau kalau selebriti itu lebih sibuk daripada presiden?"
Eunha tertawa geli mendengar Ashley mengomel sambil melotot pada Cho In Il.
"Aku tidak menyuruh kalian datang ke sini," Cho In Il mendengus.
"Eh? Kau bahkan tidak bisa berterimakasih? Apakah penghargaan yang kau terima akhir-akhir ini karena kau bos paling buruk di dunia?" Ashley kembali mengomel, dan Cho In Il menghela napas menyerah.
"Sepertinya aku tidak perlu khawatir lagi padamu. Setidaknya sampai beberapa waktu ke depan," gumam Eunha, tertawa lagi.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku sama sekali," Cho In Il menyahut, membuat Eunha melotot padanya.
"Kenapa kau mabuk sendirian? Aku belum mengomelimu tentang ini! Terimakasih sudah mengingatkanku!" Balas Eunha pedas.
"Oh, perempuan itu sudah mengomel padaku. Mungkin kata-katanya cukup untuk mewakilimu," Cho In Il menunjuk Ashley dengan dagunya. "Dan lagipula, lukaku tidak begitu parah."
"Ah! Benar! Seseorang yang mengambil atm mu sudah ditangkap polisi. Tapi, uang yang ada di dompetmu, tidak tau kemana. Kau sudah mengubah password rumahmu seperti yang kusuruh?" Ashley berceloteh lagi, membuat Cho In Il menatap Eunha dengan sorot lelah. Perempuan hamil itu kembali tertawa.
"Baiklah kalau begitu. Aku harus pergi sekarang. Ada jadwal pemeriksaan," Eunha mengusap perut besarnya untuk menegaskan maksud ucapannya.
"Kau ke sini naik apa?" Cho In il bertanya. "Apa Jungkook yang mengantarmu?"
Ekspresi di wajah Eunha seketika berubah muram. Cho In Il bisa melihatnya meski sedetik kemudian Eunha kembali tersenyum.
"Aku naik taksi," katanya.
"Kalau begitu, biar aku antar kau ke rumah sakit," Cho In Il bangkit, tapi Eunha buru-buru menolak.
"Tidak usah! Aku bisa naik taksi lagi. Manajerku akan menjemput di rumah sakit, jadi jangan khawatir," ucapnya.
"Aku bisa mengantarmu," kata Ashley menyela. "Kalau kau tidak keberatan naik motor," tambahnya.
Eunha tetsenyum padanya, ingin menolak lagi saat tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Amy, mantah koreografer Gfriend itu muncul dan membuat Eunha mengerutkan kening.
"Halo?" Eunha menyapa lebih dulu. "Mendengar apa?" Perempuan itu menyahuti sebelum tubuhnya membeku dengan wajah pucat.
"Eunha! Ada apa?" Cho In Il mendekat, meraih lengan Eunha, takut tiba-tiba perempuan itu pingsan dan jatuh ke lantai.
"Aku ke sana sekarang!" Tukas Eunha garang, menepis tangan Cho In Il kasar sebelum berlari menuju pintu. Benar-benar berlari dengan perutnya yang besar itu.
Entah sebuah keberuntungan darimana, sebuah taksi lewat sehingga Eunha tidak perlu menunggu atau berlari lebih lama.
"Ke gedung Hybe Label," Eunha menyebut tujuannya pada sopir sebelum menghubungi seseorang.
"Halo?" Suara Sinb menyahut.
"Sinb! Kau sudah dengar?" Tanya Eunha tegang.
"Dengar apa?" Sinb balik bertanya bingung.
"Mereka berencana membubarkan BTS," Jawab Eunha. Sunyi beberapa saat sebelum Sinb kembali bersuara.
"Hei, Jung Eun Bi! Dimana kau sekarang?" Sinb terdengar setegang Eunha.
"Dalam perjalanan ke gedung Hybe," jawab Eunha.
"JANGAN MACAM-MACAM! DAN TUNGGU AKU!" Sinb membentak memperingatkan, tapi Eunha tidak peduli dan langsung mematikan telponnya.
###
Eunha mendobrak masuk ruang latihan BTS dengan napas terengah. Matanya menatap nanar pada Jungkook yang tampaknya terkejut melihatnya. Anggota BTS duduk dilantai, menengadah memperhatikan ... Lee Sejin?
"Eunha?" Manajer utama BTS itu kaget saat Eunha berjalan marah ke arahnya.
"Aku perlu bicara denganmu!" Desis Eunha, meraih kerah Lee Sejin dan membawanya keluar dari ruang latihan BTS. Begitu mereka sudah berdua, Eunha melepaskan Lee Sejin dan bersedekap.
"Apa itu benar? Kalian akan membubarkan BTS?" Tanya Eunha.
"Kau sudah dengar? Dari siapa?" Lee Sejin balas bertanya, kembali tertegun.
"Apa itu penting? Jawab pertanyaanku, Lee Sejin! Apa kalian akan membuang BTS seperti kalian membuang Gfriend? Kalian tidak bisa melakukan itu!" Sergah Eunha tegas.
Lee Sejin menghela napas panjang setelah beberapa saat.
"Itu bukan sesuatu yang bisa kau dan aku putuskan. Lagipula, ini bukan urusanmu, Eunha. Kau tidak bisa menghentikannya," sahut Lee Sejin tenang.
"Aku tidak peduli kau menganggap ini urusan siapa!" Balas Eunha. "Kau sudah bersumpah padaku akan melindungi mereka apapun yang terjadi! Lakukan sesuatu Lee Sejin!"
"Memangnya apa yang bisa kulakukan?" Kata Lee Sejin frustasi. "Aku ini hanya pegawai, Jung Eun Bi! Kau tidak bisa mengharapkan aku untuk melakukan perubahan atas keputusan para atasan!"
"Kau gagal melindungi mereka berkali-kali! Kenapa kau membiarkan Jungkook menghancurkan dirinya sendiri? Aku menyuruhmu untuk menjaganya! Kau berjanji akan menjaganya kalau aku pergi!" Eunha berteriak marah, air matanya mulai membuat pandangannya kabur. "Aku sudah kehilangan semuanya, Lee Sejin! Aku mencoba merelakan semuanya demi mereka! Tidak bisakah kau melakukan sesuatu untuk mereka yang bersamamu sejak lama?"
"Aku tau apa yang sudah kau lakukan, Jung Eun Bi. Tapi, sungguh! Percuma kau marah-marah padaku. Itu tidak akan mengubah apapun!" Lee Sejin menyahut, berharap Eunha memahami posisinya juga.
"Kalau begitu, dimana Kim Min Ji sekarang? Biar aku menemuinya langsung!" Eunha mendecih, memandang benci pada seseorang yang tidak ada di sana.
"Jangan! Kau akan memperburuk keadaan!" Lee Sejin dengan cepat mencegah. "Dengar, meskipun ada pembahasan mengenai hal ini, keputusan belum benar-benar di jatuhkan. Aku memberi tau para anggota BTS supaya mereka bisa bersiap-siap."
"Bersiap-siap tidak akan membantu apapun!" Tukas Eunha. "Itu sama menyakitkannya, kau tau? Kenapa kalian melakukan ini pada mereka juga? Memangnya apa lagi yang kalian harapkan? Bukankah BTS masih berjaya? Bukankah masa vakum mereka adalah keputusan kalian juga?"
"Aku tau ini kejam," Lee Sejin membuang napas panjang. "Tapi ini lah yang dinamakan bisnis."
"Apa Bang Si Hyuk tau mengenai ini?" Eunha mendadak teringat satu orang yang luput dari sumpah serapahnya.
"Tentu saja,"
"BRENGSEK!!" Eunha memaki kasar hingga Lee Sejin pun ternganga tidak percaya. "Katakan padanya, kalau mereka benar-benar menghancurkan BTS, kalau ada apa-apa dengan Jungkook, aku tidak akan tinggal diam lagi. Katakan pada Bang Si Hyuk dan Kim Min Ji, aku akan menghancurkan mereka dan semua yang sudah mereka bangun!"
###
Bentar, perlu merancang kalimat-kalimat supaya kalian ngerti garis besar di part selanjutnya 💆💆
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Bunny Club (2022) {✓}
FanfictionSiapapun pernah melakukan kesalahan, dan itu hal yang lumrah. Merasa ngeri dengan masalah yang kita timbulkan juga bisa di maklumi, tapi menyakiti orang lain? Apakah itu masih bisa diterima? Kesalahan demi kesalahan, kesakitan demi kesakitan, tapi d...