Last draft nih!
Menunggu komen yang memacu semangat dulu 😋
###
Wajah pucat ayahnya kini berubah bingung.
"Bukankah kau sudah putus dengannya?" Jungkook mengangguk kaku untuk menjawab pertanyaan ayahnya itu. "Lalu bagaimana--? Dan kau bilang tadi Eunha mau menggugurkannya? Eunha? Jung Eunbi yang aku kenal? Kau tidak sedang berhalusinasi kan, Jungkook?"
Untuk yang kesekian kalinya, Jungkook menghela napas panjang. Lelaki utu memilih duduk di atas pasir, menunduk, tidak mau memandang wajah ayahnya. Jungkook, pikir, jalan keluar dari masalahnya akan langsung terlihat begitu dia bercerita pada sang ayah. Tampaknya tidak seperti itu.
Jeda cukup lama sebelum kemudian ayah Jungkook bergabung untuk duduk disebelahnya. Pria paruh baya itu juga tampak tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat.
"Kau pasti sadar bahwa masalah ini lebih rumit daripada hanya karena kau menghamili seseorang, kan?" Ayahnya kembali bersuara. Jungkook tersenyum miring, menyadari banyak sekali hal yang perlu dipikirkan. Seperti tanggapan perusahaan dan anggota timnya yang lain, tanggapan fans dan juga pertanggung jawaban ke pihak Eunha.
Lalu, apakah memang benar, hanya aborsi jalan satu-satunya? Jungkook langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat, berusaha mengenyahkan ide itu dari pikirannya.
"Aku ingin bertanggung jawab," gumam Jungkook pelan. Mendengar hal itu, ayah Jungkook pun merangkul bahu anaknya. "Tapi kurasa Eunha tidak akan mau"
"Apa maksudmu dengan bertanggung jawab? Menikahinya? Atau memberi uang untuk membesarkan anak itu?"
Jungkook diam lagi, memikirkan dua pertanyaan yang dilontarkan sang ayah. Jungkook meremas kedua tangannya, tersenyum simpul begitu menyadari apa yang dia inginkan. Hanya saja, apakah Eunha mau? Apakah semua akan baik-baik saja kalau Jungkook memilih untuk menikahi perempuan itu? Jawaban tidak yang lantang seolah terdengar ditelinganya. Jungkook benci memikirkan kalau aborsi adalah jalan keluar termudah dari persoalan ini.
"Jeon Jungkook, sepertinya ayah tau jawabanmu, tapi, biarkan ayah bertanya beberapa hal yang juga perlu kau pikirkan dengan matang." Jungkook mendongak, menatap luasnya laut di malam hari alih-alih ayahnya. Lelaki itu seolah tau, ayahnya hendak menyuarakan beberapa pertanyaan dari berjuta-juta pertanyaan di kepalanya.
"Apa yang akan kau lakukan kalau perusahaan dan teman-temanmu menentang keputusanmu? Bagaimana kalau para penggemar fanatikmu justru membahayakan kalian berdua? Dan, bukankah Eunha baru saja debut ulang? Bagaimana dengannya?"
Mungkin itu lah yang Jungkook butuhkan, seseorang yang menyuarakan kekhawatiran terbesarnya. Bermacam emosi bergejolak secara luar biasa di dada Jungkook, namun lelaki itu segera menyadari sesuatu dan terkekeh lirih.
"Apa ayah bisa membaca pikiran, sekarang?" tanyanya, tertawa ironis. "Itu hanya beberapa pertanyaan yang muncul dikepala sejak diberi tau oleh Eunha tentang kehamilannya."
Ayah Jungkook menghela napas berat dan menepuk-nepuk pundak anak bungsunya penuh prihatin.
"Yang paling mengerikan adalah ... Aku menyadari, aku bisa melepaskan semuanya kecuali, dia" Lelaki itu tersenyum pedih dan berbicara dengan nada merana.
"Apa kau akan merasa tersinggung kalau ayah bilang, ayah tidak terkejut dengan jawabanmu?" sahut ayahnya, tersenyum sedikit. "Dan ayah percaya, Eunha tidak akan menolak niat baikmu. "
Jungkook mendengus tidak percaya mendengar pernyataan terakhir ayahnya.
"Ayah tidak tau isi hatinya," tukas Jungkook gusar. "Semua sudah jauh berbeda dari dulu," lanjutnya getir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Bunny Club (2022) {✓}
FanfictionSiapapun pernah melakukan kesalahan, dan itu hal yang lumrah. Merasa ngeri dengan masalah yang kita timbulkan juga bisa di maklumi, tapi menyakiti orang lain? Apakah itu masih bisa diterima? Kesalahan demi kesalahan, kesakitan demi kesakitan, tapi d...