Haiii, gimana kabarnya??
Kalian baca pagi? Siang? Sore? Or malam?
Jangan lupa bintangnya sayang⭐
***
"Reynand bangke," ujar Juna di ruang rawat Arga, cowok itu sedang mengobrol dengan Arga.
"Lo juga, gimana bisa ketangkep Rey?," Tanyanya sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Dia gak sendiri," jawab Arga.
"Ck! Emang banci," Juna geram dengan cowok bernama Reynand itu, sangat suka membuat masalah seenaknya.
"Untung Lo gak mati," ucapnya ditujukan kepada Arga. "Siapa yang nolong Lo?," Pertanyaan Juna cukup membuat Arga terdiam, dimana harga dirinya jika Nadya yang menolongnya? Tapi ya sudahlah.
"Nadya," jawabnya jujur.
"Nadya, siapa Lo?," tanya Juna penasaran.
"Pacar gue," dua kata itu mampu membuat Juna terkejut bukan main, sejak kapan Arga mau berpacaran?
"Tapi Lo tega banget anjir sama dia," lagi-lagi, ucapan Juna membuat Arga mati kutu, bagaimana cara ia menjawabnya?
"Bodo amat," Arga memalingkan wajahnya enggan menatap Juna.
"Oh gitu, kayaknya gue naksir, boleh gue embat kan kalau gitu?," Arga reflesk menatap Juna, menarik kerah baju cowok itu.
"Dia CEWEK GUE," ucapnya menekankan dua kata terakhir itu, kemudian cowok itu melepaskan cengkeramannya ke Juna. Sementara Juna, cowok itu tersenyum memamerkan smriknya lalu menepuk-nepuk kerah bajunya yang di cengkram Arga tadi seolah menghapus debu disana.
"Makannya jaga baik-baik tuh cewek, kalau sampai gak, gue embat," ucap Juna sembari berjalan keluar kamar rawat Arga.
"Anjing," umpat Arga. Cowok itu mengacak rambutnya frustasi.
***
"Andre, aku sebel banget sama si Dhika," Ayra sedang berada di taman, tentunya bersama Andre pacarnya.
"Kenapa sebel? Hm?," Andre memfokuskan wajahnya, menatap Ayra dalam.
"Bisa-bisanya nolak Windy yang cantiknya kebangetan, huh, emang Dhika Bangke," dengan luwesnya, mulut Ayra berucap sampai mengumpat.
"Siapa yang ngajarin ngomong kasar kayak gitu?!," Andre terkejut, cowok itu tidak habis fikir, kenapa semakin menjadi-jadi saja ucapan Ayra yang awalnya sangat polos itu.
"Windy sama Keisyaa," jawabnya terlampau jujur. Andre menghembuskan nafas berusaha sabar, ia sebal, kenapa Ayra harus tertular penyakit Toxic dari Windy dan Keisya?
"Jangan diulangi lagi, Ayraa," ujar cowok itu sembari tersenyum manis.
"Andre, kamu tu, temennya sakit sampai di rumah sakit, kok, gak dijenguk?," Tanya Ayra, setelahnya, gadis itu mengemut permen yang ia bawa.
"Ha? Siapa?," Jujur, Andre tidak tau, yang ia tau, Arga izin sakit. Ia kira hanya sakit dirumah biasa.
"Arga, dia sakit, dirumah sakit, untuk lebih lengkapnya, kamu tanya Nadya," balas Ayra.
***
"Ck! Emang pada dasarnya gue yang goblok apa ya?!," Windy menggerutu kesal di kamarnya, gadis itu sedang mengerjakan tugas Matematika yang tadi diberikan oleh Bu Sellin. Baginya, sangat sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [End]
Fiksi RemajaSingkat. Tentang Aku, Dia, dan Masalalu •••••• Senja tau kapan waktunya menghilang Pelangi tau kapan waktunya untuk memudar Bahkan Laut tau kapan waktunya untuk surut Apalagi kamu, kamu tau kapan waktunya berhenti memberi kebahagiaan. •••••• Aku nge...