Chapter 6

598 55 8
                                    

Awas Typo!!

Happy reading~
.
.

Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

~000~

Meski sudah sangat larut, tapi Jimin masih harus kembali rumahnya dan hal ini tentu saja hasil dari desakan ahjumannya. Karena Jimin memang berniat melantarkan wanita yang tak dikenalinya itu malam ini disebabkan rasa kesalnya yang masih tersisa.

Setibanya di depan rumah, ia bergegas memulas knop pintu tapi...tidak bisa,karena mungkin ada yang menguncinya dari dalam.

"Yak! wanita aneh,buka pintunya" pekiknya menyuruh Eunha segera membuka kunci nya. Bahkan ia masih kesal mengingatkan siapanya wanita itu sehingga berhak mengendalikan rumahnya.

Cukup lama Jimin memekik agar pintu terbuka,namun tak ada yang menyahut. Sehinggalah pada hujungnya kesabarannya memuncak.
Dengan lengan berototnya,dirinya mau tidak mau harus mengobrak pintu.

Jimin mencipta jarak sebelum tubuhnya akhirnya dihempaskan.
"1!..2!...333 Oommo!!!"

Kini sintuasi berbalik. Pintunya tak berhasik ditabrak tapi tubuhnya malah kesakitan hasil tersungkur dilantai dan ini semua berpunca dari Eunha yang mendadak membuka pintu tanpa menyeru terlebih dahulu.

"Kau kenapa?!...Apa akal warasmu sudah hilang" hardik Eunha, langsung membuatkan Jimin menatapnya tajam. Maniknya juga sempat mengimbas pakaian yang dikenakan Eunha.

"Memang siapa yang mengizinkanmu mengenakan piyama adikku"

"Memang piyama ini butuh izin?, ku kira ini kegunaan pelawat. Tapi mana ada pelawat yang mahu mampir ke rumah seperti ini" rahang Jimin kembali mengeras. Sungguh ia penasaran, lidah wanita itu tercipta daripada apa sehingga kata-kata pedas dengan mudah bisa disimpulkan.

"Apa kau sudah makan?"tanya Jimin berusaha tenang.

"Apa kau buta?. Tentu saja aku belum makan dengan isi kulkasmu yang sudah kosong total, bahkan tidak ada yang bisa ku cicipu, selain buah-buahanmu yang sudah tamat hayat ini." timpal Eunha dingin.

"Ini, buatmu" seru Jimin memberikan kantong plastik yang berisikan masakan ahjumannya yang dimasak lebih awal.

"Apa ini?!"

"Ini masakan ahjumanku. Tapi Aku tak tau tenggorokmu bisa menerimanya atau tidak" sindir Jimin langsung memberikan kotak plastik itu.

Eunha sejenak mengambilnya. Maniknya memandang ganjil kotak itu sehinggalah tanpa disangka...kotak itu justeru dilemparkan ke tanah begitu saja membuatkan Jimin melongo melihatnya.

Hold Me Tight ( Eunha & Jimin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang