Chapter 14

350 40 25
                                    

Awas Typo!!

Happy reading~

Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



-000-

"Park Jimin!!"

"OMO!!" tangan yang menopang dagunya lansung terpeleset, terperanjat akan sentakan seseorang yang tiba-tiba menerpanya. Mata sipitnya menyorot tajam sosok tersebut yang ternyata adalah seorang Kim Mingyu, tak lain adalah antara teman dekatnya.

"Sejak kapan kau kemari!..apa kau tidak bisa menyapaku dengan cara lebih beretika." Bukannya mengaku salah, Mingyu malah menunjukkan ekspresi lugunya sembari sebelah matanya yang menyipit tanda kebingungan.

"Kapan aku kemari?...bukannya kita kesini barengan." Keadaan kini berbalik. Mingyu yang pada awalnya kebingungan kini berpindah pada Jimin yang justru menampilkan reaksi yang persis.

"Memang apa yang tengahkan kau imbas di pikiranmu sehingga hayat memorimu bisa sebatas ini"

Menanggapi kalimat Mingyu, Jimin sejenak membuang nafasnya. Ekspresinya berubah lesu disamping tangannya yang menakup area mulutnya disertakan hembusan nafas yang kembali ia lepaskan. Ekspresi wajah Jimin yang tak alami tentunya dapat ditafsirkan oleh Mingyu petanda pria itu benaran tengah dibebani sebuah malapetaka.

"Aku... Baik-baik saja" Cukup jelas jika Jimin masih berusaha menutupinya lantaran tidak mahu kekhilafan yang terlanjur ia lakukan itu diketahui orang lain.



Flash back

Di sisi pagi yang dingin disamping angin sepoi bahasa yang meniupi seisi desa, seorang Park Jimin kini terbangun dari tidurnya. Kesadarannya kembali lebih awal dari hari-hari biasanya padahal alami bagi Jimin untuk bangkit dari tidurnya setelah matahari terbit. Namun kali ini dalangnya adalah karena hawa dingin yang menghembusi sekitar tubuhnya menyebabkan dirinya tak kuat meski untuk melanjutkan tidurnya.

Matanya dengan perlahan terbuka. Dari arah pandang bawah, semakin ke atas dan kini terbuka sempurna.

"Eoh?...Eun-eun.. " Jimin tak menghabiskan kalimatnya. Shock berat menimpanya kala ini disaat melihat wajah cantik Eunha yang mulus menjelma di depannya dengan jarak yang tersisa beberapa cm . Entah kaget atau takut ternodai, Jimin refleks menahan nafasnya supaya deru nafasnya tak terhembus pada wajah gadis itu.

Dengan waspada Jimin mengalihkan pandangannya serta berniat bangkit dari posisinya. Namun kegiatan tersekat alhasil baru sadar akan posisi tidurnya saat ini.

"Kapan posisiku terubah seperti ini" Jimin merutuki dirinya menanggapi posisi tidurnya yang pantas dibilang tidak sopan. Bagaimana tidak, alhasil sebelah kaki Eunha yang tengah tersepit di selangkangannya disamping sebelah tanganya yang... luar kendali memeluk seenaknya pinggang ramping Eunha.

Hold Me Tight ( Eunha & Jimin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang