08

414 45 12
                                    

Nayyola tidak bisa fokus dalam menjalani kuliahnya hari ini. Otaknya terus meruntuki keputusan karena menerima permintaan Kalya.

Nayyola mulai sadar, ternyata ketakutannya selama ini akhirnya terjawab.

Perasaan mengganjal yang selalu menghantuinya akhirnya terungkap. Ternyata dibalik semua perasaan gelisahnya akan kebaikan yang diberikan oleh Kalya dan Yatha adalah ia harus rela menyewakan rahimnya. Lebih tepatnya menjual anaknya pada pasangan suami dan istri itu.

Seketika mata Nayyola terasa memanas dan bersiap untuk meneteskan bulir-bulir air mata.

Gadis itu tak bisa lagi menahan tangisnya yang seketika pecah. Rasanya Nayyola ingin melaporkan pasangan suami istri itu ke kantor polisi karena telah membuatnya menjual darah dagingnya sendiri. Namun sayangnya ia tidak bisa melakukan hal itu, Nayyola tidak bisa menyakiti perasaan Kalya yang terlihat sangat bahagia saat ia menyetujui permintaan wanita itu.

Nayyola teringat saat semalam Kalya ke kamarnya, meminta data dirinya untuk melengkapi syarat dokumen pernikahan. Jika hari ini Kalya selesai mendaftarkan pernikahannya dan telah mendapatkan tanda tangan dari pendeta di gereja, maka hari ini Nayyola telah sah menjadi istri kedua dari Yatha Putra Diandra.

Nayyola mengusap wajahnya dengan kasar. Sudah terlambat baginya untuk menyesali nasib buruk ini. Kenyataannya Tuhan memang selalu memberinya nasib yang buruk.

Saat ini hidupnya memang bercukupan, itu semua berkat Kalya dan Yatha yang membiayai hidupnya. Tapi sekarang batinnya merasa tertekan, ia membayangkan dirinya akan menjadi seorang ibu yang jahat karena telah tega menjual anaknya demi sebuah kehidupan yang layak.

Nayyola ingin melarikan diri sekarang, bersembunyi dari Kalya dan Yatha. Namun rasanya hal itu percuma, karena Kalya pasti akan mencarinya hingga ke ujung dunia sekalipun.

Nayyola merasakan sesuatu yang dingin menyentuh dahinya. Gadis itu membuka kedua matanya yang sedari terpejam karena merasakan pening.

Dilihatnya Radhika berdiri di hadapannya sambil menyodorkan sekaleng cola dingin, pantas saja tadi dahinya merasakan sesuatu yang dingin. Jola tersenyum kecil lalu menerima cola pemberian Radhika.

"Kenapa di sini?" tanya Radhika yang kini sudah duduk di samping Nayyola.

Mereka berdua sedang duduk di bawah pohon besar yang berada di halaman belakang kampus mereka.

"Disini enak, terasa menenangkan." jawab Nayyola lalu meneguk minuman sodanya setelah berhasil membukanya.

"Hm, enak untuk tidur saat sedang bolos," sahut Radhika sambil berusaha menyamankan posisinya untuk bersandar pada pohon.

"Berhentilah bolos, kamu bisa tidak lulus saat ujian nanti."

"Kamu sendiri sering bolos 'kan?"

"Mulai lagi, dasar tidak ingin disalahkan!" Nayyola memasang wajah kesalnya, membuat Radhika terkekeh kecil melihatnya.

Tangan Radhika bergerak mengacak surai cokelat gelap milik Nayyola. Kenapa rasanya seperti sudah lama tidak bertemu dengan Nayyola? Gadis itu terlihat semakin cantik dan kulit wajahnya menjadi lebih cerah dari sebelumnya.

"Kamu terlihat semakin cantik, wanita itu pasti merawatmu dengan baik." komentar Radhika yang kini mengusap surai panjang Nayyola dengan lembut.

"Mbak Kalya memang sangat baik. Aku merasa bersyukur telah bertemu dengannya."

"Aku turut senang mendengarnya. Bukankah Tuhan begitu baik padamu karena telah mengirimkan wanita itu padamu?"

Nayyola terdiam lalu mengalihkan pandangannya dari Radhika. "Y—ya, Tuhan sangat baik padaku..."

✔️ HEAVYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang