(08) MSMH : Budhe

139 15 0
                                    

Kalau suka vote, kalau tidak out!

Please, komen kalo ada typo..

Pagi, sekitar pukul sepuluh Kessya sudah berada dirumah budhenya. Tidak sendiri, Kessya tadi datang bersama mamah dan Kevin. Tentu saja Kevin yang bertugas sebagai supirnya.

Wajah Kessya mendadak muram karena mendengar ucapan budhe Lastri yang terus-terusan mejelek-jelekkan mamahnya. Dan yang membuatnya lebih kesal itu karena mamahnya hanya diam saja tanpa mau membalas ucapan budhenya.

Kessya tidak tahan lagi, bahkan kedua tangannya pun sudah mengepal berusahan menahan amarah.

"Stop budhe! Kenapa budhe selalu menjelek-jelekkan mamah aku? Emangnya mamah ada salah apa sama budhe?"

"Huss kak, nggak boleh gitu."

"Nggak bisa mah, anak mana yang terima kalau mamahnya dijelek-jelekkin kayak gitu."

"Biarin aja lah kak, kamu mending diem aja."

"Budhe boleh jelek-jelekkin aku tapi jangan mamahku. Terserah budhe mau bilang aku nggak ada sopan santun, perempuan malam, hamil diluar nikah. Sekarang kebukti kan kalo yang budhe ucapin itu bukan buat aku tapi buat anak budhe sendiri."

"Maksud kamu apa bicara seperti itu?"

"Budhe nggak terima kan aku ngomong gitu? Sama! Aku juga nggak terima kalo budhe jelek-jelekkin mamah apalagi didepan banyak orang."

"Mamah nggak seperti apa yang budhe ucapkan! Udahlah mah, mending kita pulang aja daripada disini, ribut."

Kessya langsung pergi kedapur setelah sampai dirumah. Ia akan masak makan siang. Tak lama dari itu, mamahnya juga datang dan membantunya.

"Kakak nggak boleh gitu lagi sama budhe. Gitu-gitu juga budhe Lastri, kakaknya mamah. Apa yang kakak lakuin itu nggak sopan loh, kakak kan guru masa kayak gitu sih."

Oke, sekarang Kessya menyesal. Seharusnya ia tidak terpancing emosi. Bodoh banget kalo beradu argumen sama orang macam budhenya.

"Maaf. Mah, kenapa sih mamah diam aja dijelek-jelekkin budhe?"

"Mamah udah biasa kak. Mamah udah maklum, sifat budhemu emang gitu. Kalo dia ngomongin kakak, kakak diam aja dan nggak usah ditanggepin."

"Mamah nggak marah sama perlakuan budhe ke mamah?"

Mamah menggeleng pelan. "Percuma kalo pun mamah marah. Capek."

"Tapi sekali-kali budhe harus disadarin mah, budhe udah berkali-kali nyakitin hati mamah. Nggak cuma mamah, orang-orang disekitar mereka juga pasti pernah disakitin sama omongannya budhe Lastri."

"Nanti juga sadar sendiri, udah lah biarin."

•••

Kessya masih sebal sama budhenya. Ia masih ingat sekali kata-kata yang keluar dari mulut beracun budhenya. Budhe Lastri pernah bilang kalau Kssya hamil diluar nikah sama Arro makanya segera dinikahkan. Bahkan budhe nyebarin fitnah itu ketetangga-tetangga dekat rumahnya. Akibatnya berimbas kemamahnya. Jadi setiap mamah pergi belanja, ada aja ibu-ibu yang ngomongin Kessya dan mamah yang enggak-enggak.

Kessya juga inget dulu budhenya pernah menertawakannya karena ingin menjadi guru sma. Memang apa salahnya ingin menjadi guru? Toh Kessya kuliah nggak pake uangnya budhe.

Dan beberapa tahun kemudian ternyata anaknya, Fania juga mengambil jurusan yang sama sepertinya. Bahkan Fania pernah bilang kalau dia pingin jadi guru anak sd.

Budhe Lastri emang selalu iri sama mamah. Kalo kata mamah sih berawal dari mamah yang selalu dapat juara kelas dan selalu dibanggakan sama keluarga.

Waktu mamah nikah sama papah, budhe ngejek mamah terus karena mamah nikah sama orang yang cuma kerja jadi karyawan diperusahaan kecil. Budhe menikah dengan seseorang yang berprofesi sebagai tentara.

Waktu mas Kenzo diangkat menjadi tentara, budhe juga julid. Dan pas tau kalau Kevin ambil jurusan kedokteran juga julidnya makin menjadi-jadi. Kalo kata budhe waktu itu sih gini "memangnya kalian mampu bayarnya?"

Kessya bener-bener nahan diri supaya nggak ngomong kasar ke budhenya. Mamah selalu bilang, "gitu-gitu juga budhe mu kak, biarin aja lah suka-suka dia."

•••

Sore harinya, Kessya mengantar Kevin pergi ke Stasiun. "Kakak nyusulnya kapan?"

"Jum'at depan."

"Aku kira mau bareng ke Bandung nya."

"Ya enggak lah, aku kan juga harus ngajak sama ngampus."

"Nanti kalo disana kakak nginep dirumah temenku aja ya?"

"Loh kenapa?"

"Ya kan kost-an aku khusus cowok."

Kessya mengangguk-anggukkan kepalanya. Rencananya sih Jum'at ini, Kessya mau liburan ke Bandung.

"Ya udah aku berangkat ya kak, makasih udah anterin aku."

"Iya, hati-hati Vin."

Kessya pulang kerumah sehabis Isya karena ia mampir dulu kerumahnya Anya. Dirumah, Kessya tidak menemukan kebaradaan Arro. Kessya pergi kekamarnya dan mempersiapkan barang-barang yang akan ia gunakan besok untuk kekampus. Pagi dikampus, siangnya kesekolah. Kalo nggak ada jadwal ngajar, Kessya biasanya seharian dikampus atau dipabrik bantu karyawannya bungkusin paket.

"Darimana?" Tanya Kessya saat Arro masuk kekamar.

Arro hanya diam, membuat Kessya kesal.

"Udah makan?"

Lagi? Kessya dicuekkin. Dasar anak remaja labil!

Kessya berdiri dari duduknya lalu menghampiri Arro yang sedang melepas jaket kulit hitamnya. Semakin lama Kessya semakin mendekat.

"Kalau ditanya itu jawab Jafarro!"

"Hm."

Kessya mencium bau alkohol, fiks suami berondongnya ini mabuk.

"Kamu mabuk?! Hey!"

Cup.

Tidak! Kessya memukul-mukuli bahu Arro saat remaja delapan belas tahun itu menggerakkan bibirnya.

Duk.

"Arrgggh sakitttt!" Arro terjatuh memegangi bagian selatannya.

Kessya menutup mulutnya kaget dengan apa yang ia lakukan. Sumpah, Kessya nggak sengaja. Kessya refleks aja ngelakuinnya.

"Duh maaf-maaf, ayo aku bantu."

Kessya menuntun Arro agar duduk diranjang dengan hati-hati. Arro terus-terusan meringis membuat Kessya merasa bersalah.

"Maaf ya Arro, aku beneran nggak sengaja."

Kessya udah nggak tau mau gimana lagi, ia yakin sih kalau besok pasti Arro bakal marah. Atau mungkin Arro bakal bales perbuatan Kessya ini.

Karena Kessya nggak tau harus apa, jadi ia hanya diam melihat Arro yang meringis-ringis itu.

"Loh Kak kenapa? Kayaknya buru-buru banget?" Tanya mamah.

Kessya memang terburu-buru turun dari tangga untung saja ia tidak jatuh. "Aku mau kekampus mah."

"Tapi kan ini masih kam setengah enam."

"Aku mau kerumah temenku, ada urusan mendadak. Maaf ya mah, aku nggak bisa bantuin mamah masak."

"Iya nggak papa. Hati-hati ya kak."

Kessya bernafas lega saat sudah keluar dari rumahnya. Kessya melakukan ini karena ingin menghindari Arro. Ia benar-benar takut Arro melakukan hal yang sama seperti apa yang ia lakukan pada remaja itu.

Sebelum kekampus, Kessya mampir ketoko roti dekat spbu yang memang sudah buka. Toko ini toko langganan Kessya sejak awal ngampus bareng temen-temannya. Kalo nggak sempet sarapan ya pasti beli roti ditoko ini. Selain rasanya yang enak, harganya juga sangat cocok untuk mahasiswa. Sangat terjangkau.

"Kayak orang hilang banget aku dikampus sendirian."

Sebenarnya nggak benar-benar sendiri sih karena ada beberapa orang dikampus tapi ini masih pagi banget karena jadwal Kessya itu jam setengah delapan.

25 Maret 2023.

My Student My Husband | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang