8. Jam Makan Siang

23 11 31
                                    

Kedua pemuda yang mendatangi tim Alysa menarik perhatian keempat gadis dalam tim itu. Hanya Aryo yang bersikap biasa saja.

"Al! Bantu kita diriin tenda," pinta Aryo yang lebih menyerupai perintah.

"Nyuruh-nyuruh aja lo! Skuy!" sahut Benny, pemuda berkulit putih yang sering disangka blasteran bule.

"Kalian nggak gabung ke barisan? Kan lagi ada pengarahan?" tanya Alysa.

"Soal itu tenang aja, ada yang nyatetin buat kita," jawab Alvian enteng.

Lalu Benny dan Alvian membantu kelima anak itu mendirikan tenda, mereka harus membongkar ulang patoknya karena kerangka utama tenda kurang kuat.

Alysa sedang menancapkan pasak ke tanah, ketika seseorang mendekatinya dari belakang.

"Kalau kayak gitu kamu masangnya, nanti tendanya bisa roboh lagi," tegur anak itu.

Alysa menoleh pada penegurnya itu, seketika Alvian berjongkok didekatnya dan mengambil batu di tangan Alysa. Posisi mereka sangat dekat sekali, sehingga Alysa dapat mencium aroma tubuh Alvian.

"Pasaknya ini harus kamu tancepin yang dalem biar nggak copot, mukulnya yang kuat, kayak gini nih," ujar Alvian sambil memberikan contoh.

Tak lama kemudian, ketujuh anak itu berhasil mendirikan tenda. Kinan memberikan sapu tangannya kepada Benny, wajah pemuda itu terlihat merah dan berkeringat karena panas matahari. Sedangkan Dani mencari perhatian Alvian dengan memberikan minum.

Hanya Aryo yang diabaikan, ia menerima hal itu sambil tersenyum kecut, lalu ia mengambil alat tulisnya dan bergabung ke dalam barisan, begitu juga dengan yang lain.

"Buat adek-adek yang baru bergabung, nanti salin aja catetan temannya, setelah ini kita akan menjelaskan jadwal kegiatan Persami," ucap seorang kakak kelas.

Terpaksa tim Alysa menerima hal itu. Alysa berpikir mungkin dia akan meminjam catatan milik Arman setelah ini.

Usai penjelasan panjang, acara dilanjut dengan baris-berbaris. Ketika akhirnya istirahat kedua tiba, Alysa mengajak Dani untuk makan siang. Namun Dani menolak karena ia hendak menyalin catatan temannya dari kelas 10E.

"Kamu mau ikut nyalin nggak? Atau mau ke kantin?" ucap Dani menawarkan pilihan.

Sebenarnya Alysa sangat enggan untuk pergi ke kantin sendirian, tetapi perutnya yang lapar, menuntut untuk diisi, sedangkan Dani bisa tenang karena ia sudah makan pada jam istirahat pertama.

"Kayaknya aku mau ke kantin aja," ucap Alysa memberikan jawaban.

"Oh, kalau gitu aku pergi dulu ya!" balas Dani meninggalkan Alysa, ia hendak menemui sahabatnya Tiwi.

Kini Alysa sendirian, Kinan dan Ratna sudah pergi entah ke mana. Kesendirian ini terasa memberatkan bagi Alysa. Kembali gadis itu menyambangi kantin tujuh yang tadi paling sepi.

Akan tetapi, istirahat kedua bertepatan dengan jam makan siang, membuat warung itu lebih ramai dari pagi tadi. Keramaian yang bedesak-desakkan itu membuat Alysa yang tidak suka dengan keramaian merasa enggan untuk masuk, tetapi jika menunggu kantin sepi, tentunya akan memakan waktu, sedangkan ia sudah lapar.

"Apa aku ke koperasi aja ya?" pikirnya.

Akhirnya gadis itu menjauhi jajaran kantin yang kini dipenuhi orang, menuju koperasi yang jaraknya jauh dari lapangan.

"Kira-kira di koperasi ada makanan nggak ya?" tanya Alysa dalam hati. "Tau gitu aku bawa bekal," sesalnya.

Sesampainya di koperasi, tempat itu juga cukup ramai, tetapi tidak semenyesakkan kantin yang ribut oleh orang-orang kelaparan. Lalu Alysa melangkah masuk.

Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang