Bab-9

5 1 0
                                    


Sunfriendss, hueee. Lama nggak ketemu ya? tenang tenang, Alixa bakal update buat kalian❤❤❤







Hari ini, jam pertama adalah jam olahraga. Aeri tertidur pulas di atas mejanya. Pagi ini dia hampir terlambat bangun karena semalam bergadang untuk menonton anime. Di jam-jam pertama pun dia sudah meletakkan kepalanya di atas meja dan tertidur.

Aeri membuka matanya pelan. Sayup-sayup ia mendengar beberapa suara yang saling bertabrakan.

"Dia harus dibangunin."

"Biarin aja, etdah."

Aeri mencoba berdiri tegap di kursinya. Ia mengusap-usap matanya yang masih berat dan melihat ke samping. "Ri...cky?" gumamnya. Pandangan Aeri yang awalnya melihat wajah Ricky pun kini turun pada dada telanjang Ricky, lengkap dengan perut kotak-kotaknya. Mata Aeri terbelalak. "A-apa ini?! kok kamu telanjang, ege?!"

Gadis itu kira hanya Ricky yang sedang bertelanjang dada. Saat dia melihat ke sekitar ruang kelasnya. Hanya diisi para siswa laki-laki yang sedang berganti pakaian. Aeri menutup hidungnya yang hendak mimisan melihat beberapa tubuh kekar dengan roti sobeknya itu. "Gila, gila, gila," gumam Aeri merutuki dirinya terlalu lemah melihat pemandangan indah ini.

"Dibilangin juga nggak usah dibangunin." Ricky menyentuh bahu Jafar. "Dih, orang dia bangun sendiri." Jafar menukik alis tak terima.

Aeri bangkit dari kursinya dengan sempoyongan. "Dasar dedemit, tau aja kelemahanku." Wajah Aeri memerah. Ia segera keluar kelas sembari memegang keningnya. "Masya allah. Badannya mereka bagus juga." Aeri tersenyum dengan wajah mesum sebelum akhirnya memukul kepalanya sendiri. "Apasih yang kupikirin? Aku bukan orang mesum!"

💟💟💟

Materi pembelajaran hari ini adalah permainan bola voli. Aeri dan Aerin membuat kelompok berisi lima anggota: Aeri, Aerin, Jafar, Ricky, dan Jeje.

Jeje adalah teman laki-laki mereka yang mempunyai darah Indonesia dan Amerika. Jeje memiliki tinggi yang hampir sama dengan Aerin. Pria bule itu teman dekat Jafar saat SD.

Aerin melempar bola voli dengan tenaga yang lemah. Hingga bola hanya memantul dan berhasil ditangkap Jafar dengan mudah. "Hap!" Jafar memasukkan bola voli ke dalam pakaian olahraganya. "Lihat, gaes. Gue hamil." Jafar menunjukkan bagian perutnya yang menggembung karena bola.

Aeri tertawa terpingkal-pingkal melihatnya. "Wahaha, berapa bulan tuh?"

"7 bulan, Sis." Jafar mengibaskan tangannya kemayu.

"Hamil di luar nikah si Jafar," sahut Ricky menunjuk pada perut bulatnya.

"Poor si Jafar, pregnant ditinggal his wife." Gaya berbicara dengan aksen barat dan bahasa yang dicampur-campur itu adalah ciri khas Jeje.

Jafar ikut tertawa sampai tubuhnya bergetar hingga membuat bola menggilinding ke bawah dan memantul-mantul di tanah.

"Udah lahiran aja anakmu." Aeri yang melihat itu melempar lelucon kembali.

"Wih, anaknya lahir premium."

"Prematur, stupid," balas Jeje pada Aerin.

"Wah, anjr. Bayi si Jafar udah punya bakat loncat-loncat aja!" Seru Ricky membuat seluruh teman-teman kelompoknya tertawa.

Jafar merangkul pundak Aeri dan membuat wajahnya pura-pura sedih. "Hiks, anak kita, Mah. Udah lahir aja."

Aeri tiba-tiba menganga dengan wajah pias dan memegang kepalanya. "Sial, aku masih pengangguran."

Semua teman-temannya itu kembali tertawa apalagi Jafar yang sudah terpingkal-pingkal.

Dari kejauhan, Toka melihat itu dengan mata memicing tidak suka. Gadis berdarah Thailand itu hanya mendengkus dan membuang muka. Lalu melangkah ke arah sudut lapangan lain sembari membawa bola.

Toka tak punya teman kelompok. Tidak ada yang memilihnya. Tentu saja, karena sikapnya yang cuek dan selalu bodoamat dengan sekitar. Namun hal itu tak mengganggu Toka. Ia justru berpikir akan berlatih sendiri dengan bola yang ia miliki.

Menurutnya, teman hanyalah lalat pengganggu yang merepotkan.

Toka memantul-mantulkan bola volinya dengan pandangan mengarah ke bawah. Pikirannya kosong. Jujur saja ia merasa kesepian. Namun rasa gengsinya lebih besar dari pada perasaannya sekarang.

"Sialan, jadi males gue." Toka melempar bola volinya sembarang arah. Tidak tau ke mana bola yang dia lempar mengarah.

"Duh!" Aeri meringis saat sebuah bola membentur kepala bagian belakangnya. Ia berbalik dan menemukan Toka yang sudah ia tebak jika gadis itu yang melempar. Aeri melangkah kesal hingga sudah tepat berada di hadapan Toka. "Maksudmu apa lempar-lempar?! Mau buat otakku geser gitu?!"

Toka berdecih, "Siapa suruh berdiri di sana."

Aeri semakin mendidih mendengar itu. "Hei, denger, ya! Lapangan ini bukan punya kamu! Kamu yang harusnya hati-hati!"

Gadis itu hanya mengedikkan bahu. Aeri semakin emosi melihatnya. "Mana minta maafmu?"

"Kenapa gue harus?" ingat, Toka itu gadis dengan harga diri yang besar, sebesar menara Pizza Italia.

Aeri melongo dibuatnya. Gadis berzodiak Aquarius itu hendak melangkah kembali dan memberi Toka pelajaran, sebelum Jafar dan Ricky menahan kedua lengannya. "Sudah, Ri, cukup." Ricky menahan tangan kiri Aeri. "Biarin, Ri. Hewan nggak boleh saling berantem."

"Maksudmu, Far?!" kini Aeri berbalik pada Jafar. Pemuda itu menelan ludahnya berat. "Duh, anu, maksud gue...."

"Oh, aku hewan gitu maksud kamu?" Aeri menggulung lengan pakaian olahraganya. Siap bertempur menghajar simpanse satu ini.

"A-ampun, kanjeng!" Jafar melarikan diri saat kini Aeri mengejarnya. Gadis itu sepertinya benar-benar tidak akan melepaskannya kali ini.

Jeje menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kedua temannya yang memang sudah sengklek.

"Kenapa mereka kejar-kejaran keliling lapangan?" Aerin membeo. Jeje mengangkat bahu, "Mau kosple Tom and Jerry kali mereka."

"Minumnya, Gan?" Ricky menawarkan kedua temannya botol air putih.

Jeje dan Aerin hanya melirik kecil botol minum yang tadi sudah Ricky teguk setengah.

"Nggak mau. Najis mugholadoh." Aerin memandang jijik.

"I so lazy buat cuci mulut gue with tanah and air flower seven rupa," tolak Jeje dengan gaya bahasa jakselnya lagi.

Sudut bibir Ricky berkedut kesal. Jika mereka Jafar, mungkin sudah Ricky pentung dengan botol yang ia genggam sekarang.





Next? vote dan komen dulu🌻

Jangan lupa share ke orang-orang terdekat kalian ya, saranghae❣

KOMPLEK SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang