18

351 41 41
                                    

📍JAKARTA

Yatha tersenyum, pun dengan Kalya yang langsung berjalan menghampiri suaminya.

Kalya pikir, suaminya akan terlambat untuk menjemputnya di Bandara sore ini. Ternyata Yatha datang tepat waktu. Pria itu mengenakan pakaian santai, berdiri di ruang tunggu dengan kacamata hitamnya.

"Gimana liburannya?" tanya Yatha sambil mengambil alih koper milik Kalya.

"I'm happy! Kamu gimana sama Nay?"

Yatha tersenyum, lalu memeluk tubuh Kalya. "Aku kangen kamu."

Kalya menepuk punggung suaminya pelan, membenamkan wajahnya pada bahu Yatha sambil memejamkan kedua matanya. "Maaf aku tidak membalas pesanmu."

Wenda hanya diam melihat Kalya dan Yatha yang tengah melepas rindu, —layaknya pasangan yang saling mencintai. Padahal pernikahan mereka penuh kepalsuan.

Bagaiman jika Yatha mengetahui hubungan Kalya dan Kaivan?

Lagi-lagi rasa bersalah menghampiri benak Wenda.

Mungkin lebih baik Kalya dan Kaivan tidak pernah bertemu.

"Aku mengerti." Yatha mengurai pelukan mereka. "Ayo pulang, kamu pasti lelah." Dia meraih tangan Kalya, menggenggamnya lembut lalu berjalan bersama.

Kalya menoleh pada Wenda, berpamitan sambil melambaikan tangan. Wenda hanya mengangguk, dan membiarkan Kalya berjalan pergi bersama Yatha.

'Kal, aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu.'

***

"Bagaimana dengan Nayyola?" tanya Kalya yang kini duduk di bangku penumpang, sementara Yatha memegang kendali mobil.

"Aku tidak tau bagaimana kamu menemukan Nayyola. Dia gadis yang naif."

"Dia terlalu baik?"

"Ya."

"Itu bagus, tidak akan sulit bagi kalian untuk menghadirkan Diandra kecil yang sudah ditunggu-tunggu oleh Ayah."

Yatha hanya diam dan memilih fokus pada jalanan.

"Alwan sudah kembali." kata Kalya membuka kembali obrolan.

Yatha menoleh sesaat pada Kalya, ekspresinya sama seperti Kalya saat pertama kali mendengar kabar kepulangan Alwan ke Indonesia.

"Harusnya dua minggu lagi 'kan?"

"Harusnya. Entah kenapa dia pulang lebih awal."

"Sial!" Yatha memukul kemudi dengan kesal.

"Kuharap, kamu dan Nayyola sudah melakukannya. Nayyola harus hamil secepatnya, kalau tidak semuanya akan sia-sia."

"Kita bukan Tuhan yang bisa menghadirkan nyawa dengan cepat."

"Aku tau, tapi setidaknya kita harus berusaha 'kan?"

"Kita? Disini bukan kamu yang hamil, Kal!"

"Yatha..." Kalya menatap suaminya tidak percaya. Baru kali ini Yatha bicara dengan nada tinggi padanya.

"Aku dan Nayyola yang berusaha. Kamu hanya perlu duduk manis di tempatmu."

Kalya memilih diam. Mendebat Yatha yang tengah emosi hanya akan membuat mereka ribut.

✔️ HEAVYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang