Chapter 19

185 20 15
                                    


- - - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awas Typo!!
Happy reading~



-000-


Park Jimin. Lelaki bertubuh munggil itu kini sedang bersandar pada sofa seraya menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan kanan miliknya. Tubuh penuh keringat sehingga rambutnya yang brantakan melambangkan jika Jimin benar-benar dalam kondisi penat pasca selesai jam kerja. Namun justru yang tengah dititik beratkan Jimin kala ini bukanlah rasa lelah yang menimpanya, melainkan alasan yang harus ia kemukakan pada Eunha selesai gadis itu mandi.

Jimin sungguhan tidak bermain mengabaikan janji gadis itu, cuman...entahlah. Jimin bahkan masih memikirkan sebab dirinya menerima cadangan Seulgi untuk menggantikan tarikhnya tepat malam esok, padahal jelas-jelas Eunha sudah lebih dulu menuntut janji dengannya. Kenapa akalmu bisa sedangkal ini, Wahai Park Jimin.

Selang 20 minit, Eunha selesai dari kegiatannya. Berbekal kaos tipis dan handuk yang membungkusi rambut panjangnya, Eunha duduk dengan posisi menyilangkan kaki tepat berhadapan dengan posisi duduk Jimin. Lalu manik matanya menatap lekat sosok Jimin yang masih kacau dengan pemikiran sendiri.

"Aku sudah mengakses waktu yang pas untuk berangkat supaya kita tidak kelewatan menyaksikannya. Dan ini.." Eunha memberikan Jimin sehelai poster yang memaparkan informasi lebih detail berkaitan pelaksanaan kembang api tersebut, berawal dari waktu dan tempoh kegiatannya berjalan...semuanya sudah tercatat di dalam poster itu.

Meski Jimin tahu hajat Eunha tidak akan kesampaian, tapi Jimin masih mengikur alurnya dan berusaha membaca poster tersebut hingga selesai sebelum akhirnya mengembalikan semula kepada Eunha.

Jimin mulai memasang ekpresi serius, disamping membenarkan posisi duduknya sehingga kedua tempurung lutut mereka mulus bertemu. Nafasnya ditarik panjang-panjang sebelum akhirnya mulut berbicara "Aku memang sudah mendapatkan keizinan dari majikanku untuk menuntut liburan pada hari esok" jelas Jimin ragu, apalagi saat menangkap wajah Eunha yang tampak serius menanggapi setiap dari kalimatnya.

Hold Me Tight ( Eunha & Jimin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang