Malam sudah semakin larut, tapi mata Yuju sulit untuk terpejam. Pikirannya tertuju pada Eunbi yang dia tinggalkan di perkebunan teh tadi siang. Bagaimana dia sekarang, apa dia sudah pulang, apa dia baik-baik saja. Itulah beberapa pertanyaan yang ada dalam otak Yuju.
"Jangan-jangan dia... ah... whatever!" Yuju tak peduli, dia mencoba memejamkan matanya.
Baru satu menit matanya terpejam, tiba-tiba ponselnya berdering. Dilihatnya di layar nama Yerin.
Ngapain dia telpon gue? Dengan malas Yuju mengangkat teleponnya.
"Yuju, Eunbi ada sama kamu gak?"
"Nggak." Jawab Yuju datar. Memangnya dia baby sister Eunbi.
"Nggak?!" Teriak Yerin. Seketika telinga Yuju terasa panas oleh teriakan gadis itu, dia menjauhkan ponselnya dari telinga. "Terus tadi kamu bawa dia kemana?"
"Kepo banget sih lo jadi orang. Gue tutup telponnya, males gue ngomong sama lo."
"Tunggu! Jangan ditutup dulu telponnya."
"Terus mau lo apa?"
"Eunbi belum pulang, tadi mamanya telpon..."
"Apa lo bilang?" Potong Yuju untuk meyakinkan apakah yang didengarnya itu benar atau hanya karena terlalu memikirkan Eunbi, jadi dia merasa tadi mendengar nama Eunbi disebut.
"Eunbi belum pulang, Ju."
"Eunbi belum pulang?" Yuju terhenyak, tubuhnya seketika menegang, seketika pikirannya kalut, dan jantungnya berdetak cepat. Tiba-tiba perasaan khawatir pada Eunbi menyeruak dalam dadanya.
"Halo... Ju! Yuju...! Yuju...!" Yerin terus memanggil Yuju yang tak kunjung menyahuti panggilannya.
Yuju tersadar. Dia menutup teleponnya tanpa memedulikan teriakan Yerin yang memanggilnya, dan langsung menyambar kunci mobil di atas nakas. Dengan kecepatan tinggi, dia menerobos hujan dan gelapnya malam ke tempat tadi dia meninggalkan Eunbi seorang diri.
"Maafin aku, Bi." Sesal Yuju menggumamkan kata maaf di sepanjang perjalanan.
Dengan berbekal senter, tekad, dan rasa sesal yang begitu dalam, Yuju mencari Eunbi ke atas bukit. Tak dia pedulikan jalanan becek dan licin, dan tak jarang dia terpeleset.
"Bi...! Bii...! Eunbi...! Kamu di mana?" Teriak Yuju memanggil Eunbi yang tak ada di tempat terakhir dia meninggalkannya.
Malam semakin pekat dan dingin menusuk kulit. Kini waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sudah hampir satu jam Yuju mencari keberadaan Eunbi, tapi gadis itu tak kujung ditemukan. Yuju semakin merasa bersalah. Sekarang dia takut kehilangan gadis yang mendesak masuk ke relung hatinya tersebut.
"Bi...! Bii...! Eunbi...!"
Di tengah rasa frustasi yang menderanya, tiba-tiba dari kejauhan Yuju melihat sesosok perempuan berbaju putih sedang duduk memeluk lututnya di bawah pohon pinus. Yuju arahkan senternya ke sosok itu. "Eunbi?!" Yuju berlari ke arah Eunbi. Perasaannya senang telah menemukan gadis itu.
"Maafin aku, Bi." Yuju berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Eunbi. "Maaf" Mata Yuju berkaca-kaca menyesali semua yang diperbuatnya. Dilihatnya keadaan Eunbi sungguh mengenaskan. Tubuhnya basah dan bajunya kotor karena percikan air tanah. Yuju membuka jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Eunbi yang menggigil kedinginan.
Perlahan gadis itu mengangkat wajahnya. Wajahnya pucat, rambutnya sudah acak-acakan, dan air matanya tumpah tanpa suara yang keluar. Yuju semakin merasa bersalah.
"Maafin aku...." Yuju mengacak rambutnya kasar.
Bukan cacian atau tamparan yang diberikan Eunbi karena telah meninggalkan dirinya di perkebunan yang sepi ini dan jauh dari rumah penduduk, tapi senyuman dan pelukan. Tubuh Yuju terdorong ke belakang karena pelukan Eunbi yang tak pernah dia sangka sebelumnya.
"Aku yakin kamu akan balik lagi ke sini." Lirih Eunbi dengan suara yang nyaris tak terdengar.
"Bodoh! Kalo aku gak dateng gimana?" Yuju semakin mengeratkan pelukannya. Air matanya jatuh untuk pertama kalinya.
"Karna kamu sayang aku, jadi kamu pasti dateng."
Yuju terperangah, tapi hanya sesaat. Mungkin benar apa yang dikatakan Eunbi kalau dirinya juga menyayangi gadis itu. Yuju menyeka air matanya dan tersenyum. Dia bahagia merasakan sesuatu yang menghangat di dalam hatinya. Yuju melepaskan pelukannya.
"Ayo kita pulang." Yuju menyuruh Eunbi untuk naik ke punggungnya.
"Dulu waktu aku masih kecil, kamu pernah nolongin aku. Saat pulang sekolah, aku diganggu sama anak-anak nakal. Aku nangis minta tolong, tiba-tiba kamu dateng pake sepeda dan langsung bawa aku pergi. Selama aku ada diboncengan, kamu banyak cerita tentang siapa kamu, sekolah kamu, hobi kamu, sampai binatang peliharaan juga kamu ceritain. Sejak saat itu aku udah suka kamu. Mungkin kamu udah lupa, tapi bagi aku, kenangan sehari bersama kamu itu sangat membekas di hati aku, dan aku selalu mengingatnya sepanjang hidup ini." Suara Eunbi semakin melemah. "Sesampainya di rumah, aku merengek minta pindah sekolah ke SD kamu, tapi sayang saat aku pindah ke sekolah kamu, kamu udah pindah ke Bandung."
Yuju mengingat kembali kenangan masa kecilnya saat dia di Tanggerang. Memang sewaktu masih kecil, dia pernah menolong seorang gadis kecil, tapi dia tidak menyangka jika gadis itu adalah Eunbi.
"Bi..." Panggil Yuju ketika tak terdengar lagi suara Eunbi. "Bi..." Kembali Yuju memanggil Eunbi, tapi tak ada sahutan. Yuju menyadari ada sesuatu yang salah dengan gadis itu. Tubuh Eunbi terasa panas, sepertinya gadis itu terkena demam. "Bii..." Sekali lagi Yuju memanggil Eunbi. "Eunbii...."
Yuju berlari membawa Eunbi yang tak sadarkan diri menuju mobilnya terparkir.
"Bertahanlah...." Tangan kiri Yuju terus menggenggam tangan Eunbi sementara tangan kanannya memegang kemudi.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gfriend OS & SS~[🥀]
ФанфикIni hanya sekedar cerita cinta pendek... Kisah romantis... Main Cast... => [GxG] => Kim Sojung [Sowon] => [Geben] => Jung Yerin [Yerin] => [K-Pop] => Jung Eunbi [Eunha] => [Rando...