Suara kaki kuda terdengar jelas, menapaki jalanan yang berbatu. Semua sepi.
Rembulan menggayut manja di atas liukan rerumpunan bambu.
Sesekali angin mendesau mempermainkan bilah dan dedaunannya.Indah sebenarnya suara melodi alam malam itu, namun bagi si penakut, suara gesekan bilah pohon bambu terasa bagaikan suara lengkingan menyayat dari nereka layaknya.
Apalagi, ditambahi suara derap kaki kuda dan latar suara gesekan bambu terdengar tidak jauh dari tanah perkuburan.
Penunggang kuda adalah seorang tinggi kurus bermuka pucat. Pakaiannya serba hitam, memakai topi jerami lebar yang sengaja dipakai menutupi wajahnya.
Namun rembulan pucat itu masih sesekali menangkap wajahnya yang pucat dan matanya yang berkilat tajam.
Malam sepi begini, mengapa ia melewati perkuburan yang sepi?
Ah.... tiba-tiba ia menggenjotkan tubuhnya melambung ke atas jungkir balik dan melesat ke tengah perkuburan di antara bayangan rembulan yang timbul tenggelam.
Dan.... jatuh dalam posisi kuda-kuda tanpa suara.
Matanya yang berkilat menatap kuburan muda yang masih merah tanahnya belum kering benar.
Di papan nisan tertulis nama Sarikem. Tadi sore baru saja dikuburkan.Nampak seekor ayam hitam diikat dekat nisan sebagai penjaga makam Sarikem yang masih perawan. Biasanya dijaga sanak keluarganya juga. Untuk beberapa malam.
Tapi malam ini entah kemana, keluarga yang kebagian menjaga?
Tampak sebumbung kopi dingin tinggal segelas dan cemilan kering teronggok di dekat makam. Batang hidung mereka tidak terlihat satupun.
Apa yang ditakutkan mereka? Naga-naganya akan terjadi?
Untuk apa malam-malam seperti ini yang merupakan waktu yang pas untuk tidur bergelung selimut atau malah lelap dalam dekapan istri?
Si kurus pucat misterius malah mementang kaki di atas kuburan ini?
Benar....
Tiba-tiba tangan kanannya teracung. Selarik cahaya biru tipis keluar dari ujung telunjuknya, cepat, taktis membungkam mati, ayam jantan hitam polos penjaga makam yang terkejut melihat kedatangannya.
Tanpa berkelojat, ayam itu mati!
Cepat ia mengeluarkan sebuah besi seukuran dua ibu jari dan panjang sehasta dari balik bajunya.
Sedikit berjongkok dan dengan kecepatan gerak tangan yang luar biasa ia menggali tanah kuburan yang masih tampak merah basah.
Malam masih redup muram.
Sesekali terdengar lolongan anjing liar.
Menjadi latar belakang peristiwa yang menakutkan dan aneh.Tidak butuh waktu lama, lubang sudah tergali. besi yang dipakai untuk menggali menyentuh papan penutup.
Hanya dengan satu kali tarikan tangan, Papan itu terbuka paksa patah.
"Krek.... " suaranya mengejutkan tikus liar yang segera lari bersembunyi di semak belukar.Butuh nyali, keberanian dan kekuatan besar untuk membongkar kuburan.
Dan, itu ternyata sangat mudah dilakukan oleh si Kurus Pucat.Lalu, dia dengan cepat melepas tali pocong mayat, menyobek sedikit kain kafannya dan mengambil gelu atau bulatan tanah pengganjal mayat. Kemudian berdiri berbalik dan melesat terbang menuju kudanya yang ada di samping pohon beringin besar.
Terbang melayang ke kuburan, menggali, mengambil tiga barang. Berbalik terbang kembali, hanya butuh sepeminuman teh saja.
Kemudian bergegas menekan perut kuda dan mencongklang pergi ke arah ia tadi datang.
Hiih... untuk apa ia lakukan semua itu?
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Maut
ActionLentera Merah menjadi tanda elmaut datang lebih cepat. Benarkah?