BAB 10 : FIRASAT BURUK RIZKY

474 26 4
                                    

Pagi ini sekitar pukul 06.23 Nadya telah siap dengan seragam sekolahnya, ia sudah siap untuk berangkat sekolah, namun kali ini Nadya berangkat sendiri, ia membawa mobilnya. Nadya telah mengatakan bahwa ia akan berangkat sendiri kepada ketiga sahabatnya. Sebenarnya Nadya sudah lama diperbolehkan oleh Ara, namun Nadya malas, dan kejadian kemarin membuat Nadya ingin membawa mobil sendiri kali ini.

"Nad, kamu jadi berangkat sendiri?", Tanya Ara yang tiba di teras menghampiri Nadya.

"Jadi Bun", balas Nadya.

"Hati-hati ya Nad, nanti kalau ada apa-apa telfon bunda langsung", pesan Ara kepada Nadya.

"Iya, bunda tenang aja", ucap Nadya.

"Yaudah kalau gitu aku berangkat dulu ya Bunda", pamit Nadya kepada Arana sambil mencium punggung tangan Wanita itu.

"Iya, hati-hati, belajar yang pinter", ucap Ara sambil melambaikan tangan kepada Nadya.

Nadya telah sampai disekolah, ia menjadi pusat perhatian para siswa-siswi disana, entahlah, mungkin karena pertama kali ia membawa mobilnya. Ia turun dari mobilnya dan segera memasuki kelas dengan jalan yang agak tertatih dan sesampainya dikelas ia disambut oleh ketiga sahabatnya.

"Nadyaaa, kamu naik apa? Tumben berangkat sendiri?", Tanya Ayra.

"Iya, tumben banget", timpal Windy.

"Naik mobil", ucap Nadya yang membuat ketiga sahabatnya menutup mulut tidak percaya, mereka benar-benar tidak tau kalau Nadya bisa menaiki mobil.

"Lah Nad, Lo bisa naik mobil?", Tanya Keisya yang terkejut.

"Bisa", balas Nadya singkat.

"Lah terus, kenapa gak pernah Lo naikin?", Tambah Keisya.

"Selama ini males banget, hehe", ujar Nadya sambil nyengir tak berdosa.

"Ya ampun Nad!", Ucap ketiga sahabatnya bersamaan.

"Kaki Lo kenapa Nad? Jalannya kok gitu?", Tanya Windy yang melihat cara jalan Nadya yang aneh sejak pertama datang.

"Kemarin, aku diserempet motor Arga", jawab Nadya.
"Astaghfirullah, Arga kenapa kok jahat banget sih", ucap Ayra yang kesal.

"Ga tau, biarin aja, kalian jangan bilang bunda ya", pinta Nadya kepada Ketiga sahabatnya.

"Lo mau ngelindungin si cowok gajelas itu?!", tanya Keisya dengan nada tinggi.

"Bukan gitu, aku males kalau masalahnya jadi panjang", balas Nadya seadanya.

"Nad, mau gimanapun juga, Arga itu salah", timpal Ayra.

"Gakpapa biarin aja dulu, aku gak mau nambahin beban fikiran Bunda", ujar Nadya.

"Yaudah terserah Lo, intinya kalau sampai dia nyakitin Lo lagi, apalagi fisik Lo, bilang ke gue", tegas Keisya kepada Nadya. Nadya mengganguk sebagai jawaban.

"Kringgg", bel tanda masuk berbunyi, pelajaran berjalan lancar hingga waktu istirahat datang. Nadya dan ketiga sahabatnya segera keluar untuk pergi ke kantin, dan diperjalanan mereka bertemu dengan Arga dan teman-temannya. Keisya yang sepertinya marah kepada Arga pun segera menghampiri Arga yang sedang santai berjalan dengan teman-temannya. Nadya, Windy, dan Ayra yang khawatir pun segera mengikuti Keisya.

"Lo Arga kan?!", Tanya Keisya dengan nada tinggi, ia tidak peduli walau disana ada Rizky sekalipun.

"Ya", balas Arga singkat menghadap Keisya kemudian memalingkan wajahnya lagi.

"Bangsat! Dengan santainya Lo ngomong gitu setelah nabrak Nadya", ucap Keisya dengan emosi.

"Kei, aku gakpapa, biarin aja dia", ucap Nadya yang mencoba menenangkan Keisya. Sementara Arga, ia tetap santai dengan posisinya.

"Lo gak punya hati banget ya?", timpal Keisya yang mendorong Arga dengan telunjuknya.

"Gak penting", balas Arga dengan santainya, tapi dilihat dari wajahnya Arga sangat datar.

"Nadya salah apa sama lo Anjing?! Lo main fisik banget, bahkan ke cewek!", tanya Keisya yang dibakar emosi.

"Males ngurus cewek cerewet kayak kalian", balas Arga dengan ekspresi datarnya kemudian pergi begitu saja dari sana.

Arga berjalan dengan ketiga sahabatnya, Andre, Dhika, dan Rizky. Mereka telah sampai di kantin dan memesan beberapa makanan yang mereka inginkan.

"Ga, Lo kenapa main fisik ke cewek?", tanya Dhika kepada Arga yang sedang mengotak-atik ponsel.

"Gak perlu tau", balas Arga singkat.

"Cuman cowok pengecut yang berani main fisik ke cewek", timpal Andre.

"Terus ?", Arga tidak peduli tentang Nadya, Arga benci Nadya.

"Sorry bro, gue cuman ngingetin, Cowok sejati gak bakalan nyakitin cewek, apalagi fisiknya", ujar Rizky.

"Bacot," balas Arga dengan dingin dan datar.

"Ck! Lo pikir, Lo keren?," bentak Rizky.

"Ternyata Lo goblok," balas Arga. Dia mengucapkannya karena dia tidak pernah merasa keren, dan baginya, orang yang berfikir hal itu adalah orang bodoh.

"Hati Lo batu, sampai-sampai Lo gak punya rasa kasian bego!", Rizky mulai emosi dengan sikap dingin Arga.

"Bangsat! Gue punya alasan", Arga membentak Rizky , matanya menatap tajam cowok dihadapannya itu.

"Apapun alasannya, gak bener Sampek nyakitin fisik cewek!", Tegas Rizky.

"Diem anjing, kenapa kalian malah berantem?! Adu mulut lagi, gak malu kalian?!", Bentak Andre yang melerai Rizky dan Arga. Kemudian Arga pergi begitu saja dari sana, meninggalkan ketiga sahabatnya yang mencoba meluruskan kesalahannya.

"Ada yang salah sama itu anak, dia gak pernah main fisik", ucap Andre yang benar adanya.

"Pasti ada hal yang bikin Arga kayak gitu, soalnya gue beberapa hari lalu denger Arga Deket sama Nadya, kenapa sekarang kayak gini?", ujar Dhika kepada kedua sahabatnya.

"Lo tau dari siapa?", Andre menyipitkan matanya, bertanya kepada Dhika.

"Windy, dia yang ngasih info itu ke gue, dia minta bantuan kita buat deketin Arga sama Nadya, tapi kalau kayak gini gak mungkin bisa kan?", Jawab Dhika dengan pertanyaan kembali.

"Gue rasa ada yang perlu kita selidiki, firasat gue buruk tentang Nadya yang sengaja diserempet sama Arga itu, Arga gak pernah sejahat itu", ucap Rizky yang dibalas anggukan oleh kedua sahabatnya.

"Ya, dia temen kita SMP, kita udah kenal lama sama dia", balas Andre.

******

ARGA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang