(02) MSMH : Berantem terus

201 17 0
                                    

Kessya berangkat kesekolah agak siang karena ia ada sedikit urusan dikampus. Sebenarnya boleh-boleh saja Kessya tidak kesekolah karena ia tidak memiliki jadwal mengajar. Tapi, ia tidak ingin dianggap pemalas oleh guru-guru yang mengajar di SMU Neo Technologi ini apalagi Kessya baru pertama mengajar kemarin.

Sekitar pukul sebelas-an ia sampai disekolah. Belum juga masuk keruangannya ada seorang siswi yang memanggilnya.

"Bu gawat bu!"

"Kenapa? Ada apa nak?"

"Ada yang berantem digudang belakang bu, guru-guru lagi rapat jadi saya nggak mungkin kan bilang keguru-guru yang lagi rapat."

"Yasudah ayo kita kesana sekarang."

"Ya ampun Jafarro?!"

Kessya menarik kemeja belakang milik Arro supaya berhenti memukuli lawannya yang sudah tak berdaya itu.

"Stop! Kamu bisa bunuh dia! Stop Jafarro!"

Kessya memegangi tangan Arro yang akan memukul siswa yang hampir pingsan itu tapi siku Arro malah mengenai hidung Kessya sampai hidungnya berdarah.

"Bu! Ibu nggak papa?"

"Bu nggak papa kan? Woy Arro udah!"

"Ibu nggak papa kok."

Arro menoleh kesamping, dia langsung melepaskan cengkraman dikerah siswa yang membuat masalah dengannya.

Arro jadi merasa bersalah, dan disaat dia akan menghampiri Kessya orangnya malah pergi.

"Wah parah lu Ro."

"Susul sana ke-uks, terus minta maaf."

Arro menuruti ucapan salah satu orang disana agar menyusul Kessya ke-uks. Saat memasuki ruangan serba putih itu, Arro melihat Kessya sedang berbaring, hidungnya sudah diobati dibantu anak pmr.

Kessya memejamkan matanya, ia merasa tubuhnya sangat lemas karena tadi pagi tidak sarapan. Merasa ada yang datang, Kessya membuka matanya.

"Ngapain kamu kesini? Kenapa nggak lanjut aja berantemnya?"

"Maaf- gue nggak sengaja."

Kessya menghela nafas lelah, ia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Ambil kursi itu lalu dekatkan ke saya."

Arro melakukan apa yang Kessya ucapkan tadi.

"Duduk!"

"Jangan ngomel sekarang deh, gue ngantuk."

"Duduk! Kamu dengar apa yang saya ucapkan?!"

"Ck. Iya."

Walaupun Kessya marah pada Arro, ia tetap saja tidak tega melihat keadaan anak didiknya itu.

"Kamu kenapa sih berantem terus? Mau jadi jagoan? Kalo iya, bukan disini tempatnya."

"Shh, pelan-pelan dong! Sakit!"

"Baru ditekan gini aja udah kesakitan, lemah."

"Lo kalo nggak niat ngobatin, nggak usah deh!"

Arro berdiri tapi lengannya ditarik oleh Kessya agar duduk kembali.

"Sebentar lagi selesai. Saya minta besok orang tua kamu menemui saya."

"Lo kira bokap gue pengangguran yang bisa dateng kapan aja?! Bokap sibuk!"

"Ya sudah kalau gitu mama kamu saja yang datang. Kalau kamu tidak bilang, biar saya saja yang telpon mama kamu."

Arro menjauhkan tangan Kessya dari wajahnya. Dia menunduk membuat Kessya tersenyum. Kessya pikir Arro memang takut kepada mama nya.

My Student My Husband | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang