19

341 42 54
                                    

Ini pagi ketiga saat Nayyola membuka mata, dan di sebelahnya ada Yatha. Nayyola memiringkan tubuhnya menghadap Yatha, mata bulatnya kembali meneliti wajah sang suami.

Mas Yatha terlihat sangat tenang saat tidur, wajahnya cukup menggemaskan.

Nayyola tersenyum kecil, lalu beranjak bangun. Memunguti pakaian mereka di lantai dan memasukkannya ke dalam laundry bag, lalu menuju kamar mandi.

Selesai mandi, Nayyola keluar dari kamar dan menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Dia melihat Kalya di dapur dan tengah sibuk berkutat dengan peralatan memasak. Nayyola langsung menghampiri Kalya dan menyapanya.

"Selamat pagi, Mbak..."

"Pagi, Nay."

"Lagi buat sarapan apa?" tanya Nayyola sambil memperhatikan bahan-bahan masakan di meja.

"Banana pancake, kamu suka pakai madu atau selai cokelat?"

"Aku suka semua, Mbak." Nayyola tertawa pelan, pun dengan Kalya yang tengah mengaduk adonan pancake.

"Aku bantu masak ya, Mbak?" tawar Nayyola.

"Eh, kamu tidak kuliah?"

"Kebetulan aku kelasku agak siang, Mbak. Kelasku mulai pukul sembilan nanti."

"Ya sudah kalau begitu. Kamu bisa bantu aku untuk melunakan buah pisangnya, lalu nanti kita campur ke adonan tepung."

Nayyola mengangguk lalu melakukan sesuai arahan Kalya padanya.

Setelah makanan siap, Nayyola dan Kalya menata hasil masakan mereka di atas meja. Kemudian Nayyola membuat segelas kopi untuk Yatha —sama seperti biasanya saat Kalya pergi, sementara Kalya membuat segelas susu hangat.

Suara langkah kaki terdengar menuju ke arah dua wanita cantik itu. Nayyola melihat Yatha yang sudah rapi dengan setelan kantornya.

"Mas mau kopi?" tawar Nayyola sambil memberikan segelas kopi buatannya, namun ditolak oleh Yatha dengan gelengan kepala.

Yatha memilih untuk meminum susu hangat yang berada di meja. Melihat itu, Nayyola hanya bisa tersenyum kecil, lalu menarik kembali gelas kopinya.

"Ya sudah. Ini kopinya buat aku saja..." gumamnya dengan nada pelan, —sangat pelan sehingga hanya dirinya saja yang bisa mendengarnya.

Nayyola duduk di depan Kalya dan terdiam di sana, tanpa melakukan aktivitas apa-apa. Nayyola hanya menyaksikan Kalya dan Yatha yang larut dalam kegiatan sarapan mereka masing-masing.

Kalya yang tersadar pun mendongakkan kepalanya, melihat Nayyola yang sedang melamun. "Kamu tidak sarapan, Nay?"

Nayyola menggeleng dengan lemas. "Aku ke atas dulu ya, Mbak. Mau siap-siap ke kampus." Nayyola berdiri, memberikan seulas senyum kepada Kalya dan Yatha. "Oh iya, ini kopi aku bawa ke atas ya. Have a nice day!" Nayyola beranjak pergi sambil membawa gelas kopinya.

Menutup pintu kamarnya, Nayyola berjalan menuju balkon. Duduk di kursi tempat dia dan Yatha duduk bersama semalam. Nayyola membuang kopi buatannya dengan menyiramnya secara sembarangan, lalu memangku gelas itu.

Perasaannya campur aduk, ada rasa sedih, kesal, dan kecewa dalam hatinya saat melihat sikap Yatha tadi.

Apa dia baru saja merasa cemburu?

Nayyola lantas menangis pelan. 'Aku tidak boleh cemburu, Mas Yatha bukanlah milikku.'

Nayyola mengusap air matanya, lalu duduk termenung disana hingga dia melihat Yatha berjalan mendekati mobilnya.

✔️ HEAVYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang