Bab 22

630 126 63
                                    

Otw selesai yaa...

Jangan lupa komennya, buat kenang-kenangan heheheh...

###

Apa yang salah? Apakah dia melakukan sesuatu yang tidak benar? Dimana letak kesalahannya? Kenapa Jung Eunha menghindarinya lagi? Jungkook menghela napas panjang, memandang pesan tertulis yang dikirimkannya pada Eunha sejak dua bulan yang lalu dan sama sekali tidak mendapat jawaban.

Apa salahnya berciuman dengan suamimu sendiri, Jung Eunha? Dan sampai kapan kau akan kabur dari rumah?

Ya, sejak malam mereka berciuman itu, Eunha membuat batas jarak yang cukup jelas bagi Jungkook. Perempuan itu enggan mendapat bantuannya, bersikap seperti perempuan normal yang mandiri. Dia bahkan pernah kabur dari rumah untuk hidup berpindah-pindah dari dorm Viviz, rumah keluarganya, apartemennya pribadi, apartemen Sowon, rumah Yerin, apartemen Yuju, bahkan di kantor perusahaannya. Andai Jungkook tidak mengirimkan pesan, mungkin saat ini Jung Eunha sudah sampai di Kutub Selatan!

"Ada apa? Eunha melakukan sesuatu lagi?" Jin bertanya. Jungkook akhirnya memilih mengalah, tidur di asrama BTS supaya Eunha lebih nyaman di apartemen. Tentu saja Jungkook masih mengawasi perempuan itu, sesekali pulang dan tidur di apartemennya sendiri.

"Tidak juga," balas Jungkook, kembali meletakkan ponselnya ke atas meja dapur. Saat ini di asrama BTS hanya ada dirinya, Jin, Jimin dan V.

"Apa kau sudah memberi tau Eunha kalau besok kau berangkat ke Qatar?" Jimin bertanya sambil makan camilan.

"Untuk apa?" Jungkook mendengus. "Pernikahanku tidak sebahagia itu."

"Kalau tidak bahagia, berpisah saja. Untuk apa terus-terusan bersama?" Komentar V.

"Tidak kah kau berpikir dulu sebelum bicara?" Tukas Jungkook kesal.

"Jungkook, kau tetap harus memberi tau Eunha," Jin memberi saran. "Toh, sepertinya dia tidak akan mengamuk atau semacamnya." Jin ingin menambahkan kalau dia pikir hubungan dua orang itu telah membaik karena tidak ada lagi pertengkaran-pertengkaran yang bermula dari masalah sepele. Eunha bersikap lebih dewasa akhir-akhir ini. Tapi, jika memang begitu, kenapa Jungkook memilih tidur si asrama dan bukannya di apartemennya sendiri? Jadi, Jin tidak berani terlalu ikut campur.

Jungkook pamit pulang beberapa saat kemudian. Jatung lelaki itu hampir copot saat melihat Jung Eunha yang sedang hamil enam bulan tengah menaiki kursi untuk mengambil piring di buffet atas. Jungkook tidak berani bergerak atau pun bernapas sampai Eunha menginjak lantai dengan selamat.

"Astaga Jung Eun Bi! Apa kau tidak bisa memanggilku saja? Apa kau sadar saat ini kau sedang hamil besar?" Jungkook mendekat sambil mengomel.

"Oh, kau sudah pulang," sahut Eunha tersenyum seadanya. "Kau mau cheesecake?"

"Ini bukan masalah cheesecake, Jung Eunha!" Jungkook kembali menegur tegas.

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir. Kalau tidak yakin bisa melakukannya, aku pasti memanggilmu," kata Eunha, melewati Jungkook untuk menghampiri sebuah kotak putih berisi kue.

"Panggil aku atau anggota BTS yang lain! Aku harus pergi ke Qatar besok," pesan Jungkook.

"Baiklah," jawab Eunha, memakan kuenya tanpa beban. "Hm! Kuenya enak sekali!"

Jungkook mendekat, memaksa Eunha untuk memandangnya.

"Sebenarnya apa salahku sampai kau bisa bersikap begini? Apakah berciuman dengan suamimu adalah dosa, Jung Eun Bi?" Tuntut Jungkook.

"Aku tidak mau berdebat denganmu. Lepaskan aku!" Sahut Eunha, berusaha melepaskan diri. Jungkook tidak melepaskannya, justru menunduk berusaha menjangkau bibir Eunha yang dengan gesit membuang muka untuk menolak.

Cute Bunny Club (2022) {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang