07

385 51 14
                                    

📍BALI

Kalya dan Wenda sampai di Bali dan langsung menuju ke hotel untuk beristirahat.

Kalya merebahkan tubuhnya, merentangkan kedua tangan dan kakinya seolah ranjang ini hanyalah miliknya. Wenda sampai berdecak kesal melihatnya, lalu menarik kaki —pendek Kalya untuk menggeser tubuh mungil sahabatnya supaya ia juga bisa ikut berbaring di ranjang.

"Hey dear, gimana kalau nanti malam kita clubbing? Kali aja kamu bisa one night stand hahah!" Wenda mengedipkan sebelah matanya, menggoda Kalya yang menatapnya dengan malas.

"Aku masih berstatus istri orang, kalau kamu lupa!"

Mengibaskan tangannya di udara, Wenda berujar dengan santai, "Yatha gak bakalan tau deh! Sebagai sahabat yang baik, aku akan tutup mulut!"

"Emang ya, kalau urusan maksiat, kamu paling lajuuuu!"

"Hahaha! Yuk tidur dulu, biar ada energi untuk joget-joget nanti malem."

Kalya mendengus malas, sementara Wenda sudah menarik selimut dan membenamkan tubuhnya dalam benda putih itu dengan nyaman.

Kadang Kalya heran, kok bisa dia awet sahabatan sama manusia sejenis Wenda? Kelakuannya itu loh, kadang seperti malaikat, kadang juga seperti setan. Syukur Wenda ini cantik, jadi kelakuannya ketutup sama label 'good looking'.

***

📍 Jakarta

Yatha duduk termenung di ruang kerjanya, terdengar helaan napas berat lolos dari bibirnya.

Dirinya tidak dapat fokus pada pekerjaan hari ini. Pikirannya terus tertuju pada Nayyola.

Apa yang harus ia lakukan pada gadis itu?

Tidak mungkin dirinya langsung melakukan skin to skin pada Nayyola. Dia ini bukanlah seorang pria mesum.

Yatha menggeram kesal sambil mengacak surai hitamnya.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Suara Bagas terdengar, membuat Yatha mengarahkan tatapan tajamnya pada sekertarisnya itu.

"Ck, siapa yang menyuruhmu masuk?" Yatha bersuara dengan nada dingin.

Bagas terkekeh kecil mendengarnya. "Ini jam makan siang, kamu bukanlah atasanku saat ini."

"Peraturan dari mana itu?"

"Aku yang membuatnya." Bagas tersenyum miring, lalu duduk di hadapan Yatha sambil menyilangkan kakinya. "Apa yang mengganggu pikiranmu?"

Yatha kembali menghela napas berat. Sepertinya, ia membutuhkan teman untuk berbagi dan bertukar pikiran. Tapi apakah Bagas ini orang yang tepat?

Yatha membasahi bibir bawahnya, kemudian memandang serius wajah Bagas.

"Ini rahasia, apa kamu bisa dipercaya?"

"Aku bahkan sudah bekerja denganmu selama lima tahun!"

"Benar juga," Yatha membenarkan ucapan Bagas. Namun tetap saja ia merasa ragu untuk berbagi masalahnya.

Yatha bisa mati muda jika terus memikirkan jalan keluar untuk masalahnya dan tidak tau apa yang harus ia lakukan.

"Aku..." Yatha menggantungkan kalimatnya, membuat Bagas menatapnya dengan penasaran. "Baru saja menikahi seorang gadis muda," lanjutnya yang sukses membuat Bagas melebarkan kedua mata sipitnya.

"SIALAN! BERANINYA KAMU BERSELINGKUH DENGAN GADIS MUDA? KALYA ITU KURANG CANTIK APA SIH??" Bagas terlonjak ditempatnya.

Pria bermata segaris itu benar-benar tidak habis pikir dengan Yatha yang tega menduakan wanita secantik dan sesabar Kalya.

✔️ HEAVYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang