Haiiii!!!!!!!
Kalian apa kabar?
Semoga baikk yahhh❤️
Jangan lupa vote sama komennya sayangg 💌
***
"Manusia tersampah adalah ia yang membencimu lalu mengajak orang lain untuk ikut membenci. Dan manusia Ter idiot adalah ia yang ikut-ikutan membenci, tanpa tujuan yang jelas"
~Nadya~
******
"Gue dapet kabar bagus," ujar Shella kepada temannya. Ah, tidak. Lebih tepatnya, bos nya, Cia.
"Apa?," tanya cewek itu menghadap ke arah Shella.
"Besok, Juna sama Nadya bakalan ketemuan," Hanya dengan satu Kalimat, otak Cia yang encer dengan kelicikan itu langsung memahami semua yang di maksud Shella.
"Lo tau Kania, kan?," Itu suara Siska. Cewek itu sedari tadi hanya menyimak pembicaraan Cia dan Shella. Namun kali ini, dirinya angkat bicara.
"Gue tau, dan gue paham maksud kalian. Thanks infonya," Cia terlihat mencari sesuatu di tasnya. Beberapa detik kemudian, ia mengeluarkan sepuluh lembar uang seratus ribuan. "Buat kalian, bagi dua. Sorry dikit," Shella dan Siska mengangguk. Kemudian kedua gadis itu mengambil uang yang ada di genggaman tangan Cia secepat mungkin.
Temannya ini, baik hati.
Ralat. bos nya ini, sangat baik hati.
"Gue duluan ya. Papa gue udah nyariin girls," Cewek itu kemudian melenggang pergi dari sana. Shella dan Siska menatap senang punggung Cia.
"Dia baik tapi jahat," ujar Siska yang sebenarnya tau bahwa semuanya salah.
"Yang penting duitnya," balas Shella.
Karena sudah larut malam, kedua cewek itu pun segera menuju motor mereka yang terparkir tepat di depan club' malam itu. Mereka segera menempuh perjalanan untuk pulang.
***
"Lima menit lagi istirahat, sabarrr," Ujar Ayra yang menyemangati dirinya sendiri.
"Ra? Lo capek banget?," tanya Keisya kepada gadis yang ada disampingnya itu.
"Aku capek...," Balas Ayra lemas. Gadis itu pun terduduk di tanah lapangan SMA GARDA BANGSA.
Hari ini ada Pelajaran Olahraga, memutari lapangan SMA itu satu kali cukup membuat semua siswa-siswi kelelahan. Tempat itu luas dan panas meskipun sudah ada pohon yang mengitarinya.
"Kali ini jangan kumat...," Batin Nadya. Gadis itu mulai merasakan pusing hebat di kepalanya. Semua terasa berputar dalam pandangannya.
Sakit.
"Minum," suara itu membuat Nadya refleks menoleh.
Arga? Apa yang cowok itu lakukan disini? Bukankah saat ini harusnya Arga di kelas?
Beribu-ribu pertanyaan bersarang di otak Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [End]
Teen FictionSingkat. Tentang Aku, Dia, dan Masalalu •••••• Senja tau kapan waktunya menghilang Pelangi tau kapan waktunya untuk memudar Bahkan Laut tau kapan waktunya untuk surut Apalagi kamu, kamu tau kapan waktunya berhenti memberi kebahagiaan. •••••• Aku nge...