Wajahnya tampan dan gagah. Rambutnya dipotong rapi dengan kumis tipis melengkung di atas sepasang bibirnya tertarik lengkung menyimpan senyum. Dagu kukuh ditopang leher tegak dan badan tinggi berotot.
Beda jauh dengan Sujiwo Api, yang kurus tinggi, rambut keriting, mata besar yang tajam, hidung besar, mulut lebar dan wajah pucatnya yang khas, jauh dari kata gagah dan tampan.
Wirang Api jika diperhatikan lebih teliti, ada kilatan aneh berpijar di sepasang matanya yang hitam kelam itu.
Sepasang mata itu akan berkilat terang jika melihat sosok wanita cantik di depannya.
Dan, karena kilatan cahaya itulah yang membuat ia terusir dari perguruan Teratai.
Ya, Wirang Bloko, adalah bekas murid andalan dari perguruan Teratai, hanya karena salah memilih sasaran saja ia bernasib sial seperti ini.
Semua, ini gara-gara Prajnaninda Suci, adik seperguruannya yang kebetulan anak Bragas Chandala guru dan sekaligus ketua Partai Teratai.
Sewaktu masih kecil Prajnaninda adalah adik seperguruan yang lincah, lucu dan sudah terlihat bibit kecantikannya. Kecantikannya menurun dari ibu gurunya, Shandranina Wuri.
Semula, Wirang Bloko adalah murid dan kakak perguruan yang baik. Tidak ada sedikit pun timbul perasaan tertariknya kepada Nyi Shandranina atau si kecil Prajnaninda.
Wirang telah digadang-gadang gurunya sebagai calon pendekar. Cerdas, rajin dan penurut sehingga ia selalu diandalkan oleh Bragas Chandala.
*
Seiring dengan berjalannya waktu Prajnaninda kecil berkembang menjadi remaja. Kecantikannya semakin menonjol.
Demikian juga ada perubahan yang terjadi terhadap diri Wirang Bloko.
Wirang Bloko selama ini ternyata menyimpan bara nafsu di dalam hatinya, semula tidak tampak, dan tersembunyi di lubuk hati yang paling dalam.
Hanya karena suatu peristiwa saja, Wirang Bloko bisa berubah menjadi srigala yang menakutkan bagi para wanita.
*
Peristiwa itu, adalah peristiwa yang membuat Wirang Bloko laksana gunung api yang meletus dan mengeluarkan lahar panas dan tidak akan pernah mati lagi terus bergolak setelah peristiwa itu.
Sebagai pendekar muda, ia sering turun gunung untuk menunaikan tugasnya sebagai pendekar. Darma pendekar yang membuatnya bertemu penjahat dan korbannya.
Semula biasa saja. Hajar atau bunuh penjahatnya, kemudian selamatkan korbannya.
Hingga suatu ketika ia " salah " menolong orang.
Seorang wanita muda cantik yang sedang dihajar dan disiksa seorang laki-laki.
Wirang tergerak rasa kependekarannya, tanpa menyelidik dulu, apa yang menjadi akar masalah peristiwa itu.
Dengan perasaan marah yang meluap melihat ketidakadilan seperti itu, dihajarnya laki-laki itu sampai terluka parah.
Laki-laki itu masih sempat minta ampun, sebelum wanita muda cantik itu malah membunuhnya dengan menusukan golok miliknya sendiri.
Wirang yang terkejut melihat itu, namun ia terlambat mencegahnya.
"Kenapa kau bunuh lelaki ini?" tanyanya penasaran dan sedikit marah.
"Pendekar... lelaki ini adalah suamiku. Suami yang jahat, yang selalu curiga, cemburuan dan suka menyiksa."
Betapa bingungnya hati Wirang mengetahui kenyataan itu. Ia sudah terperangkap di dalam masalah keluarga orang lain. Ia menyesal kenapa terlalu cepat turun tangan seperti ini.
"Tapi --- tapi... kenapa harus kau bunuh?" tanyanya kebingungan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Maut
БоевикLentera Merah menjadi tanda elmaut datang lebih cepat. Benarkah?