(04) MSMH : Salah paham

194 19 1
                                    

Kalau suka vote, kalau tidak out!

Hari Sabtu, sekitar pukul satu siang rumah Kessya kedatangan tamu yaitu kakaknya sendiri. Kessya yang kebetulan tidak kekampus langsung memeluk kakak kandungnya itu.

"Aku kangen banget sama mas Ken!"

"Mas enggak," ucapnya sambil tertawa.

"Ish nyebelin deh."

"Mamah mana Kes?"

"Ada dikamar, bentar aku panggilin. Oh iya mas mau minum apa?"

"Kopi."

"Siap laksanakan."

Mamah dan mas Kenzo sudah duduk bersebelahan disofa ruang keluarga. Kessya datang dari arah dapur sambil membawa tiga gelas berisi kopi untuk mas nya dan teh untuk mamah dan dirinya. Tak lupa juga satu piring kue brownies coklat buatan Kessya.

"Kai pulang!"

"Eh ada mas Ken, mas apa kabar? Udah lama banget nggak kesini."

"Sehat dek, kamu sehat kan?"

"Seperti yang mas lihat. Kai kekamar dulu ya Mah, mas, kak."

"Mau kakak ambilin makanannya gak Kai?"

"Nggak usah, nanti Kai ambil sendiri aja."

Mas Kenzo mengeluarkan dua lembar uang warna merah dan memberikannya pada Kai.

"Buat jajan Kai."

"Makasih mas."

Setelah kepergian Kai, Kenzo langsung menatap mamahnya. Kessya melihat raut wajah kakaknya seperti banyak pikiran, entah apa yang dipikirkan kakaknya itu.

"Mas mau minta pendapat mamah, menurut mamah uang tabungan mas dan istri mas dipakai buat beli mobil atau tanah belakang rumah?"

Mamah tersenyum sambil mengusap bahu anak sulungnya.

"Menurut mamah, kamu beli apa yang paling kamu butuhkan. Saran mamah sih beli mobil dulu, anak kamu kembar nggak mungkin kan kamu kalo mau main kesini pake motor. Untuk sekarang masih oke lah karena anakmu masih kecil tapi lihat beberapa tahun lagi pasti susah, harus pakai dua motor."

Mas Kenzo mengangguk, sebenarnya dia memang ingin membeli mobil tapi mertuanya malah menyuruh membeli tanah dibelakang rumahnya. Mertuanya ingin rumahnya lebih besar dari yang sekarang.

Setelah meminta pendapat, mas Kenzo ngobrol-ngobrol sebentar lalu meminta izin pulang. Mas Kenzo menyempatkan memeluk Kessya, adik perempuan satu-satunya.

•••

Dimalam harinya, Kessya ada acara makan-makan bersama sahabat sma nya. Janjian pukul tujuh dan niat awal memang mau pulang pukul sepuluh tapi namanya juga perempuan mereka nggak cuma makan tapi juga belanja jadi Kessya pulang tengah malam. Dari ke-empat sahabatnya, hanya Kessya yang jomblo. Bahkan dua diantara mereka sudah ada yang menikah, tapi memang belum punya anak masih otw katanya.

Kessya sebenarnya takut berkendara tengah malam. Ia masih kebayang dengan kejadian saat akan dilecehkan oleh preman-preman.

Kessya berkendara sambil mendengarkan musik agar lebih rilex. Mata Kessya tidak sengaja melihat motor yang tidak asing baginya terparkir ditepi jalan. Karena ingin memastikan bahwa motor itu milik salah satu siswanya, Kessya memundurkan mobilnya.

Kessya keluar dari mobil, ia mendekati laki-laki berhoodie coklat yang sedang memeluk lututnya itu.

"Jafarro? Ini benar kamu?"

Laki-laki itu mengangkat kepalanya dengan mata terpejam, lalu dia membuka sedikit matanya untuk menatap wanita cantik didepannya.

Kessya menyentuh kedua tangan Arro, menyuruhnya agar berdiri. Setelah berdiri, Kessya menyingkirkan poni Arro yang sedikit menutupi matanya.

"Kamu kenapa dipinggir jalan Jafarro? Ini sudah tengah malam. Seharusnya kamu sudah tidur dirumah."

Jafarro tertawa pelan.

"Bu guru cantik," ucap Jafarro sambil mengusap ujung bibirnya.

Kessya yang baru saja menyadari ada yang berbeda dari anak muridnya ini langsung menjauh. Tapi baru saja mundur beberapa langkah, Jafarro menarik pinggangnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Kessya. Tidak hanya menempelkan, bibir Jafarro juga bergerak mengemuti bibir ibu gurunya itu.

Kehabisan nafas, Jafarro menghentikan ciuman itu. Dia tersenyum puas melihat bibir Kessya yang bengkak. Kessya baru tersadar dari syoknya saat Jafarro ingin menciumnya lagi. Kessya menoleh kesamping kanan dan membuat Jafarro mencium pipi kirinya.

"Kurang ajar kamu Jafarro! Itu first kiss saya!" Teriak Kessya.

Jafarro tidak mendengarkan ucapan Kessya, laki-laki itu malah mendekatkan dirinya pada wanita didepannya. Kessya mundur-mundur sampai punggungnya terbentur badan mobil.

"Jangan macam-macam kamu Jafarro!"

Jafarro sedikit menekuk kakinya, menyamakan tinggi dengan wanita didepannya. Setelah itu Jafarro memeluk Kessya erat membuat Kessya memekik kaget. Tidak hanya sampai disitu, Jafarro juga mulai kurang ajar karena dia menaruh wajahnya diantara payudara Kessya.

Kessya berontak dan memukuli punggung Jafarro. Tapi yang dilakukan Jafarro malah semakin mengeratkan pelukannya. Kessya kesakitan karena Jafarro terlalu menekan wajahnya.

"WOY! BERBUAT MESUM YA!"

Teriakan dari salah satu warga membuat Kessya panik dan menjauhkan wajah Jafarro. Tapi Jafarro yang memang dalam keadaan mabuk itu tidak mau menjauh darinya.

"Nggak pak, bapak semua salah paham. Saya tidak berbuat mesum."

"Tidak bagaimananya, lihat aja sendiri apa yang sedang kalian lakukan sekarang. Sudah bapak-bapak, kita nikahkan mereka sekarang juga. Dan kalian berdua cepat telpon orang tua masing-masing!"

Kessya yang takut langsung menuruti ucapan salah satu bapak tadi. Dan papahnya akan datang mungkin dua puluhan menit lagi. Kalau orang tuanya Jafarro sudah ditelpon salah satu bapak tadi.

Kessya terus menangis dibelakang tubuh papahnya. Saat ingin membantah tuduhan bapak-bapak itu, Kessya malah dimarahi dan membuat Kessya mau tidak mau harus diam.

"Kami akan menikahkan mereka tapi tidak sekarang karena anak saya sedang mabuk. Tapi saya janji besok siang anak saya dan perempuan itu akan menikah," ucap papanya Jafarro.

"Tidak bisa! Bapak ini pasti bohong kan?! Kalau sampai dua orang ini tidak menikah, desa kami kena sialnya!"

"Oke-oke, begini saja dua atau tiga orang dari kalian bisa datang keacaranya. Nanti akan saya kabari tempat dan jamnya, boleh saya minta nomor salah satu dari bapak?"

Papanya Jafarro mengangguk lalu membawa anaknya menuju mobil. Sebelum pergi papa Jafarro mengajak papah Kessya dan Kessya berbicara.

"Saya minta maaf atas kelakuan anak saya yang kurang ajar itu, pak, nak."

"Maaf sebelumnya, tapi saya dan Jafarro tidak melakukan hal itu."

"Kamu kenal Jafarro?" Kessya mengangguk pelan.

Papa Jafarro tersenyum lebar, "nak, kamu jelaskan saja besok ya. Dan saya boleh minta alamat rumah kamu nak?"

Kessya hanya diam, papahnya langsung memberi nomor dan alamat rumah mereka.

"Mau tidak mau, siap tidak siap, besok kalian akan dinikahkan."

Keesokan harinya, papanya Jafarro benar-benar datang bersama Jafarro, istri dan anak kecil laki-laki berusia sekitar tiga tahunan.

Jafarro yang tidak ingat kejadian semalam hanya menatap bingung saat melihat papanya bersalaman dengan papah dari ibu gurunya. Jafarro sedikit terpana, tidak sedikit sih tapi gengsi kalau harus mengakui dia terpana akan kecantikan ibu gurunya itu.

Dan dihari itu pula, Jafarro dan Kessya dinikahkan. Kessya tidak menyangka jika ia akan menikah dengan anak didiknya sendiri, begitupula dengan Jafarro, dia juga tidak pernah berfikir nikah muda apalagi nikahnya sama gurunya sendiri.

Pemalang, 2 Februari 2023


My Student My Husband | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang