Bab 0

574 77 9
                                    

Semoga memberi penerangan di titik yang belom jelas heheheheee...

###

Eunha menatap lelaki yang sedang tersenyum di hadapannya, berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangkat bahu ringan.

"Terserah kau saja," katanya. "Terkadang kau bisa sangat keras kepala."

"Aku hanya khawatir," lelaki dihadapannya menyahut, tampak ekspresi puas setelah mendengar jawaban Eunha. "Bukankah Jeon Jungkook juga akan ada disana?"

Eunha membuang muka begitu satu nama di sebut oleh seseorang di depannya. "Aku tidak peduli," ucap Eunha. "Dia bisa ada dimana pun dia mau, termasuk pesta ulang tahun Jihyo jika dia memang diundang." Eunha mencibir lelaki di depannya yang langsung meringis menyesal.

"Hanya memastikan kau aman," Lelaki itu kembali membuat alasan. "Lagipula, bukankah lebih baik kau muncul di hadapan Jeon Jungkook dengan seorang lelaki yang tidak dia kenal? Maksudku, aku bisa pura-pura jadi pacarmu."

"Untuk apa aku melakukannya, Oppa? Cho In Il, kau terkadang sangat aneh dan kekanak-kanakkan," gerutu Eunha. Cho In Il tertawa, tapi memperhatikan ekspresi wajah Eunha dengan lekat.

###

Pesta ulang tahun Jihyo Twice terlihat sangat ramai dengan teman-teman selebriti. Beberapa orang yang melihat Eunha bersama lelaki asing pun tampak penasaran, jadi dengan senang hati perempuan itu memperkenalkan Cho In Il pada mereka.

"Eonnie," Eunha memeluk Sana erat saat mereka berbagi meja. Salah satu idol berkebangsaan Jepang itu sedang mengobrol dengan Mina dan beberapa anggota Twice lain saat Eunha mendekat.

"Eunha!" Sana menjerit senang saat membalas pelukan itu. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja," jawab Eunha pendek, menyadari mata Sana yang mengerling pada sosok di belakangnya. "Dia temanku, Cho In Il. Oppa, kau tau siapa dia," tambah Eunha memperkenalkan keduanya. Keduanya berkenalan, berlanjut dengan anggota Twice yang lain.

"Kau selalu pintar memilih pacar," Nayeon tersenyum menggoda, meski nada suaranya dibuat seolah iri. 

"Eonnie, aku akan memberikannya padamu kalau kau mau," sahut Eunha, menanggapi candaan Nayeon. Perempuan itu terbahak sebelum pamit untuk menyapa seseorang yang baru datang.

"Aku senang kau datang," ucap Mina yang duduk di sebelah Sana, sementara Jeongyeon memberi tempat agar Eunha bisa duduk disebelahnya. Eunha nyengir, tidak tau bagaimana harus menanggapi sapaan temannya itu.

Cho In Il segera berbaur dengan ketiga orang di meja mereka setelah mengambilkan minuman untuk Eunha. Di tengah obrolan itu, Jeongyeon pergi untuk mengambil makanan dan berbicara dengan tamu lain. Entah mengapa, Eunha memperhatikan kepergian Jeongyeon, kalau saja tidak, Eunha tidak mungkin bertukar pandang dengan Jeon Jungkook beberapa detik kemudian.

Keduanya segera membuang muka dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Eunha tersenyum ke arah Sana karena perempuan itu mencoba melucu, namun sepertinya Cho In Il tidak tertipu. Lelaki itu menyentuh tangan Eunha lembut.

"Ada apa?" tanyanya dengan nada pelan.

"Tidak," jawab Eunha, menggeleng dan tersenyum sebelum meraih gelas dan meneguk champagne seperti meneguk air putih. Cho In Il menaikkan satu alis, tapi tidak berkomentar.

"Kau mau kuambilkan minum lagi?" tawar lelaki itu.

"Whiskey kalau ada," jawab Eunha, memberi ekspresi lucu agar Cho In Il tidak merasa tersinggung. 

Begitu Cho In Il pergi, Eunha baru menyadari pandangan Sana dan Mina. Eunha bertanya mengapa kedua perempuan itu memandanginya, tapi Sana hanya tersenyum sementara Mina mendadak merasa haus. Cho In Il datang tidak lama kemudian, membawa minuman untuk Eunha dan sepucuk kertas.

"Eunha, lihat ini," kata Cho In Il, menunjukkan kertas itu setelah duduk kembali di samping Eunha. Perempuan itu menerima kertas yang diulurkan padanya, mengerutkan kening melihat satu kata berbahasa asing yang tertulis indah disana.

Je te veux

"Apa artinya ini?" tanya Eunha, bingung.

"Bukankah kau ingin pergi ke Paris?" Cho In Il tersenyum, dan meski mengangguk, Eunha tetap tidak mengerti arti tulisan itu. "Je te veux, artinya aku menginginkanmu."

###

Jungkook merasa marah pada musik yang memelan di saat yang tidak tepat. Dari segala timing yang ada, dan segala hal di sekitarnya, kenapa dia harus mendengar saat lelaki asing yang duduk bersama Eunha menyatakan perasaannya? Cha Eunwoo sialan! Kenapa seenak jidat mengajak mereka pindah satu meja dari meja Eunha?

Yang lebih tidak masuk akal, mengapa suasana hatinya jadi semakin berantakan sekarang? Padahal dia menyempatkan datang ke acara ulang tahun Jihyo supaya bisa bernapas sedikit lebih lega.

"Kenapa dengan wajahmu? Terlihat menyeramkan," Yugyeom berkomentar, agak meledek setelah melihat ekspresi Jungkook. Lelaki itu tidak menyahut, lebih memilih menenggak habis alkohol di gelasnya.

"Terganggu dengan lelaki yang Eunha bawa?" Eunwoo tersenyum, jelas menggoda yang dengan cepat Jungkook tepis.

"Yang benar saja!" Sahut Jungkook, mendengus.

Meski bicara begitu, orang-orang bisa melihat Jungkook minum lebih banyak dari pada sebelumnya.

"Bagaimana keadaanmu? Baik-baik saja?" Mingyu bertanya. "Kudengar manajer yang pernah memukulmu di pekerjakan kembali?"

"Sinting!" Yugyeom menanggapi kabar itu dengan mata melotot tak percaya.

"Itu hanya setitik kesintingan mereka," sahut Mingyu, menepuk-nepuk bahu Yugyeom untuk menenangkan. "Belum ada apa-apanya dengan rencana menjodohkan anggota BTS dengan selebriti papan atas baik di dalam maupun luar negeri."

"Diam, Mingyu! Kau berisik!" Jungkook yang sudah setengah mabuk pun berseru jengkel. Mingyu justru terkekeh geli. Temannya itu tidak menyadari, membicarakan masalah itu di tempat pesta membuat kepala Jungkook kembali berdenyut. Dia lelah setengah mati, baik fisik maupun mental. Dia datang ke pesta dengan harapan bisa menghibur diri, tapi teman-temannya memang brengsek. Yang paling brengsek adalah, Jung Eunha.

"Kalau tau Eunha datang dengan pacar barunya, seharusnya kau menyewa seseorang saja untuk menemamimu, Jeon Jungkook. Kau kelihatan seperti orang yang gagal move on," komentar Yugyeom, mencela.

"Jangan sok tau, Bajingan!" Jungkook kembali memaki sehingga Yugyeom tertawa karena berhasil membuat lelaki mabuk itu darah tinggi.

"Eunha?" Jungkook yang mendengar Mina dan Sana memanggil nama Eunha dengan cemas pun tidak kuasa untuk tidak menoleh. Dan lelaki itu merutuk saat melihat tubuh lunglai Eunha setengah tergeletak di atas meja. Seratus persen tidak sadarkan diri, dengan tiga orang yang mengerumuninya.

"Bolehkah aku mengantarnya? Kurasa dia sudah tidak bisa membuka mata lagi," ucap lelaki yang datang bersama Eunha, terdengar cemas meski nada bicaranya teratur.

Jungkook tidak mendengar jawaban Sana maupun Mina, karena lelaki itu sudah mendengus tak percaya. Bajingan macam apa yang dengan percaya diri ingin sok menjadi pahlawan? Siapa pula yang akan percaya kalau seorang lelaki akan mengantarkan perempuan mabuk tanpa melakukan sesuatu?

Brengsek! Pikirannya membuat perasaan Jungkook semakin tak karuan. Lelaki itu menoleh lagi, melihat bagaimana sosok yang asing baginya itu berusaha menggendong tubuh Eunha.

Sinting memang, tapi Jungkook tidak tau bagaimana tubuhnya bergerak sendiri, mendekati meja Eunha dan memukul lelaki asing itu hingga tersungkur. Suara-suara syok yang memanggil namanya tidak Jungkook pedulikan.

Jungkook melingkarkan satu lengan Eunha ke lehernya, sementara sebelah tangan lelaki itu memegangi pinggang Eunha. Wajah perempuan itu menyandar padanya. Jungkook menatap lelaki yang masih duduk terkejut itu dengan sorot dingin, lalu berucap,

"Menyingkirlah!"

###

Cute Bunny Club (2022) {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang