(13) MSMH : Malioboro

139 16 3
                                    

Kalau suka vote, kalau tidak out!

Buat kalian yg org Jawa tolong benerin ya kalo ada kata-kata basa krama yg salah. Aku org Jawa asli tp gak bisa basa krama wkwk.

Keesokan harinya, Kessya menghabiskan waktunya hanya didalam rumah bersama bunda dan adik Arro, si Jio. Kessya mendapat banyak ilmu baru tentang memasak, mengurus rumah, sekaligus cara mengurus suami dan anak yang benar.

Sebenarnya mamah pernah sih nasehatin dan memberi tau Kessya tentang masalah rumah tangga tapi Kessya enggan mendengarkan karena mamahnya itu sering godain Kessya dan minta Kessya cepat-cepat punya anak.

"Bunda nggak maksa kamu punya anak, bunda tau kok kalau kamu masih melanjutkan S2. Kamu keren loh Kes, dulu bunda seumuran kamu masih jadi pengangguran. Bunda bahkan S1 aja nggak lulus."

"Beneran bun?" Kessya melihat raut wajah bunda mertuanya tampak sedih.

"Dulu bunda dipaksa orang tua ambil jurusan Hukum."

"Terus bunda nggak mau?" Bunda menggeleng.

"Bunda tetep masuk jurusan Hukum tapi cuma bertahan sampai semester tiga. Setelah itu bunda keluar, dan jadi pengangguran bertahun-tahun."

Tak sampai disitu, bunda juga cerita tentang bagaimana bunda bisa bertemu papa nya Arro dan memutuskan untuk menikah. Kessya sangat tersentuh mendengarnya, dan ia juga berpikir ingin memperbaiki hubungannya dengan Arro. Kessya harus bisa menerima Arro sebagai suaminya dan ia juga harus bisa membuat Arro jatuh cinta padanya.

"Bunda ada ide. Gimana kalau nanti malam kamu ajak Arro jalan-jalan ke Malioboro. Kamu mulai pendekatan dan buat Arro jatuh cinta, bahkan kalau bisa sih buat Arro sampai bucin sama kamu Kes."

Kessya terkekeh, "boleh juga tuh bun idenya."

Kessya sudah rapi, ia memakai dress motif bunga-bunga selutut berwarna hijau sage. Sneakers putih dan tas slempang dengan warna sama seperti sneakernya.

"Udah belum?" Tanya Arro.

Wajah Arro seperti tidak suka karena remaja itu sudah lumayan lama menunggu Kessya make up. "Udah."

Kessya melihat penampilan Arro dari atas sampai bawah. Remaja itu memakai kaos dipadukan dengan jaket kulit berwarna hitam dengan bawahan celana jins hitam dan sepatu putih. Tak lupa Arro memakai topi dan jam tangan hitam pula.

"Kenapa? Gak suka sama penampilan gue?"

Kessya menggeleng. Jujur saja ya, Arro sangat-sangat tampan kalau memakai baju hitam.

Mereka pergi menggunakan motor pespa hitam milik Arro. Motor ini baru beberapa bulan lalu Arro beli menggunakan uangnya sendiri. Sengaja sih, motor ini memang digunakan khusus kalau dia keliburan ke Yogjakarta.

Setelah memarkirkan motornya, Arro dan Kessya mulai berjalan menjelajahi jalan Malioboro. Ada banyak orang berdagang dan tak sedikit pula orang berlalu lalang.

Kessya berhenti sejenak, ia mengambil uang ditasnya lalu memberinya kepada pengamen jalanan. "Terimakasih kakak cantik."

Kessya tersenyum lalu langkahnya sedikit berlari untuk mengejar Arro.

"Tungguin."

"Lama, lo jalan apa ngesot sih!"

"Kamu tuh yang langkahnya lebar-lebar."

"Makanya tinggi!"

"Ih aku tinggi ya! Tinggiku 164 cm."

"Masih tinggian gue."

Kessya mengaitkan tangannya pada lengan kiri Arro. Ia sangat takut jika terpisah dengan Arro.

"Gak usah pegang-pegang!"

My Student My Husband | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang