48. Konflik Di Antara Para Cewek

21 1 2
                                    

Masuk ke daftar hitam murid yang diawasi sudah cukup buruk bagi Alysa. Ditambah lagi Alvian semalam mengirimkan sejumlah SMS dan menelepon menanyakan 'siapa yang mengantar Alysa kemarin?'

Alysa sudah menjelaskan bahwa Sapto hanyalah kakak kelas yang mencoba mengganti rugi dengan mengantarnya. Namun, Alvian tetap saja kurang menerima penjelasan itu dan memperlakukan Alysa seolah-olah telah selingkuh.

Perlakuan menyebalkan dari pacarnya, membuat Alysa memblokir kontak pemuda itu dan berangkat pagi-pagi sekali menghindari jemputan Alvian.

"Heh, males banget! Pingin putus rasanya," keluh gadis itu tatkala membuka blokir Alvian sesampainya di kelas. Tampak ada banyak notifikasi masuk memenuhi ponselnya. Tanpa membaca satu pun pesan tersebut, Alysa membersihkan notifikasi.

Suasana kelas yang tampak sepi, perlahan mulai terisi oleh murid-murid yang berdatangan. Di antaranya adalah Kinan dan Ratna.

"Hai, Kinan. Gimana kabarnya?" tegur Alysa mengingat sakit Kinan kemarin.

"Alhamdulillah, baik, Lis," balas Kinan seraya meletakkan ranselnya.

"Aku nggak ditanya, Lis?" tanya Ratna yang menyusul duduk.

"Eh, iya. Gimana kabarmu, Na?"

"Halah! Telat!" sergah Ratna cemburu.

"Ni anak. Nggak disapa salah, disapa malah ngelunjak," ucap Alysa menatap Ratna sebal.

"Hehe, bercanda, cantik. Alhamdulillah kabarku baik, meski harus jadi ojek buat princess pipi berlubang ini," ujar Ratna menoleh pada Kinan.

"Hush! Bukan pipi berlubang, Na! Tapi lesung pipi," ralat Alysa.

"Lha, kan, iya. Pipi berlubang, bukan pipi bolong. Coba kasih lihat pipinya, Ki," perintah Ratna.

"Lagi nggak mood," tolak Kinan.

"Kenapa, Ki?" tanya Alysa.

"Oh, faktor mens, nih!" tebak Ratna. Namun Kinan hanya diam saja tak menanggapi. Membuat Alysa dan Ratna hanya mengangkat bahu melihat suasana hati Kinan.

"Tumben kamu masuk pagi," celetuk Ratna pada Alysa.

"Akukan emang selalu berangkat pagi," elak Alysa.

"Maksudku karena rumahmu deket, biasanya kamu santai masuknya. Ini tumben lebih pagi dari biasanya. Ada PR yang mau kamu salin, ya?" tebak Ratna.

Alysa merasa gemas dengan tebakan Ratna. "Bukan gitu, Rat. Aku lagi pingin ngehindarin orang," aku Alysa.

Jawaban Alysa membuat Ratna penasaran. "Wah, siapa, tuh? Pacarmu, ya?"

Alysa mengangguk. "Iya, kemaren cuma karena aku dianter kakak kelas, kak Vian ngomel-ngomel ke aku. Kesannya, tuh, aku kayak habis selingkuh. Padahal cuma nebeng doang. Itu pun bukan aku yang minta, dia yang nawarin," cerita Alysa mencurahkan kekesalannya.

"Ya, wajar kali Alvian marah," komentar Kinan, "aku pun bakal marah kalau cowokku nganter cewek lain."

"Tapi lucunya pas aku dianter Arman, dia nggak marah. Pas aku dianter cowok lain, Alvian malah marah. Lagian kemarin mau hujan, makanya aku terima tawaran anak itu," balas Alysa.

"Oh, iya, ya? Kemarin sore hujan deres," komentar Kinan.

"Mungkin karena Alvian kenal sama Arman makanya dia biasa aja. Memang anak yang nganter kamu siapa, Lis?" tanya Ratna.

"Namanya Sapto kalo nggak salah. Dia pernah nggak sengaja numpahin makananku, makanya kemaren dia ganti rugi dengan nganterin aku," celoteh Alysa.

Ratna mengernyitkan alis. "Sapto siapa? Kamu kenal nggak, Ki?" Kinan menggeleng. "Kapan makananmu tumpah?" tanya Ratna penasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang