HAIII!!!!
Ketemu lagiiiii!❤️
Jangan lupa vote sama komennya Cintaaa
Plisss, aku butuh banget di semangatinnn😔
******
"Lo yang pertama, dan yang terakhir buat gue,"
~Arga William Mahendra
*******
"Setidaknya kalau murahan jangan sampai ketahuan," ucap Arga yang tengah membonceng Nadya. Mereka berangkat bersama tadi.
Nadya terkekeh kecil, "Kena omongan Cia pasti," ujarnya.
"Gue liat dengan mata kepala gue sendiri," balasan dari Arga sontak membuat leher Nadya tercekat. Jika Arga bertanya lebih, ia tidak akan bisa menjawabnya.
Juna menanyakan tentang penyakit Nadya, entah dari mana cowok itu tau. Juna tiba-tiba memeluk Nadya, gadis itu tidak mengelak karena dirinya memang butuh pelukan.
Juna adalah cowok aneh yang tau segalanya.
Arga tiba-tiba memberhentikan motornya, membuat lamunan Nadya buyar. Gadis itu mengalihkan atensinya ke arah Arga. "Kenapa berhenti?," tanyanya.
"Gue udah kirim," setelah mengatakan itu, Arga kembali melajukan motornya. Gadis yang duduk dibelakangnya spontan mengecek ponselnya.
Foto?
Benar, itu foto dirinya dan Juna.
Ia harus memberi alasan apa?
"Cewek kok murah," Arga tersenyum miring dibalik helm-nya.
"Aku bukan cewek murahan...," Nadya menggigit bibir bawahnya kuat. Murahan? Nadya bukan orang seperti itu.
"Kita mampir taman, jelasin semuanya," final Arga.
Nadya terkadang bingung dengan sikap cowok itu. Arga plin-plan, membuat Nadya sulit memahaminya.
***
"Aku sebenarnya sakit, Arga...," Ujar Nadya setelah berfikir di sepanjang perjalanan tadi.
"Gue gak peduli," jawaban Arga sangat tidak sesuai ekspektasinya. Nadya menahan air mata yang siap meluncur bebas. Ia mengurungkan niatnya untuk mengatakan yang sebenarnya.
Arga tidak peduli, jadi untuk apa lagi dirinya mengatakan itu?
Mau dibilang sakit, itu pasti.
"Lo yang pertama dan terakhir buat gue. Gak ada orang yang boleh ambil Lo dari gue ,bangsat!," Kasar adalah kesan pertama untuk menanggapi ucapan itu.
Nadya tersenyum tipis, Arga sedikit-demi sedikit berusaha menghilangkan rasa bencinya. Masih berusaha.
"Nadya, punyanya Arga. Ga perlu takut," Entah tersambar apa Arga tiba-tiba memeluk gadis itu. Ia mengusap rambut Nadya pelan. "Sayang Nadya, pake banget."
Astaga! Sial, Arga membuat perut Nadya serasa dipenuhi kupu-kupu.
"Arga...," Cowok itu merenggangkan pelukannya karena suara Nadya yang memanggilnya.
"Kamu aneh," ujar gadis itu.
"Gue, lagi berusaha," balas cowok itu. Pertama kalinya, Nadya melihat senyum tulus Arga terlukis indah di bibir cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [End]
Teen FictionSingkat. Tentang Aku, Dia, dan Masalalu •••••• Senja tau kapan waktunya menghilang Pelangi tau kapan waktunya untuk memudar Bahkan Laut tau kapan waktunya untuk surut Apalagi kamu, kamu tau kapan waktunya berhenti memberi kebahagiaan. •••••• Aku nge...