30

388 51 49
                                    

Super panjanggg! Happy reading love 💞

"Hai sweet heart!" Kaivan bergerak maju memeluk Kalya yang duduk di bangku penumpang. "Kangennyaaa...!"

Kalya membenamkan wajahnya di dada bidang Kaivan. Meremas kaos hitam yang dikenakan pemuda itu. "Aku mau jalan-jalan," katanya dengan nada manja.

"Enggak jadi belajar bisnis?"

"Kepalaku pusing. Butuh healing."

"Siap laksanakan..." Kaivan mengurai pelukan mereka. "Tuan putri mau kemana? Bandung? Bogor? Atau ke Bali?"

"Jangan gila! Alasan apa aku sama Yatha kalau kita ke Bali?"

"Bisnis?"

"Kai... aku serius."

"Iya sayangku. Jadi mau jalan kemana?"

"Um... ke Lembang?" Kalya terdengar ragu.

"Kalau ke Bandung enggak akan cukup dijelajahi hanya satu hari. Minimal sehari semalam lah..."

"Kai..."

"Haha oke, laksanakan." Kaivan melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Kalya dan Yatha.

Menempuh perjalanan selama dua jam, Kaivan dan Kalya sampai di Bandung. Mereka langsung menuju jalan Dago, sebuah tempat yang menyajikan berbagai pilihan resto dengan konsep dan menu yang menarik. Kaivan memilih Utara Kafe untuk menyantap makanan hangat, itu karena daerah Dago ini berada di dataran tinggi yang memiliki udara dingin.

Memarkir mobilnya, Kaivan bergegas keluar dan membukakan pintu untuk Kalya. Telapak tangan besarnya menggenggam tangan mungil Kalya, mereka jalan bergandengan memasuki resto.

Menarik kursi, mempersilahkan Kalya untuk duduk. Kaivan memperlakukan Kalya seperti ratu, dan Kalya menyukai itu.

"Kok bisa tau ada resto sebagus ini?" tanya Kalya sambil melihat-lihat sekeliling.

"Bandung, Bali, Jogja... itu udah kayak rumah sendiri saking seringnya bolak-balik ke kota itu."

Kalya mengangguk paham. Sebagai pembisnis, perjalanan bisnis keluar kota tentu membuat Kaivan hafal akan tempat-tempat bagus di berbagai kota.

Seorang pelayan mendatangi meja mereka, memberikan buku menu dan siap mencatat pesanan mereka. Membuka lembar demi lembar di buku menu, Kalya memilih mie kuah spesial dan mojito strawberry. Sementara Kaivan memilih rice bowl dan smirnoff raspberry. Selesai mencatat pesanan, pelayan itu undur diri.

"Mau aku fotoin?"

"Boleh." Kalya tersenyum, lalu menggeser posisi tasnya ke ujung meja.

Kaivan mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi kamera dan mulai mengambil gambar Kalya dengan ponselnya. Kalya terlihat cantik —ralat, sangat sangat cantik sampai Kaivan tidak bisa berhenti untuk memfotonya dari segala sisi.

"Kal,"

"Ya?"

"Aku sudah pernah ngomong belum?"

"Ngomong soal apa?"

"Betapa tidak adilnya Tuhan saat menciptakan kamu."

"Hah?"

"Semua yang bagus-bagus dikasih ke kamu. Mata yang indah, hidung mancung, bibir ranum. Kamu terlalu sempurna Kal..."

"Oh Tuhan. Betapa pintarnya hambamu ini membual." Kalya menggeleng tak percaya, sedang Kaivan tertawa pelan sambil meletakan ponselnya.

Pelayan kembali mendatangi meja mereka, menghidangkan makanan dan minuman pesanan mereka. Memastikan semua pesanan sudah tersaji, pelayan itu pamit undur diri setelah Kalya mengucapkan terima kasih.

✔️ HEAVYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang