37. END

2.7K 121 4
                                    

"wake up, baby" sapuan lembut di pipinya membuat haechan mengerang dalam tidur.

"Jangan....haechan masih capek" haechan menolak sentuhan di pipinya dengan mata yg setia memejam.

"Come on, baby. Bangun" Jeno membelai rambut haechan yg masih meringkuk di bawah lindungan selimut tebal.

"Ih, nggak mau!" Haechan mendorong wajah jeno yg terus saja menciumi wajahnya.

Jeno menarik nafas panjang, lalu di tarik nya tangan haechan hingga gadis itu berhasil duduk.

"Kalau aku bilang 'bangun', itu berarti kamu 'harus bangun' haechan "

Nada tinggi jeno bagai alarm alami, yg otomatis membuat haechan membuka mata .

Haechan mengerjabkan matanya berkali-kali. Terkejut dengan suara yg menyerupai bentakan yg di tujukan kepada nya.

Haechan mengusap matanya saat Jeno menatap nya datar tanpa senyum.

"Haechan masih capek... haechan baru tidur saja jam"

haechan menyembunyikannya air mata sedih nya dengan menundukkan kepala nya dalam-dalam. Jeno memaksa nya lagi sampai pagi, dan sekarang jeno tampak marah hanya karena haechan tidak mau bangun pagi.

"Kamu bisa tidur lagi di pesawat. Sekarang bersiap-siaplah"

Jeno kemudian menarik lengan di Haechan agar gadis itu beranjak dari tempat tidur.

"Pesawat?' haechan membeo bingung.

"Jangan banyak bertanya. Sekarang mandi" jeno menuntun haechan ke kamar mandi lalu menginstruksikan segala macam perintah seperti bos.

Haechan benci dengan sikap Jeno yg seperti ini.

***

Haechan menatap bingung beberapa koper yg telah siap sedia di masukkan ke dalam bagasi mobil.

"Jeno, kita mau kemana?" Haechan menarik baju jeno tetapi lelaki itu meminta nya untuk diam, bagian tahap lanjut nya lelaki itu mendorong tubuh nya agar masuk ke dalam mobil.

Wajah haechan tertekuk masam.
Sambil memeluk boneka kucing pemberian Jeno, haechan melihat lelaki itu tengah sibuk dengan ponsel di telinga nya.

"Jeno lagi teleponan sama siapa sih?" Haechan memukul boneka yg ia beri nama sama dengan suaminya itu, Jeno.

Haechan semakin kesal karena saat dia perjalanan pun jeno tampak nya gak mau bicara banyak tentang rencana tujuan kepergian mereka pagi ini.

Seperti di sambar petir, haechan baru tahu tujuan kepergian mereka setelah tiba di Baris antrian masuk bandara.
Haechan melihat tujuan tiket pesawat yg di beli oleh jeno ternyata di...

"Manchester?!" Haechan tidak percaya bahwa tujuan kepergian mereka ternyata ke luar negeri.

"Jangan berteriak" Jeno mengambil alih tiket pesawat haechan lalu menarik tangan gadis itu saat mengetahui secara pasti gelagat gelagat haechan yg tak ingin pergi.

"Haechan nggak mau pergi!" Haechan memukul lengan bahu jeno yg terus saja memaksa nya.

Jeno mengeratkan cengkraman hingga haechan meringis kesakitan.
Haechan ingin menangis ketika jeno yg biasanya bersikap lembut , untuk beberapa hari setelah pernikahan mereka mulai berubah.

"Jangan berulah, haechan. Ingat status mu sekarang. Kamu istriku"haechan mengigit bibir bawahnya sekuat tenaga. Menahan diri agar tidak menangis.

Making LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang