7. Lentera Maut Beraksi

151 5 0
                                    

Ruangan tamu yang luas terasa sempit

Kuduk meremang bau kemenyan

Suara lentera dan nyalanya membuat Sujiwo Bebek mati gaya

Atau malah akan mati sungguhan?

*

Lima lentera itu masih terus bergerak dan berjaga mematikan gerak Sujiwo Bebek.

Sinarnya yang cemerlang dan desing suara putarannya ternyata mengandung getaran tenaga dalam yang membuat jantung Sujiwo bergetar. Nafas sesak dan jantungnya berdetak melambat.

Sangat berbahaya!

Untuk mengantispasinya, Sujiwo Bebek bergerak mundur dua langkah, ditariknya nafas dalam-dalam, disalurkan tenaga dalamnya untuk memecah simpul-simpul tenaga dalam aneh yang muncul dari kelima lentera itu.

Setelah keadaannya lebih baik meski pucat wajah dan dingin bulu kuduknya, timbul penyesalannya. Tapi, apa lacur!

"Mengapa aku nyasar ke mari " batinnya gegetun dalam sesal.

Hanya demi pujaan hati Dumilah, peristiwa aneh seperti ini harus dia alami.

Tetapi semua sudah terlanjur bak nasi sudah menjadi bubur.

Maka, dengan menggertakan gigi, ditekankan ke dua kakinya ke atas lantai kamar tamu yang masih penuh aroma debu dan kemenyan.

"Hiyaaaattt... !" teriaknya menambah nyali dirinya yang hampir terbang.

Tubuhnya yang kerempeng melejit dua depa ke atas berusaha lolos dari kepungan lentera.

Namun apa lacur, lagi-lagi ke lima lentera itu secara serentak bergerak seperti dirinya, tetap mengunci pergerakan.

Aneh, kelima lentera itu seperti punya mata, dan bergerak dalam komando juga!

Tubuh Sujiwo Bebek masih mengawang di udara dan wajahnya yang tirus menjadi pias sekali. Hampir mati akal dirinya dibuatnya.

Sujiwo leletkan lidah. Ia menjadi gugup karena lima lentera itu selalu bergerak mengikuti ke mana arah dia bergerak.

Ruang geraknya semakin sempit dia harus mengambil keputusan untuk memperbaiki posisinya.

Sambil meloncat turun, Sujiwo Bebek menggebrak lantai marmer yang ada di bawah kakinya.

"Braakkk..."

Disusuli teriakan keras.

"Hiaaaa... Hiaaa... Hiaaa...," suara teriakannya mengawali gempuran yang dia lepas melalui kedua tangannya dengan Jurus Menangkap Merpati Menerjang Awan.

Tangan kanan memukul lentera di sebelah kanannya.

Tangan kiri menyampok lentera di sebelah kirinya, dalam satu gerakan, kecepatan yang dilakukannya sebat dan kilat.

Setelah melancarkan dua gerakan itu, dalam hitungan sesaat itu juga tubuhnya meliuk berputar dan melancarkan tendangan balik mengarah tiga lentera yang mengunci dirinya.

Angin pukulan, angin sampokan dan angin tendangan menderu mengarah sasaran masing-masing.

Namun apa yang terjadi?

Mencelos dan terkejut hati Sujiwo Bebek. kelima lentera itu seakan mempunyai mata dan mengerti silat.

Lentera itu bisa menghindari semua serangannya!

Sekarang Sujiwo Bebek jatuh dalam posisi kuda-kuda, nafasnya agak memburu, semua serangannya gagal.

"Mati, aku!" batinnya risau bersama munculnya keringat dingin lebih besar, sebesar biji jagung membasahi mukanya.

Kuduknya terus meremang, apalagi ketika terdengar suara.

"Ha... Ha... Ha... Sujiwo Bebek... mau menjual lagak di sini... Ha... Ha... Ha... ," suara tertawa besar dan ejekan yang menyeramkan.

Hanya ada suara tanpa sosoknya.

"Terima, ini... Hiaaa..!" suara itu menyeramkan dan bebarengan dengan perubahan situasi.

Lima lentera yang semula hanya mengurung dan kemudian menghindar karena dia serang.

Sekarang....

Berbalik menyerangnya!

Terbelalak mata Sujiwo Bebek yang semula sipit itu, tak ayal secara reflek dia melakukan perlawanan.

Lima lentera dalam melakukan serangan sangat rapi, dan yang membuat Sujiwo Bebek kecut hatinya. Di serang bisa menghindar, lebih runyamnya, mereka sekarang balas menyerang dengan formasi yang rapi dan sukar dipecahkan.

Panas lentera terasa bertambah menyengat!

Suara klenengan seperti suara penjemput kematian!

Sujiwo Bebek terjebak.

Selain harus menyerang dan menghindari serangan, dia juga harus melindungi sepasang mata dari terang lentera dan debar jantung dari klenengan atau lonceng lentera!

Apakah benar malam ini adalah malam terakhir bagi Sujiwo Bebek?

Lalu, siapakah suara dan tawa besar yang menyeramkan itu?

Apakah dia yang mengomandai Lima lentera Maut itu?


Bersambung....


Lentera MautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang