Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-000-
Semenjak peristiwa dimana Jimin merampas sehelai amplop itu dari tangannya, Eunha menyadari ada sebuah keanehan yang berlaku tertuju pada lelaki Park itu. Meskipun seiring hari bertukar Jimin hanya bersikap biasa saja, tapi dapat Eunha tebak bahwa lelaki itu berusaha keras untuk terlihat santai terlebih saat bertemu empat mata dengannya.
Waktu tersisa lelaki itu juga kebelakangan ini lebih kerap diisi dengan berkurung di dalam kamar. Persis seorang remaja yang betah bermain di sosial media sampai-sampai tidak ingat makan minum.
"Apa ada sesuatu yang dibesar tersirat dibalik uang yang ketemukan waktu itu. Atau jangan-jangan..." Pikiran Eunha mulai memikirkan yang tidak-tidak tentang Jimin, tapi dalam detik yang sama Eunha sontak menepuk pelan wajahnya. Tidak mahu menimbulkan kesalahan fahaman kepada lelaki Park itu seperti yang ia lakukan sebelum ini.
"Baiklah...sepulangnya dia nanti, aku benar-benar harus bertanyakan hal ini padanya"
-000-
Disebabkan bilangan pelanggan yang lumayan ramai, hampir semua staff harus mengorbankan tulang tiga kerat mereka untuk bekerja lebih masa. Memandang malam ini malam minggu, jadi pasti ramai yang meluangkan waktu makan malam bersama ahli keluarga. Justeru itu mahu tak mahu Jimin harus nurut lantas tak adil jika hanya dirinya yang dibiarkan lolos pulang semata-mata dirinya dekat sang pemilik restoren.
Setelah tiba dirumah, Jimin memarkirkan motornya lalu bergerak masuk. "Aku pulang.." serunya menginginkan lampu ruang tamunya tidak dimatikan, maka bisa jadi Eunha lagi menunggunya pulang. Dan dugaannya benar, dari sini Jimin sudah bisa melihat sosok kekasih tercintanya kini tengah tertidur pulas di atas sofa.
Tanpa aba-aba Jimin lansung menghampirinya dan menghadiahkan sebuah kecupan ringan pada dahi wanita itu.
Chup~
"Kau sudah pulang?.." Suara kecupan Jimin berhasil menganggu tidur Eunha. Buktinya mata wanita itu kini pelan-pelan terbuka dan disaksikan tepat dimatanya sosok Jimin yang tengah menatap lekat ke arahnya.
