Setelah murid-murid kelas 10 SMA Karya 1 mendapat pengarahan dari kakak kelas. Kini pada Sabtu pagi, seluruh murid baru wajib mengenakan seragam pramuka dan mengikuti kegiatan kemah di sekolah.
Alysa merupakan salah satu peserta kemah Sabtu-Minggu. Meski ia sempat tertinggal, Alysa mendapat salinan catatan keperluan kemah dari Arman.
Sehari sebelumnya, dengan catatan yang ia salin dari Arman, Alysa menyiapkan sendiri semua kebutuhannya. Ditambah dengan kondisi tante Amanah yang hamil muda dan sering mual, tak bisa banyak membantu Alysa. Sebisa mungkin gadis itu membantu merawat tantenya yang kini lebih sering berada di rumah.
"Uhh... kebanyakan ya nggak ini?" keluh Alysa melihat bawaannya yang berjumlah banyak.
"Itu barang-barang yang mau kamu bawa kemah, Lis?" tanya paman Alysa.
"Kayaknya iya, deh, Om," balas Alysa dengan ragu.
"Kamu ngapain bawa selimut?"
"Siapa tahu dingin, Om," jawab Alysa.
Kemudian, paman Alysa membantu keponakannya itu membawa barang-barang ke atas motor. Khusus untuk hari ini, om Fadil mengantar Alysa berangkat ke sekolah.
Setelah itu, Alysa berjuang membawa barang-barangnya, dan bergabung dengan anak-anak kelas 10 guna menjalani kegiatan kemah Sabtu-Minggu.
Kegiatan dihari itu berjalan dengan lancar. Saat malam tiba, Alysa nyaris tak bisa tidur dalam tenda. Suara dengung nyamuk mengganggu tidurnya, meskipun ia sudah mengenakan lotion anti nyamuk, tetap saja nyamuk-nyamuk mengganggunya dengan suara yang berisik.
Lalu, saat waktu mandi, antrian yang mengular di kamar mandi putri, membuat tim Alysa memutuskan untuk menumpang mandi di rumah Alysa yang letaknya paling dekat dengan sekolah. Hal itu menyebabkan Alysa semakin akrab dengan teman-teman satu timnya.
Sejauh ini Alysa cukup menikmati acara persami. Meskipun sikap Alysa menjadi agak canggung pada Alvian karena kejadian pingsan kemarin, Alysa bersyukur mereka berbeda kelas sehingga jarang berinteraksi.
Pada acara mencari jejak di malam hari, Alysa berpasangan dengan Dani. Keduanya di perintahkan mencari jejak di kebun warga, samping sekolah. Malam yang pekat, membuat aktivitas itu menjadi lebih menantang.
Berbekal dengan sebuah senter, keduanya pun berangkat ke dalam kebun warga. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan untuk saling menguatkan.
"Lis, kalau ada apa-apa, aku jangan ditinggal ya!" pinta Dani.
"Nggaklah! Kamu juga jangan ninggalin aku ya!" balas Alysa.
"Aku kalau ketakutan bakalan diem, Lis. Kalau sampai kamu tinggalin, aku bisa pingsan di tempat," ungkap Dani sambil menerangi jalan.
"Jangan khawatir Dan, aku nggak bakalan ninggalin. Kalau ada apa-apa bakal kubawa juga kamu," janji Alysa tanpa pikir panjang.
"Terus kalau kamu pingsan gimana?" balas Dani mengingat kejadian di lapangan sebelum persami.
"Jangan khawatir, aku nggak bakal pingsan, kok! Malah seumur-umur aku belum pernah pingsan."
Langkah Dani terhenti. "Loh, bukannya kamu pernah pingsan sekali ya? Sehabis dihukum push-up sama kakak kelas?"
Komentar Dani membuat Alysa menyadari bahwa ia telah keceplosan. "Eh, itu sebetulnya aku nggak pingsan, tapi aku kesandung terus jatuh. Karena disangka pingsan, aku merem aja," beber Alysa.
Mengingat mereka berdua sudah semakin akrab dan merupakan teman sebangku, Alysa memutuskan untuk membeberkan rahasianya pada Dani. "Jangan kasih tahu siapa-siapa ya!" pinta Alysa pada Dani dengan telunjuk di depan bibir.
Sayangnya, pernyataan Alysa membuat pikiran Dani kelam. Peristiwa pingsannya Alysa yang membuatnya digendong Alvian memang membuatnya sedikit iri, tetapi mengetahui Alysa hanya berpura-pura, membuat Dani tak suka dengan Alysa, di matanya Alysa memanfaatkan situasi.
Selama perjalanan, Dani hanya diam saja, hingga mereka sampai ke tempat terakhir dan menyelesaikan misi.
"Yayyy!! Selesai misinya. Lihat kan Dani, kamu bisa," puji Alysa.
"Iya," jawab Dani pendek.
"Selama perjalanan, kamu lebih banyak diam ya?" komentar Alysa.
"Iya, aku berdo'a dalam hati soalnya," dusta Dani.
"Hehehe, iya, aku juga," tanggap Alysa.
Usai mendengar pengakuan dari Alysa, Dani merasa dilema, di satu sisi ia iri pada Alysa, tetapi di sisi lain hati kecilnya mengatakan bahwa bukan salah Alysa jika ia pernah dibopong oleh Alvian.
"Kan bukan dia yang minta, bukan dia yang sengaja pingsan untuk menarik perhatian," batin Dani mencoba menasehati dirinya sendiri.
Selama sisa acara, sebisa mungkin Dani tak ingin membenci orang tanpa alasan jelas, oleh karena itu, dia tak membatasi interaksinya dengan Alysa.
Akan tetapi, pada puncak acara persami, yakni api unggun. Dani melihat Alysa dan Alvian mengobrol akrab saat membawa kayu bakar. Rasa iri dan cemburu membuat prinsip Dani runtuh.
"Padahal dari dulu aku ngefans dan naksir sama dia, tapi kenapa anak kampung itu yang lebih dekat? Kenapa bukan aku?" keluh Dani dalam hati.
Lalu, Alvian mengajak Alysa bergabung dalam rombongannya, mereka menyanyikan lagu penutup acara bersama-sama dengan yang lain. Pemandangan itu membuat hati Dani semakin panas.
"Aku nggak mau lagi duduk sama anak itu!" tekad Dani dalam hati.
Kemudian pikirannya teringat pada murid ke-35 yang belum masuk semenjak seleksi. Sebuah rencana terbentuk dalam pikirannya.
"Mending anak itu duduk sendirian aja mulai sekarang."
Bersambung
Waduh! Ada yang cemburu nih! Apakah Dani bakal memusuhi Alysa?
Kira-kira, apa yang Dani rencanakan?
Baca juga karya Timo yang lain:TERSESAT DI HUTAN PARALEL (end)
Tag: Petualangan, misteri, horor, teka-teki, urban fantasy, transmigranBALAS DENDAM JENDERAL YAKOV (end)
Tag: romantis, misteri, thriller, kerajaanTHE GIRL, THE MAN, AND THE SWORD (ongoing)
Tag: high fantasy, transmigration, petualangan, misteri, aksiJangan lupa follow medsos Timo di:
Wattpad: @timoertal
Instagram: @timoertal
Tiktok: @timoertal
Threads: Timoertal
Youtube: Timoertal
Facebook: Timo
Fanpage: Timoertal
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]
Teen FictionLolos ke SMA favorit, tinggal di kota, difasilitasi, dan berkenalan dengan teman-teman baru. Semua keberuntungan itu terasa manis bagi Alysa Salma Aulia. Terlebih ketika Alvian-cowok populer di sekolah, memintanya menjadi pacar. Membuat gadis lugu d...