21. 4 Partai vs Badai

6 0 0
                                    

Angin berlari melintasi negeri yang

tenang di permukaan

Sejuknya udara berbanding terbalik dengan akan segera datangnya prahara

Yang akan membuat ketenangan dan kedamaian

Seakan musnah disaput badai prahara menerjang.


*


Tirta Nusa Mahardika negeri kuat yang terdapat banyak pendekar golongan putih sebagai patriot.

Pejuang negeri yang selalu melindungi kejayaanTirta Nusa Mahardika.


Ada empat partai besar yang melahirkan para pejuang dan pendekar.


Selama empat partai besar itu tidak ada masalah atau bentrok satu sama lain, kemungkinan negeri Tirta Nusa Mahardika akan aman dan damai.


Para dedengkot penjahat, tidak akan berani bertindak sembarangan menebar teror dan kejahatannya. Karena para pendekar inilah yang menjadi garda terdepan yang segera membabat tuntas benih kejahatan sebelum menjadi besar dan berbahaya.


Akibatnya, diam-diam para penjahat itu menyusun kekuatan untuk melakukan pembalasan nantinya. Mereka diam menunggu, sampai saatnya nanti akan tiba.

Pembalasan yang akan membuat, banjir darah di Tirta Nusa Mahardika yang semula tentram.


*


Gunung Perahu memanjang dari Tenggara ke Selatan negeri Tirta Nusa Mahardika. Wilayah yang menjadi kekuasan partai Pengemis.

Partai yang didirikan oleh Ki Munding Laya, yang lebih dikenal sebagai Dewa Pengemis dari Tenggara. Meskipun lahiriahnya adalah pengemis, namun mereka mempunyai jiwa-jiwa cinta tanah air atau patriot-patriot sejati.

Menjadi pembela negeri Tirta Nusa Mahardika di garda terdepan jika mendapat rongrongan dari dalam atau serangan dari luar yang tujuannya menggulingkan kerajaan dari tangan pewaris yang sah.


Turun-temurun partai pengemis melahirkan para patriot. Meski Ki Munding Laya sudah tidak aktif berkecimpung di dunia persilatan lagi karena mengundurkan diri. Namun wakilnya atau penggantinya kini, Ki Dedali Rombeng sebagai ketua Partai Pengemis tetap menjunjung tinggi wasiat dari pendahulunya.


Adapun, Ki Juru Sembilang adalah murid langsung dari Ki Munding Laya, yang memilih mengembara dari pada menduduki jabatan partai.

Ki Juru Sembilang orang bebas, tidak suka dikekang. Namun jiwa kependekaran dan kepatriotannya jangan ditanya.


Karena kelebihan inilah, Ki Juru Sembilang menjadi pewaris utama dari Ki Munding Laya, dan selanjutnya semua ilmu partai pengemis diwariskan kepada Lintang Soka.


Dari jalur hubungan inilah, kedekatan antara Partai Pengemis dengan Kerajaan Tirta Nusa Mahardika membuat Raja Airlingga Maeda memberikan tugas rahasia kepada Ki Juru Sembilang.


Berbekal tanda pengenal partai, Lintang Soka memulai tugasnya dengan mengunjungi " paman gurunya " Ki Dedali Rombeng.


*


Sementara di Semenanjung Laut Barat, di sepanjang pesisir adalah wilayah kekuasan dari Partai Pedang pimpinan Ki Yasheva Garda yang dikenal sebagai Raja Pedang dari Barat. Ilmu pedangnya yang membuat namanya berkibar di dunia persilatan. Partai ini tempat lahir pendekar pedang yang sepak terjang membuat nyali para penjahat menjadi ciut. Ki Yashea Garda masih keponakan jauh dari Raja Airlingga Maeda, sudah ditawari kekuasaan dan jabatan penting di Tirta Nusa Mahardika, namun semua tidak disanggupinya, karena Ki Yasheva lebih memilih hidup bebas dan senang berpetualang. Malang melintang sebagai raja Pedang, membela kebenaran dan keadilan.


Sebagai keponakan jauh raja, tidak beda dengan yang lain, jiwa patriot adalah jiwa kedua yang ada dihatinya selain jiwa kependekarannya.


*

Partai Teratai, adalah partai dari perguruan tangan kosong. Yang berada di wilayah Utara. Partai ini dipimpin oleh Bragas Chandala yang mempunyai aji pukulan sakti dikenal sebagai Tapak Teratai Sakti . Partai yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Para patriot yang rela membela negeri Tirta Nusa Mahardika.


*

Di wilayah Timur di Alas Gong Balung, terdapat perguruan terkenal yang dikenal sebagai Partai Tinju Api, dipimpin oleh Wrengga Laksa seorang pendekar merangkap sebagai patriot juga.


*


Empat partai utama, saling bahu membahu menegakkan kebenaran dan keadilan serta menjaga kejayaan negeri Tirta Nusa Mahardika.


Kapan pun waktunya, mereka siap berhadapan dengan siapa saja yang berseberangan haluan. Golongan hitam atau sesat penyebar angkara atau para pemburu kekuasaan yang tidak pernah memikirkan lagi jahat atau baiknya ambisi mereka.


Sebentar lagi badai akan datang, menghantam pondasi rasa percaya dan persahabatan. Mana yang benar, mana yang salah berada dipersimpangan jalan.


Dalam amukan badai dunia persilatan ini, Lintang Soka si Pengemis Buta akan memegang kukuh panji negeri Tirta Nusa Mahardika.


Bersambung

Lentera MautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang