47. Daftar Hitam

15 1 0
                                    

Previous chapter: Alysa Dalam Kesulitan

Jam pulang tiba. Alysa melangkah gontai ke ruang BK usai mengumpulkan  PR fisika. Ia diberi keringanan mengumpulkan belakangan oleh Bu Guru pengganti. Namun, tentunya dengan berbagai teguran.

"Kamu libur Sabtu-Minggu ngapain aja? Terus, ini buku tulisnya kenapa disobek-sobek? Jadi nggak rapi, kan?" Begitulah teguran yang Alysa terima. Gadis itu hanya bisa diam seribu bahasa.

Tok-tok-tok!

"Assalammu'alaikum, Bu. Permisi, mau ngambil hape," ucap Alysa meminta izin.

"Ya, masuk!" respons seorang pegawai BK.

Gadis itu melangkah masuk. Tampak oleh Alysa bukan hanya dia murid yang ada di ruangan itu, melainkan ada beberapa anak yang duduk mengantri dengan kepala tertunduk. Seorang murid bahkan sedang duduk di hadapan guru BK kelas 10 sambil diceramahi.

"Ini banyak banget video bokep di hape kamu! Masih mau nyangkal juga?" omel wanita itu sambil mengacung-acungkan hape pada murid di hadapannya. Sedangkan siswa tersebut diam menunduk dengan tangan mengepal erat di balik meja—menahan emosi.

"Yang mana hapemu?" Suara pegawai BK menyentak Alysa yang penasaran dengan murid tersebut.

"E-eh, yang itu," tunjuk Alysa meraih ponselnya.

"Tunggu dulu! Siapa nama kamu?" cegah pegawai BK menahan Alysa mengambil hape sebelum mengisi data.

"Alysa Salma Aulia," tutur gadis itu.

"Oohh, kamu yang namanya Alysa?" Suara dari guru BK tadi membuat Alysa terperangah dan segera menoleh.

"Duhhh ... ada apa lagi ini?" keluh gadis itu dalam hati.

Kini atensi guru BK beralih pada Alysa. "Sini kamu! Bawa hapenya," perintah wanita itu sambil memasang kacamata. Takut-takut, Alysa mendekati meja wanita itu. "Kamu pacarnya Alvian, ya?" selidik wanita itu.

Meski ragu, Alysa memilih jujur. "Iya, Bu." Angguk gadis itu sambil melirik murid yang tadi diceramahi. Rupanya murid itu adalah Alvian.

Guru BK itu mengutak-atik ponsel di tangannya. Mendadak ponsel Alysa berbunyi sebentar, membuat siswi itu tersentak dan memeriksa panggilan yang masuk.

Rupanya Bu Guru baru saja melakukan misscal guna memastikan nomor Alysa melalui hape Alvian, sebelum akhirnya menunjukkan riwayat chatting-an pemuda itu pada Alysa. "Apa benar anak ini pernah mengirim link cerita porno ke kamu?"

Deg!

Pertanyaan wanita itu bagai panah yang menghujam pada Alysa, membuat gadis itu takut untuk bersuara. Ingatan Alysa kembali pada malam itu, dimana usai memberikan ulasan tugas jurnalis Alysa, Alvian mengirimkan sebuah tautan sebuah website dengan dalih rekomendasi cerita untuk Alysa pelajari.

Diamnya Alysa membuat Guru BK melunak. "Kenapa diam? Jawab aja yang jujur. Yang ngirimkan dia, bukan kamu," jelas wanita itu.

Perang batin berkecamuk dalam kepala Alysa. Otak logisnya menyuruh Alysa menjawab jujur bahwa Alvian memang link cerita porno, tetapi otak bucinnya menyarankan Alysa untuk tidak merinci kejadian sebenarnya.

"Pura-pura polos aja! Toh, history dan pesannya udah kita bersihin jejaknya. Dari pada kamu ketahuan baca cerita porno," usul otak bucinnya.

Sedangkan otak logis mengatakan, "Kan Bu Guru nanya, 'Alvian pernah kirim link atau enggak?' Jawab aja pernah."

Alysa pun memutuskan, "Alvian memang pernah kirim link, Bu. Cuma, karena ngirimnya malem—pas saya udah tidur, s-saya cuekin. Memang itu tautan cerita porno ya, Bu?"

Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang