Chapter 12

451 46 14
                                    

Awas Typo!!!

happy reading~

happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-000-

Akibat tidur terlalu larut, Eunha kini terbangun agak kesiangan. Tidurnya pertama kali terasa nyaman selama ia terjerat di dalam kasusnya ini, bahkan tak disangka rumah yang terlihat usang dan antik ini ternyata punya penghangat yang tak pernah ia peroleh kala menginap di kediaman milik Jimin.

Kaki mungilnya menyusur turun dari atas ranjang,berniat menyapa sang ahjuman dengan mesra dan sopan. Lebih tepat, di dalam tempoh satu malam dirinya beransur akrab alhasil keterampilan wanita paruh baya itu yang murah senyum dan keseringan mengiring kalimat yang positif.

Sempurna keluar dari kamar, matanya menerawang setiap sudut ruangan. Dan kebetulan jarak kamarnya dari ruang utama lumayan dekat, ia dapat menangkap dengan jelas keberadaan sebuah sosok yang terlihat bersandar pada sofa. Namun oleh karena hanya posisi belakang yang ditampilkan, Eunha harus maju buat memulai pembicaraannya.

"Selamat siang ahjuma...eoh?" sebelah alis Eunha terangkat tatkala bukan sosok ahjumma yang ia temukan, melainkan sosok Jimin yang menyebalkan.

"Sejak kapan dia kesini?!"

"Awas kau!"

Baru saja Eunha ingin menjahili pria bermata sipit itu sebagai pembalasan diatas perilaku pria itu tadi malam..

"Eunha, kamu sudah bangun" panggilan sang ahjumma sejenak menyangkal niatnya sekalian menyadarkan Jimin yang awalnya masih tertidur pulas.

"Kamu lapar, ahjumma sudah menyiapkan sarapan" seru sang Ahjumma dan dibalas dengan anggukan kecil oleh Eunha, lalu sorot matanya tertumpu pada Jimin.

"Bagaimana demammu?  sudah surut?" tanya ahjumma refleks membuatkan Eunha juga beralih menatap Jimin.

"Lumayan..Kalau begitu, aku pamit duluan" Jimin bangkit dengan tubuh yang bergetar, kemungkinan tenaganya masih tak berdaya menampung berat tubuhnya.

"Kenapa lekas sekali mahu pulang. Lagian kau masih sakit, bukan? Istirahat saja disini"

"Aku bisa mengandalkannya, lagian aku harus buruan ke kampus sebelum jam kuliahnya tiba" sanggah Jimin berusaha terlihat kukuh meski nyatanya ia sungguhan masih butuh istirahat buat mengembalikan kesegaran tubuhnya.

"Eunha" panggil Jimin sementara Eunha hanya berdehem sebagai sahutan.

"Ayo pulang denganku"

Jujur Eunha sebenarnya masih ingin menetap disini, bahkan untuk selamanya bersama wanita paruh baya itu. Namun melihat kondisi Jimin yang tampak parah membuatkan ia tak tega untuk memprotes.

"Terserah" jawabnya singkat namun mampu menimbulkan ekspresi bahagia di wajah pucat milik Jimin

"Terima kasih."





Hold Me Tight ( Eunha & Jimin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang