Asikk nihh, udah selesai ujian, saatnya upp!!!
Siapa nih yang udah selesai juga?🙋♀️Jangan lupa follow, vote and komen biar aku semangat!!!🙂
******
"Harusnya gue nahan tangan gue, Nadya gak boleh mati dulu, dia belum depresi," batin Arga. Cowok itu kemudian berjalan kembali ke kelas, ia tidak jadi ke kantin. Sementara Cia, cewek itu malah mengikuti Arga lagi, membuatnya Arga semakin emosi.
"Arga, ayo Arga," rengek Cia sambil menepuk-nepuk tangan Arga, membuat cowok itu benar-benar menahan amarah.
"Arga! Ayo," kali ini Cia memaksa Arga, sedikit membentak nama cowok itu.
"Bisa diem gak sih Lo Anjing!," Cia terpelanjat kaget mendengar bentakan Arga, namun cewek itu tetap bersikeras ingin berada di dekat Arga.
"Kamu kenapa sih Ga?! Aku itu cinta sama kamu!," Ucap Cia membuat Arga memutar bola matanya malas. "Gue gak," balas cowok itu, kemudian mulai melangkahkan kakinya menjauh dari Cia.
"Tunggu!," Ucapan Cia membuat Arga menghentikan langkahnya, namun tidak menoleh sedikitpun.
"Kamu beneran pacaran sama Nadya?," Tanya Cia penasaran.
"Ya," setelah menjawab, Arga lantas segera keluar, fikirannya campur aduk tidak karuan. Antara tidak mau Nadya dengan Juna, dan gengsi untuk meminta maaf kepada gadis itu karena dirinya main tangan.
Berbeda dengan Cia, alih-alih menangis mendengar Jawaban Arga, cewek itu malah menyusun rencana baru untuk mendapatkan Arga.
"Gue harus dapetin Arga!," Batin Cia egois.
***
"Gausah nangis lagi, Lo tenang ya," Juna menarik kepala Nadya ke pelukannya, menenangkan gadis itu. Mereka berada di taman sekolah sekarang, tempat itu cukup luas.
"Lo mau apa? Gue turutin asal Lo gak nangis lagi," Nadya hanya menggeleng dalam pelukan Juna, gadis itu memang tidak menginginkan apapun. Dan Juna, cowok itu tidak pernah tega melihat seorang perempuan menangis.
"Yaudah, tapi Lo jangan nangis lagi ya," Juna mengusap air mata yang membasahi pipi Nadya dengan lembut.
"Makasih ya Juna, Lo baik banget," ucap Nadya.
"Yaudah, habis ini ke kantin sama gue mau?," Tawar Juna kepada gadis itu.
"Gak, gue mau sama Keisya, Ayra, sama Windy aja, tapi thanks ya," Nadya segera berdiri, ia mulai melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu. Dalam perjalanannya, ia berpapasan dengan Kania, gadis itu melihat semuanya. Entah kenapa Kania merasa sedikit panas melihat semua yang terjadi.
Nadya terus berjalan mencari keberadaan Windy, Keisya dan Ayra. Akhirnya ia bertemu dengan Ayra di perjalanannya.
"Ay!," Seru Nadya membuat Ayra menoleh, gadis imut itupun menghampiri Nadya.
"Aku nyariin kamu dari tadi!," Ucap Ayra. "Ayok ke kantin, kata Keisya sama Windy, kalau udah ketemu kamu, suruh ajak ke kantin, mereka juga lagi nyariin kamu, nanti mereka nyusul,"Timpalnya menarik tangan Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [End]
Fiksi RemajaSingkat. Tentang Aku, Dia, dan Masalalu •••••• Senja tau kapan waktunya menghilang Pelangi tau kapan waktunya untuk memudar Bahkan Laut tau kapan waktunya untuk surut Apalagi kamu, kamu tau kapan waktunya berhenti memberi kebahagiaan. •••••• Aku nge...