Suasana yang semula tegang dan membahayakan menjadi cair sudah. Jiwa Sujiwo Bebek luput dari genggaman elmaut.
Codet Api dan semua yang hadir tidak pernah menyangka, bahwa junjungannya yang biasa misterius, kejam tanpa ampun, kini bisa berbuat konyol seperti itu.
"Kelonyolan yang mengerikan," batinnya bergedik.
"Hi... Hi... Hi... Hi... Duk... Duk...."
Suara tawa renyah, namun makin lama makin terdengar mengerikan, ditingkahi suara ujung meja yang dipukul berirama.
Semakin membuat yang hadir menjadi heran dan bertanya-tanya. Melihat prilaku yang ganjil dari junjungannya, seperti seorang anak kecil yang mendapatkan main baru, yang menyenangkan hatinya.
Drugmo Agni terus bertingkah aneh seperti itu, mukanya yang semula tanpa ekspresi meskipun ia tertawa kini berubah drastis. Wajahnya bergerak dan mulutnya terbuka lebar mengeluarkan tawa kikikan.
"Hi... Hi... Hik... Sujiwo Bebek... nama yang lucu... orangnya juga lucu. Hik... Hik... Hik...."
Semua diam, hanya Sujiwo Bebek yang memberikan respon dengan wajah kebingungan dan tanpa sadarnya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Bingung dan penasaran memenuhi pikirannya. Kelakuan Drugmo Agni ketua Lentera Merah yang diluar dugaan, bukan seram menakutkan akan tetapi malah terlihat konyol, semua itu gara-gara hanya karena namanya yang lucu. Atau ada sebab lain? Karena secara samar terbit warna merah muda di kedua pipinya. Dan sorot matanyapun semakin terang!
"Sujiwo Bebek, kamu tidak jadi mati. Kamu mengingatkan aku akan hewan peliharaanku waktu kecil."
"Kamu hidup dan jadi anak buahku. Atau menolak dan mati! Bagaimana, jawabanmu?"
Tanpa ba-bi-bu langsung ke pokok persoalan, Drugmo Agni memberikan dua pilihan bagi Sujiwo Bebek. Pilihan sama-sama tidak menyenangkan.
"Setuju jadi anggota Lentara Merah berarti selamat hidupnya dan ia jadi orang suruhan yang tidak menyenangkan atau
Menolak jadi anggota Lentera Merah berarti tamat hidupnya sampai di sini." batinnya cepat berhitung.
Sebenarnya, ia ingin malang-melintang seperti kemarin, menjadi maling, bebas sebebasnya, namun jika mengingat kesaktian Codet Api yang sudah berada di atas kesaktiannya. Dapat dibayangkan bagaimana kesaktian pemimpinnya si Drugmo Agni ini.
Sujiwo Bebek orangnya cerdik, dengan cepat ia sudah mengambil keputusan.
"Siapa tahu, ia akan menerima keuntungan dengan bergabung di sini."
Tanpa memberikan jawaban, Sujiwo Bebek menganggukan kepalanya dengan tegas dan anggukan itu sudah cukup bagi Drugmo Agni.
"Sujiwo Bebek, mulai saat ini kamu jadi anggota Perkumpulan Lentera Merah. Kamu harus berlatih ilmu andalan perkumpulan ini yaitu Tebar Lentera Mencabut Nyawa bersama Wirang Bloko, anggota baru juga."
"Codet Api bawa mereka berdua dan latih secepatnya. Aku butuh waktu hanya seminggu, mereka berdua harus mampu menguasai ilmu itu."
"Kalau mereka gagal menguasai, berarti mereka tidak layak menjadi anggota Lentera Merah, dan bunuhlah mereka!"
Selesai bicara begitu, tanpa tanda atau sedikit terbaca gerakannya, Drugmo Agni lenyap dari ruangan itu.
Hanya terlihat bayangan merah berkelebat melayang menjauh dan meninggalkan sisa wangi bunga melati saja.
Sujiwo Bebek melihat itu meleletkan lidah takjub, Drugmo Agni ternyata mempunyai ilmu ringan tubuh yang hebat.
*
Besok paginya, Sujiwo Bebek dan Wirang Bloko dilatih ilmu andalan perkumpulan Lentera Merah oleh Codet Api.
Karena mereka berdua telah mempunyai dasar ilmu silat yang cukup tinggi, maka tidaklah terlalu sulit bagi Codet Api melatihnya dengan cepat.
*
Waktu seminggu adalah waktu yang cepat, namun seminggu itu pun sudah cukup bagi Sujiwo Bebek dan Wirang Bloko menguasai dasar jurus Tebar Lentera Mencabut Nyawa. Hanya tinggal penyempurnaan dan memperdalam tenaga dalam saja.
Saat Drugmo Agni menemui mereka berdua. Mereka berdua telah siap dan lulus menjadi anggota perkumpulan Lentera Merah.
Drugmo Agni mengangguk-angguk puas.
"Namamu sekarang adalah Sujiwo Api dan Wirang Api. Aku punya tugas khusus buat kalian berdua."
"Sebelumnya, Wirang Api tolong ajari Sujiwo Api ilmu andalan bekas partaimu dulu, ilmu Teratai Terbang Nyawa Hilang."
"Waktu seminggu aku rasa cukup, berlatihlah kalian berdua sekalian menyempurnakan ilmu Tebar Lentera Mencabut Nyawa."
"Codet Api, awasi mereka berdua berlatih."
Dan, sekali lagi tanpa tanda, Drugmo Agni berkelebat cepat menjadi bayangan merah dan lenyap hanya meninggalkan wangi melati di udara.
Mampukah Sujiwo Api dan Wirang Api menguasai ilmu andalan perkumpulannya dengan sempurna?
Mampukah Sujiwo Api menguasai ilmu milik Wirang Api juga?
Lalu, untuk apa, ilmu-ilmu kesaktian itu?
Apakah rencana Drugmo Agni melakukan itu?
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Maut
ActionLentera Merah menjadi tanda elmaut datang lebih cepat. Benarkah?