Chapter 11

433 47 16
                                    

Happy reading ❤❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ❤❤❤

-000-

"Boleh.."

Jawapan lengkap singkat itu membuatkan matanya mengerjap berulang kali. Jemarinya bahkan mengoles kelopak matanya, Namun tak lama setelah itu senyumanya merekah, rasa girang tak terkendalikan di benaknya serta sorakan bahagian yang meruntuhkan segala jenis emosi yang ia punya.

"Ada apa denganmu Jim?..kau baik-baik saja?" tanya Seulgi heran melihat reaksi Jimin yang tak alami dimatanya. Menanggapi pertanyaan Seulgi, Jimin sontak menjaga keterampilannya. Imej keren nya tak seharusnya ia musnahkan hanya semata-mata rasa senang kini tengah memuncak.

"Aku baik-baik saja, cuman... aku senang kau akhirnya mahu menerima tawaranku setelah 5 tahun lalu saat kita masih smp aku pernah mengundangmu."
ujar Jimin membuatkan Seulgi yang menjadi lawan bicaranya hanya bisa tertawa kecil.

Lantaran waktu itu mereka masih menyandang gelaran siswa smp. Jadi serasa tidak pas menurut Seulgi jika dibiarkan anak seusia mereka bebas mengatur rencana tanpa pengawasan orang tua. Ditambah pula ia merupakan seorang siswa yang begitu giat dalam pelajaran, jadi tentu saja ajakan Jimin bisa ia tolak dengan mudahnya.

"Aku akan main ke patih asuhan untuk menjemputmu. Apa bisa?" tanya Jimin. ragu

"Tentu bisa..,aku akan menunggumu nanti malam"jawab Seulgi santai. Jimin mengangguk semangat sebagai respon lalu dengan penuh segera ia menghidupkan mesin motornya dan bergegas pulang. Sementara Seulgi hanya melihat kepergian pria itu disamping tawaan kecilnya tatkala merasa gemas dengan tingkah pria bermarga Park itu.

-000-

Disebabkan Jimin tidak langsung pulang setelah waktu kuliah tamat, pria itu kini kembali ke rumah agak sore. Namun Jimin tak mempermasalahkannya karena hari ini ia lolos dari jam kerja, sementara itu temu janjinya bersama Seulgi akan berlangsung sekitar jam 8 . Maka dalam waktu kini, dirinya bisa melengahkan waktu yang tersisa bagi merehatkan tubuhnya.

Setibanya dirumah, Jimin lantas memulas tombol pintu lalu melangkah masuk. Matanya hanya tersorot pada sofa yang empuk dan lembut itu buat ia hempaskan tubuhnya. Tengah disibukkan istirahat, matanya tak juga teralih dari melihat waktu pada ponselnya.

Terbukti jika seorang Park Jimin begitu menantikan detik tersebut... atau lebih layak disebut kencan pertamanya seumur hidup. Sehingga detik demi detik rasa kantuk mulai menyerangnya membuatkan matanya terbuai dan pada akhirnya terpejam.

Hampir genap 20 minit Jimin ketiduran, disamping belum ada petanda jika pria itu bakal terbangun dari tidur pulasnya.

bug!

"Arkk!! " Saking kagetnya Jimin kala dirinya tiba-tiba terbabas ke lantai. Sofa yang tempati barusan serasa didorong dan hasilnya menyebabkan ia terjatuh lumayan keras.

Hold Me Tight ( Eunha & Jimin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang