Pagi ini Nadya bangun dari tidurnya, ia ingin bersantai dirumah, karena hari ini sekolah mereka libur, para guru ada acara, dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tapi saat Nadya ingin bersantai, ada saja pengganggu, rasa kesal, marah, malas bercampur menjadi satu"Nadya, dicariin temenmu,", ujar Ara saat membuka pintu kamar Nadya yang tidak dikunci.
"Iya mah, bentar, aku kebawah habis ini," balas Nadya, terdengar suaranya terpaksa.
"Yaudah, bunda ke dapur dulu ya Nad," wanita itu kembali ke dapur tanpa menunggu jawaban dari putrinya.
Nadya turun kebawah, menemui orang yang mencarinya, dia sebenarnya malas, tapi mau bagaimana lagi?
"Ayo," Arga menarik paksa tangan Nadya keluar rumah.
"Apaan sih?!," Nadya kembali menarik tangannya, rasanya sedikit panas akibat tarikan tangan Arga.
"Ke taman," ujar Arga. Nadya hanya menghela nafas berat, dirinya malas.
"Gak, aku dirumah aja," ucapnya.
"Lo gausah coba-coba bantah gue," Arga menatap Nadya, tatapannya menyeramkan, Nadya takut? Pasti.
"Y-ya oke," Nadya masuk ke dalam rumahnya, mengganti pakaiannya dan berpamitan kepada bundanya.
"Cepet," ucap Arga setelah melihat Nadya yang keluar dari pintu rumahnya.
"Ya," Nadya menaiki bagian belakang motor Arga, mereka berboncengan.
Motor melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, Nadya yang takut lantas memeluk Arga dengan erat, dia tidak mau terjadi apa-apa dengan dirinya yang masih muda. Sementara cowok yang ia peluk sedikit bergerak-gerak, sepertinya cowok itu merasa risih.
"Lepas," ucap Arga dengan nada dinginnya.
"G-ga? Tapi aku takut, kamu pelanin dikit bawa motornya, ya?," Pinta Nadya. Sementara Arga, cowok itu tidak membalas apapun, tapi hatinya sangat ramai.
"Bacot banget anjing, emang dasarnya cewek penakut, cengeng" batin Arga kesal. Akhirnya cowok itu membiarkan Nadya memeluknya erat.
Setelah beberapa menit diperjalanan, Akhirnya mereka sampai di taman tempat mereka tuju, disana lumayan ramai
"Terus mau ngapain?," Nadya bingung harus berbuat apa disini, dirinya juga tidak berencana kesini.
"Ayo," Arga menarik tangan Nadya menuju kursi taman.
"Gue mau ngomong," Arga menatap Nadya dengan serius.
"Apa?," Balas Nadya.
"Gue suka Lo, gue cinta Lo, Lo mau kan jadi pacar gue?," Ucapan Arga membuat Nadya membelalakkan matanya. Apakah Arga serius? Dia benar-benar serius?
"Arga...?," Nadya menatap Arga seolah menanyakan kebenaran atas ucapannya.
"Gue serius," ujar Arga.
"Lo mau kan?," Pertanyaan Arga membuat Nadya bingung, dirinya tidak tau harus menjawab apa. Apakah Nadya harus menerimanya?
"Ak-aku bi-ngung," Nadya gugup hingga ucapannya tersendat-sendat.
"Gue kasih waktu lima belas menit," ucapan Arga sukses membuat gadis dihadapannya kembali terkejut. Nadya terus berfikir dan mempertimbangkan jawabannya, apakah dia harus menerima cowok yang terus menyebut nama Lea? Tapi ia rasa ia juga mulai menyukai Arga, tapi haruskah ia menemani orang yang terjebak masalalu?
Setelah Nadya berfikir kembali, dirinya juga bisa belajar mencintai Arga, sikap Arga juga baik kepadanya, sudah ada perubahan, walau tiba-tiba. Nadya juga sadar bahwa memang dia cemburu kepada Lea, artinya di memang memiliki rasa untuk Arga.
Sekitar tiga belas menit sudah terlewat, suasana diantara mereka masih hening, hingga Arga memulai obrolan.
"Gimana?," Nadya semakin gundah dibuatnya, dia juga tidak bisa menyangkal bahwa memang sudah ada setitik rasa untuk Arga.
"Ya," balas Nadya singkat, cowok dihadapannya tidak memeluk atau memberi reaksi senang sama sekali, tentu hal itu membuat Nadya ragu kembali.
"Sekarang kita pacaran," ujar Arga masih tanpa ekspresi.
"I-iya," berbeda dengan Arga, gadis itu tentu gugup dengan yang namanya pacaran, dirinya belum pernah menjalani hubungan yang disebut pacaran.
"Rencana pertama, sukses," batin Arga. Cowok memamerkan smriknya, dirinya benar-benar puas.
***
"Yaudah yuk, kita pulang Ga," ujar Nadya kepada Arga.
"Cepet," Nadya segera berjalan menghampiri Arga, dan duduk di bagian belakang motor.
Dalam perjalanan pulang, tak ada obrolan sama sekali, Nadya juga bingung mau memulai dengan apa.
"Arga, nomor WA kamu, aku minta," ujar Nadya setelah sampai di rumahnya.
"Oh iya, masuk dulu Ga," timpalnya.
"Gue mau balik," ucap Arga sambil memberikan secarik kertas berisi beberapa digit angka.
"O-oke," Nadya membiarkan cowok yang mengajaknya pacaran tadi untuk pergi.
"Cuihh, gak Sudi gue ke rumah kotor Lo kalau gak kepaksa," batin Arga dalam perjalanan pulangnya.
***
Nadya masih bingung merenung dikamarnya, jujur dia senang bisa pacaran dengan Arga, namun entah kenapa dia ragu.
"Apa aku ngambil keputusan yang salah?," tanyanya pada diri sendiri.
"Gak, gak mungkin, Arga udah baik sama aku," timpalnya untuk meyakinkan diri.
"Oh iya, aku mau chat Arga dulu deh," Nadya mengambil ponselnya yang ada di tas yang ia gunakan tadi. Gadis itu mencatat nomor Arga di ponselnya dan segera menchat cowok itu.
ArgaWilliam🧐❤️
P, ini Nadya
11.20Nadya menunggu cukup lama, akhirnya cowok itu membalasnya juga.
Y
11.54Jujur Nadya sakit hati dengan balasan singkat Arga, namun dia berusaha berfikir positif, mungkin Arga hanya kelelahan.
Arga, tau ga sih?
11.57Nadya mendengus kesal karena Arga hanya membaca pesannya tanpa membalas. Lagi-lagi Nadya berusaha berfikir positif, mungkin Arga sibuk.
******
Bab nya dikit bangett, huhuhu,
Tunggu up selanjutnya everyone!Hargai tulisanku dengan vote & komen kalian
Sampai ketemu di part selanjutnya 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [End]
Teen FictionSingkat. Tentang Aku, Dia, dan Masalalu •••••• Senja tau kapan waktunya menghilang Pelangi tau kapan waktunya untuk memudar Bahkan Laut tau kapan waktunya untuk surut Apalagi kamu, kamu tau kapan waktunya berhenti memberi kebahagiaan. •••••• Aku nge...