Bab-13

5 1 0
                                    



Nggak cape-capenya ngingetin, Sunfriendss

Vote dan komennya ya sayang🌻💋










Aeri memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ia baru saja bertukar pesan dengan Jaka untuk janjian temu wawancara ke mereka. Untung saja katanya F4 juga sedang kumpul di rumahnya.

"Yosh, semangat." Aeri mengepalkan tangannya, kemudian mencangklong tas kecilnya. "Kak, Mau ke mana?" Aerin muncul di belakang kakaknya itu dengan sehelai handuk yang tergantung di lehernya.

"Mau ke rumah Kak Jaka buat tugas klub. Kamu jagain rumah, ya?" Aerin mengangguk setelah kakaknya itu berpesan.

Sesampainya di depan pintu rumah Mahardika tersebut. Aeri menarik napas panjang. Jantungnya berdegup kencang, karena dia masih takut untuk masuk ke dalam rumah yang katanya preman ini.

"Semoga nanti aku gak dimakan," gumam Aeri menyentuh dadanya.

"Dimakan siapa?"

Aeri tersentak kaget. Ia berbalik dan menciut ketika melihat Epul, kakak kedua Jaka. Aeri mulai bergetar. "E-err, a-anu."

"Kalo ngomong yang bener!"

Bahu Aeri kembali tersentak. Suaranya seperti tercekat di tenggorokan. "A-aku... aku... Mau ketemu Kak Jaka!" Aeri berteriak di akhir untuk mengeluarkan balasannya yang terasa seperti menyangkut di kerongkongan tadi.

Alis Epul terangkat, "Buat apa? Ada urusan apa lu sama adek gua?"

"T-tugas, Bang. Aku udah janjian sama Kak Jaka, kok." Aeri menunjukkan roomchat-nya dengan Jaka kepada Epul. Kening Epul mengerut sebelum akhirnya mengangguk. "Masuk."

Epul membuka pintu rumahnya. Aeri sempat tercengang beberapa saat melihat isi rumah keluarga Mahardika yang kelewat sangat mewah. Di matanya. Tidak tau di mata orang lain.

"Jaka masih pergi sama temennya. Lu duduk aja di sofa." Epul menunjuk sofa panjang di ruaang tamu dengan dagunya. Aeri mengambil duduk di sana. Kedua tangannya ia tumpukan di atas kedua pahanya.

Aeri menoleh ke kanan dan ke kiri melihat sekitar, seperti mencari sesuatu. Epul yang tau apa isi pikiran Aeri menyeletuk, "Bang Jono lagi kuliah sore. Cuma gue sekarang yang di rumah. Jaka entar lagi pulang."

Ia dibuat tersentak entah sudah ke berapa kalinya. Gimana, ya...orang yang ngajak dia ngobrol tuh orang yang mukanya serem.

"Gak usah minum, ya? Gue males ngasih jamuan ke tamu," ujar Epul sembari duduk di sofa single yang berhadap-hadapan dengan Aeri. Gadis itu hanya mengulas senyum kecil dan mengangguk, "Gapapa, Bang."

Alis Epul menukik, "Kak."

Aeri terdiam beberapa saat untuk mencerna apa maksud Epul barusan sebelum kembali berbicara. "Gapapa, Kak." Tak lupa kini Aeri tersenyum cerah seperti bunga matahari yang baru saja mekar.

Epul yang melihat itu tertegun. Ia memalingkan muka, sekiranya agar Aeri tak melihat wajahnya yang memerah. "Anjr, lucu banget," batinnya dalam hati.

Aeri cemberut saat melihat Epul memalingkan wajahnya. Dia kira, mungkin kakaknya Jaka satu ini tidak nyaman atau risih dengan keberadaannya. Gadis itu kembali diam dan hanya membuat ruangan semakin lengang dan canggung.

KOMPLEK SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang