Sujiwo Bebek sudah malang melintang lama di dunia kejahatan. Baik sebagai maling ataupun pembongkar makam perawan.
Ilmunya tidaklah rendah. Dia menguasai ilmu silat dan ilmu ringan tubuh yang membuat bebas melakukan aksi.
Tidak pernah tertangkap.
Tidak ada yang bisa mengalahkan.
Dia tidak pernah gagal sekalipun melakukan kejahatan.
Namun kali ini.
Di malam naas ini.
Di rumah tua ini.
Dia harus menjadi pecundang!
Bukan kalah sama jagoan yang sakti. Tapi kalah dengan benda mati yaitu lima buah lentera maut itu. Ee... Benda mati yang bisa bergerak seperti hidup.
Apalah jadinya jika malam ini dia tidak bisa menyelesaikan keanehan ini?
Seluruh dunia pasti akan menertawakannya.
Sujiwo Bebek seorang peternak bebek sukses, ditemukan mati terbakar di sebuah rumah mewah yang aneh!
Mau mencuri? Pasti semua orang yang mengenalnya pasti tidak percaya.
"Aaahh!" batinnya kalut. Membuat pikirannya mengacau ke mana-mana. Akibatnya konsentrasinya semakin terganggu.
Serangan lentera panas maut itu semakin gencar. Menyerang ke arah tempat-tempat berbahaya di seluruh bagian tubuhnya.
Sujiwo Bebek kalang kabut menangkis, menyampok, menghindar. Terkadang dia harus meloncat tinggi, menggelinding, berguling demi menghindar serangan lentera yang semakin ganas.
Serangan lentera bukan semakin berkurang kecepatannya, malah kian bertambah.
Sujiwo Bebek merasa nafasnya memburu. Dia kedodoran nafas melayani " musuh " yang tidak sewajarnya.
Pakaiannya beberapa bagian sudah terbakar oleh panas api lentera.
Anggota tubuhnya juga sudah lecet, memar, bahkan terjilat api.
Keadaannya mengenaskan dan sungguh berbahaya!
Hingga suatu ketika, saat kelima lentera meluruk cepat ke arahnya dan posisinya sudah terjepit dinding tidak bisa mengelak lagi.
Sujiwo Bebek mengambil keputusan untuk berusaha memecahkan formasi lentera dengan pukulan atau tendangannya sebelum dia benar-benar mati langkah dan menerima kerugian.
Dia membangkitkan semangatnya kembali, dirapalnya ajian Trenggiling Besi yang membuat tangan dan kakinya mempunyai kekuatan seribu kati beratnya.
"Hiaaaaaa...,"gembornya keras mengawali jurusnya.
Bukannya surut, lentera itu masih terus melabrak yang mengakibatkan serangan Sujiwo Bebek putus di tengah jalan.
Belum hilang rasa terkejutnya terdengar teriakan menyeramkan kembali muncul bersama bergeraknya sebuah bayangan hitam tinggi besar meluncur cepat ke arahnya.
"Hhhhhuuuuuaaaaaah... terimalah ini!"
"Buaghhhh.... Buaaaghhh... Bughhh... Aaaaa !"
Suara pukulan beruntun menghajar tubuh Sujiwo Bebek yang lengah karena semua konsentrasi dicurahkan kepada serangan Lentera Maut, dan membuat tubuh kurusnya melayang menghantam dinding ruang tamu itu.
Hanya sebuah bayangan hitam yang muncul dan secepat tarikan nafas melepaskan pukulan tiga kali berturutan ternyata mampu membuat Sujiwo Bebek terpental dan kemudian terkapar diam.
Pingsan atau matikah?
Sujiwo Bebek bukan penjahat kacangan, bukan?
Tapi lawannya lebih tinggi ilmu kesaktiannya. Hingga sekali gebrak saja, Sujiwo Bebek jadi pecundang!
Tergeletak diam di sudut ruang tamu diterangi lima lentera maut yang masih tetap berputar, mengawasinya.
"Hahahahaha... !"
Suara tawa itu menggema memenuhi rumah mewah aneh itu.
Bahkan terdengar menerobos malam yang sepi di luar.
Membuat terkejutnya binatang malam yang sedang lewat di sana.
Akhir dari Episode Pertama.
Benarkah Sujiwo Bebek tamat riwayatnya?
Lalu, apa motif bayangan tinggi besar yang mengendalikan Lentera Maut menyerang Sujiwo Bebek?
Bersambung....
Ikuti terus kisah ini, akan ada tokoh baru yang bermunculan. Ada Ki Sembilang, Lintang Soka dan yang lain-lain nya.
lanjut Episode Kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Maut
ActionLentera Merah menjadi tanda elmaut datang lebih cepat. Benarkah?