21

369 49 64
                                    

Kalya membuka pintu rumah, lalu melangkah masuk dengan santai menuju kamarnya. Kalya terdiam di depan pintu kamarnya saat melihat keadaan kamar yang berantakan. Yatha terlelap di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Dari arah kamar mandi, Kalya mendengar suara air yang menyala.

Pintu kamar mandi terbuka, Nayyola muncul disana dengan mata sembab dalam balutan bathrobe merah muda miliknya.

"Mbak Kalya..." panggilnya dengan suara bergetar. Dia melangkah tertartih menghampiri Kalya yang hanya diam menatapnya. "Tolong aku... darahnya... tidak mau berhenti." Nayyola meremas perutnya yang terasa sakit.

Setetes darah mengalir di kaki Nayyola. Kalya memekik terkejut, lalu mendekati Nayyola yang hampir terjatuh karena kehilangan kesadaran.

"Yatha! Yatha bangun!!!" Kalya berteriak histeris, dia duduk di lantai sambil memangku kepala Nayyola.

Mendengar jeritan yang memekakan telinga, Yatha membuka matanya dan menoleh ke arah sumber suara.

"Yatha cepat! Nayyola, dia berdarah sialan!"

Yatha langsung beranjak duduk, mencari-cari celananya dan langsung memakainya dengan tergesa.

"Dia kenapa?"

"Aku yang seharusnya bertanya sama kamu! Kamu apakan Nayyola semalam? Dia pendarahan!"

"Sial!" Yatha mengangkat tubuh Nayyola, menggendongnya keluar dari kamar dan diikuti oleh Kalya.

"Ambil kunci mobil, kita ke rumah sakit sekarang." Yatha berteriak dan Kalya segera mengambil kunci mobil Yatha, kemudian berjalan keluar dari rumah.

Kalya membuka pintu mobil, lalu Yatha meletakan Nayyola di bangku penumpang.

"Panasi mobil, aku akan mengambil bajumu dan Nay!" Kalya bergegas masuk ke dalam rumah, sementara Yatha menutup pintu dan berputar menuju bangku kemudi.

Kalya menutup pintu rumah, menguncinya lalu berlari masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Yatha. Dia menyerahkan kaos hitam milik Yatha dan memangku pakaian bersih milik Nayyola.

Yatha mengenakan kaosnya, lalu menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.  Dengan kepanikan masing-masing, Kalya dan Yatha membawa Nayyola ke rumah sakit.

***

"Apa yang terjadi dengan istriku?" tanya Yatha menghampiri Dokter Elsa yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan.

"Apa istrimu habis terjatuh? Atau terbentur sesuatu? Dia mengalami pendarahan dan itu berbahaya bagi janinnya!"

"Janin? Maksudmu, istriku hamil?"

"Ya. Kamu tidak tau?"

Yatha menggeleng, pun dengan Kalya yang terlihat syok di tempatnya. Dokter Elsa melirik Kalya, dalam hati bertanya-tanya untuk apa mantan istri temannya itu berada di sini? Jangan-jangan mantan istrinya Yatha ini yang membuat istri barunya pendarahan.

"Jika kamu terlambat membawa istrimu ke sini, kalian akan kehilangan calon anak kalian. Bukankah kalian sangat menantikannya, sampai-sampai ingin menjalani proses bayi tabung."

Yatha mengusap wajahnya kasar, ingin sekali dia memukul sesuatu untuk melampiaskan amarahnya.

"Nayyola harus bed rest sampai kondisinya pulih. Dia tidak boleh banyak bergerak dan melakukan aktivitas yang berat. Aku akan memberinya obat penguat kandungan. Aku harap kamu sebagai suaminya, bisa menjaga kondisi kesehatan dan mentalnya dengan baik demi calon anak kalian." Dokter Elsa menjelaskan dengan serius, dan Yatha hanya mengangguk paham serta mengucapkan terima kasih.

✔️ HEAVYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang