Bab-1

135 4 0
                                    

HALO HALO!!


Ini Alixa lagi revisi, makanya sempat di-draft.

lanjut baca, jangan lupa Vomennya 🌻❣







Di suatu pagi yang cerah. Ada beberapa truk besar yang berhenti tepat di depan sebuah rumah. Rumah tersebut awalnya kosong, namun kini sepertinya akan ada penghuni baru yang mendiami rumah di sebuah komplek Hybe milik Papa Bear tersebut.

"Rin, berat," keluh Aeri manja ke pada sang adik kembarnya. "Ih, apaan? Padahal kamu bisa angkat galon, tapi minta bantuin angkat kardus yang isinya cuma novel-novel," sindir Aerin tak berkelas. Aeri hanya cemberut, tetap mengangkat kotak kardus sendirian. Namanya juga manja, masa nggak boleh?

Namanya Aeri dan Aerin. Dua saudari kembar yang baru saja pindah ke komplek yang katanya paling bagus. Katanya, sih....

Tapi nggak buruk juga, tuh. Rumah-rumahnya besar-besar. Sesuai ekspetasi mereka. Walau lingkup kompleknya terbilang tidak besar juga.

Namun mereka tidak tau saja. Jika komplek yang akan mereka tinggali bersebelahan dengan beberapa komplek yang lain.

💟💟💟

"Bang, woi, Bang Rehan," panggil Jafar dari luar rumah. Sang Abang yang namanya dipanggil pun bangkit dengan malas dari posisi rebahannya, "Paan? Ganggu gue aja lu." Rehan kembali rebahan di atas sofa ruang tamunya.

"Ada tetangga baru, di komplek Hybe."

"Bodo," balas Rehan sarkastik. Dia mah mana peduli.

"Mereka cewek, Bang."

Ngeeengg'

Dengan sekejap mata, Rehan bergegas begitu saja. Meninggalkan Jafar yang kelimpungan mencari keberadaan abangnya tadi. "Lah, kalau cewek baru ngegas," gerutunya kesal.

"Kenapa, dek?" Arjun, sang duda sekaligus ayah dari dua kakak beradik itu bergegas ke ruang tamu setelah mendengar Jafar dan Rehan berisik tadi. "Oh, ada penghuni rumah baru di komplek sebelah. Bang Rehan udah ke sana duluan."

"Oh, ya udah. Ayo kita nyusul," ajak sang ayah. Jafar mengangguk semangat. Keluar rumah menuju komplek sebelah.

💟💟💟

"Hehhh, jangan banyak santai, dong! Ayo cepet! Kenapa kalian lelet banget? Tetangga barunya udah nungguin kalian yang kayak siput ini!" Bunda Bibin bertolak pinggang. Matanya menatap nyalang ke arah suami juga dua anak lelakinya. "Sabar atuh, Bun. Juwan masih beol tadi." Juwan beralasan.

"Bunda tidak menerima alasan! Dandan yang cakep juga. Yang pindah cewek, lho." Bunda Bibin berbisik menggoda. Suwan–sang anak sulung hanya berdecak kesal. Ada-ada saja bundanya ini.

Di sisi lain. Rehan mengintip rumah yang akan dihuni oleh keluarga baru tersebut dari balik tembok. Dia naik kotak kayu dulu biar kelihatan. Soalnya temboknya tinggi.

"Anjr, imut banget si cewek rambut item panjang itu." Yang dimaksud Rehan itu Aeri.

"Iya, bang. Tipe gue juga."

"Astaghfirullah, setan merah! Bikin gue kaget aja lu, cil," caci Rehan spontan. Jafar hanya cengar-cengir di samping abangnya. "Sorry, bang. Abisnya imut banget itu," ujarnya lagi.

"Hayo, ngapain kalian ngintip dari tembok? Mending datengin langsung. Ada Juwan juga tuh." Arjun berkacak pinggang melihat kelakuan kedua anaknya.

Mereka pun turun dari kotak katu. Keluar dari balik tembok untuk menyapa orang baru karena suruhan ayahnya.

"Selamat pagi, eh, ada keluarga Pak Arjun juga." Bunda Bibin senyum-senyum ketika lihat duda anak dua itu berjalan ke arah satu tujuan yang sama. Pak Juki sekaligus suaminya dari tadi memandang sinis. Takut-takut banting setir istrinya.

"Pagi juga, keluarganya Pak Juki. Kalian juga mau nyapa tetangga baru?"

"Hehe, iya nih. Mau nyapa, baru-baru ini soalnya ada yang pindah. Cewek yang pindah ternyata. Kayaknya bakal satu sekolah sama anak-anak kita juga, deh. Secara kan sekolah di dekat sini cuma satu."

Rehan dan Jafar sudah hore-hore di belakang Arjun.

Setelah berbincang lama di depan rumah baru tetangga komplek sebelah pun, mereka tiba di depan pintu. Mengetuk pintu berbahan kayu jati tersebut.

Tok Tok Tok'

"Iya, sebentar." Suara lembut mengalun dari dalam rumah. "Eh, iya. Ada apa, ya?" Tanya Aeri setelah setelah membukakan pintu. Aerin bersembunyi di balik tubuh kakaknya.

"Halo, kami tetangga dari komplek sebelah. Saya Bibin, dari komplek JYP. Kemudian ini Bapak Arjun dari komplek SM. Ini keluarga kami, salam kenal." Bibin membungkuk disusul yang lainnya.

"Duh, nggak perlu repot-repot, ayo masuk." Aeri lebih dulu mempersilakan tamunya masuk. "Maaf, rumahnya masih sedikit kotor, kita tadi baru aja beres bersih-bersih," ujar Aeri tidak enak. Bibin mengibaskan tangannya santai, "aduh, nduk. Nggak pa-pa atuh, baru aja datang juga."

Aeri dan Aerin menghidangkan beberapa makanan kecil untuk dua keluarga itu. Lalu berbincang tentang beberapa hal. Bahkan hal random sekali pun. Yang paling banyak bicara, sih. Bibin sama Aeri. Ekstrovert mode aktif, nih.

"Kalian kembar?" tanya Bibin ketika baru menyadari jika dua gadis pemilik rumah itu sepantaran, walau tidak terlalu mirip. "Iya, nih. Tante. Nggak seiras." Aeri menyahut. "Ih, kok Tante, sih? Bunda, dong." Bibin mengerling manja. Aeri dan Aerin pun hanya tersenyum.

"Udah, ya. Kita mau pulang, nanti mampir-mampir ya kalau lewat komplek kita."

"Iya, Tante–eh, Bunda. Tentu."

Ketika keluarga Bunda Bibin sudah balik. Keluarga Pak Arjun pun tetap menempel di tempat.

"Neng, minta nomor teleponnya dong," pinta Rehan menaikkan kedua alisnya menggoda. Aerin menatap sinis, sedangkan Aeri menujukkan sekepal tangannya di depan wajah Rehan. "Nih!"

Rehan bergidik ngeri. Serem juga anak kembar ini. "Bu-buat itu, kok. Dimasukkan ke grub anak-anak komplek," alasannya. Aeri ber-oh-ria. Ia memberikan ponsel genggamnya pada Rehan. Pak Arjun cuma bisa geleng-geleng kepala lihat kelakuan anak sulungnya.

"Makasih, neng. Nanti call aja kalau butuh, ya." Rehan mengedipkan satu matanya genit. Diikuti Jafar yang juga melakukan hal yang abangnya lakukan tadi.

"Ayahnya mereka ganteng, tuh. Bisa kali digaet," celetuk Aeri menyikut lengan Aerin. Gadis itu hanya mendengkus jenuh. Saudari kembarnya ini sangat suka sekali dengan duda tampan. Korban anak wattpad.

"Mandi, yuk. Bau asem kamu." Aerin mengapit batang hidungnya. Sengaja meledek kakak kembarnya. "Kurang ajar!"

Pagi menjelang suang itu pun sedikit ricuh karena dua anak kembar yang saling main ciprat air.












Makasih Sunfriends, jangan lupa Vomennya🧏🏼‍♀️💖

KOMPLEK SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang