5

2.3K 190 1
                                    

Haechan merasa begitu bodoh
karena ia memilih game yg tidak di kuasainya sama sekali.

Haechan begitu hanyut dengan pikirannya hingga sentuhan di payudaranya menyadarkan nya bahwa ia masih bersama dengan Jeno.

"Je..Jeno kamu mau apa sih?!" Haechan buru-buru memukul tangan Jeno dan memeluk dada nya dengan posesif.

"Gue cuma mau rapiin baju Lo, baby"Jeno terkekeh santai. Ia kembali meraih kancing baju bagian atas milik haechan yg sempat ia lepas, lalu merapikan nya dalam sekali coba.

Jeno kemudian menyisikan tangan nya ke rambut panjang haechan yg sedikit berantakan karena olehnya.

"Jeno?"

Jeno memicingkan mata saat haechan memberikannya tatapan ragu bercampur takut. Satu kata panggilan terdengar lemah dari mulut gadis cantik yg sebentar lagi menginjak usia 17 tahun.

"Ada apa, baby?" Tanya Jeno.

"Ehm...boleh nggak haechan ganti game nya?"

"Nggak" jeno menjawabnya dengan tegas.

"Kalau begitu haechan batalin game nya" ucap haechan sambil berusaha untuk bangkit dari sofa. Ia berniat untuk keluar dari ruang pengap dan remang-remang itu saat Jeno tidak lagi menahannya.

Kesempatan!

"Oke. Tapi Lo nggak boleh keluar"Jeno tiba-tiba menarik tangan haechan dan membawa nya secara paksa untuk duduk di atas pangkuannya, "kita lanjutin ciuman kita tadi"

"Ahh tunggu!" Haechan menggelengkan kepalanya kuat-kuat dengan tubuh gemetar. Kedua tangan nya menyentuh bibir Jeno dan menahannya dengan sekuat tenaga agar tidak mencium nya.

"Jeno, jangan....please" haechan memohon sepenuh hati .
Haechan tidak mau di cium lagi.

"Kalau begitu pilih. Mau gue cium atau lanjutin game nya" Jeno memeluk punggung haechan dan memberikannya pilihan.

Haechan mencengkram kedua bahu Jeno dengan perasaan kalut.

"Gue cium nih kalau mikir nya lama" Jeno mengeratkan pelukannya hingga memangkas jarak mereka menjadi lebih dekat, bahkan kedua kaki haechan menjadi mengangkang lebih besar dari sebelumnya.

"Ihh, tunggu!" Haechan kembali membungkam mulut Jeno dengan kedua tangannya. Jarak mereka begitu dekat, sampai-sampai haechan sulit untuk bernafas.

Apalagi di pangkal paha nya, haechan mulai merasakan tonjolan aneh yg mencoba menusuk nusuk area intim nya yg masih terlindungi celana dalam.

"Pilih" jeno meraih tangan haechan yg berada di atas mulutnya, lalu menggenggam nya. Jeno tidak ingin memberikan haechan jeda untuk berpikir karena Mr.P nya berhasil di buat tegang oleh haechan.

"Haechan mau game nya" ucap nya pesimis dan di sambut dengan senyum maksimal oleh Jeno.

Suasana tiba-tiba berubah sunyi. Jeno diam dan hanya menatap tajam kepada haechan.

Mendapati tanggapan itu , haechan tiba-tiba menjadi gugup.

"Haechan mau ke kelas" haechan menundukkan kepalanya, tidak kuat mendapatkan tatapan seperti itu.

"Gue anter" Jeno membantunya turun dari atas pangkuan nya.

Haechan terkejut dengan sikap Jeno yg telah kembali lembut seperti semula .

Selama perjalanan, suasana bertambah semakin canggung. Haechan merasa kikuk saat jeno menggandeng tangan nya.

"Besok jangan coba dekat-dekat sama chani" ucap Jeno dengan nada posesif.

"Kenapa?"

"Gue nggak suka"

"Tapi, chani anak yg ba...

Haechan menelan kalimatnya saat Jeno memberikan tatapan maut yg menusuk dan membunuh. Genggaman di tangan nya bahkan begitu kencang hingga menyisakan rasa sakit.

'Kenapa sikap Jeno menjadi aneh dan
Psycho?! ' - haechan menggerutu dalam hati.

"Nanti siang pulang bareng gue" Jeno kembali berkata dengan egoisme tinggi. Sekali lagi tidak memberi pilihan bagi haechan untuk menolak.
Haechan semakin terkekang dengan sikap Jeno.

"Nanti haechan mau pulang sama asa....

"Gue nggak suka di tolak, baby"Jeno menggeram.

Haechan cemberut dengan wajah tertekuk.

"Sampai" jeno melepaskan gandengan tangan nya saat mereka sampai di depan kelas haechan.

Haechan tidak ingin membuang buang waktu dekat Jeno dan memilih untuk segera masuk ke dalam kelas.
Namun baru mencapai ambang pintu,
Tiba-tiba pinggangnya di tarik oleh Jeno.

"Jeno, apa lagi sih...

Haechan terkejut bukan main ketika sesuatu yg kenyal menyentuh bibirnya.

Jeno mencium bibirnya di depan kelas. Murni sebuah ciuman tanpa nafsu.

Beberapa siswi yg tengah berdandan Tampak melongo melihat pemandangan vulgar itu. Begitupun Asahi yg baru saja meminum jus pisang tiba-tiba menyemburkan minuman nya hingga mengenai wajah siswi yg baru saja bersolek.

"Terima kasih atas servis nya, baby"Jeno mengedipkan mata sambil melepaskan kontak fisik nya yg sangat intim.

Jeno berjalan mundur lalu pergi dengan senyum menawan tanpa dosa. Ia pergi meninggalkan haechan yg masih berdiri bagai patung di tempat nya. Meninggalkan tatapan benci beberapa pasang mata siswi yg sedang duduk di depan kelas karena sang pentolan kedapatan mencium seorang gadis di depan mata mereka.

Haechan shock.

"Haechan!" Asahi berlari keluar kelas dan menghampiri haechan dengan bibir belepotan jus.

"Gila Lo, Chan! Habis ini cewek-cewek pasti pada gibahin Lo!" Haechan tersentak karena sentuhan di bahu nya.

"Parahnya...Lo bisa kena bully sama mereka!"

"Bu..bully?"

Haechan merasa di sambar petir di siang bolong ini dan ini semua karena ulah Jeno.

TBC

Making LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang