28

1.5K 109 0
                                    

35 menit sebelumnya.....

Jeno pergi ke toilet sambil mendinginkan penisnya yg tegang semenjak ia melakukan making out dengan haechan.

Making out yg berujung pada rasa sakit keinginannya tidak dapat tersalurkan apalagi terpuaskan.

"Argh! Sial! Penis gue sakit banget" Jeno mengumpat dan berusaha merilekskan diri.

"Be patient, dude. Sebentar lagi juga Haechan udah jadi istri Lo" Jeno bergumam untuk menyemangati dirinya sendiri.

Jeno kemudian membasuh wajah, lalu di cengkram nya pinggiran wastafel dengan kuat.

Di pandangi mata abu-abu yg siang ini tampak jernih di depan cermin.

"Sabar adalah kunci untuk mendapatkan kembali haechan" Jeno kembali bergumam.

Gumaman yg di akhiri dengan menghembuskan nafas nya secara perlahan.

Jeno ingin membuat haechan menunggu lebih lama, jeno kemudian keluar dari dalam toilet.

Baru mencapai bibir pintu, tiba-tiba Jeno di hadang oleh sekumpulan anak geng yg masih berseragam lengkap seperti dirinya, putih abu-abu.

Matanya yg cerah berubah gelap dengan kilatan dingin, "minggir"

Satu kata yg terdengar polos, namun begitu mengerikan saat Jeno mengucapkan nya.

"Kita di minta buat perhitungan sama Lo" lelaki yg berdiri paling depan menanggapi ucapan sinis Jeno.

Jeno tertawa mengejek, "perhitungan?"

Jeno kemudian mendorong baju lelaki itu hingga terdorong jauh.

"LO MAU MAIN-MAIN SAMA GUE, HAH?!"

lelaki itu tampak terkejut karena dorongan yg di lakukan oleh jeno ternyata begitu kuat hingga tubuhnya oleng menabrak dinding.

Tidak ingin memperpanjang rasa malu, lelaki itu kemudian memberikan kode kepada tiga teman nya untuk segera menyerang Jeno.

Lelaki pertama bertubuh cukup besar memberi pukulan yg dapat Jeno tangkis dengan mudah. Jeno memelintir lengan lelaki itu ke belakang.

Melihat teman nya tak berkutik, lelaki kedua berniat memberikan hadiah berupa pukulan, namun Jeno telah terlebih dulu melemparkan tubuh lelaki pertama hingga mereka saling menabrak satu sama lain dan berakhir dengan jatuh mulus di lantai.

"Maju" Jeno melambaikan tangan nya kepada lelaki ketiga. Jeno berkata dengan nadanya yg begitu sangar dan kaki yg sengaja ia letakkan di atas tubuh sang lawan yg berhasil ia jatuhkan ke tanah.

Lelaki ketika tampak menelan ludahnya sebelum akhirnya menyerang Jeno. Lelaki itu bernasib sama dengan kedua sahabatnya karena Jeno memberi tendangan terlatih nya ke ulu hati sang lawan.
Membuat lawannya tumbang seketika.

Satu persatu, jeno berhasil menumbangkan sekumpulan anak geng itu, termasuk si pemimpin.

Di cengkram nya kerah baju pada leher nya dengan begitu kuat.

"Siapa yg suruh Lo buat nyerang gue?"

Lelaki itu awalnya tidak ingin menjawab, namun karena intimidasi dan cengkraman yg di lakukan oleh jeno, akhirnya ia memberikan informasi penting itu.

"Sa..sanha.."

Jeno semakin keras mencengkram leher pimpinan bayaran itu dengan kencang.

"Sialan"

Jeno menggeram di antara rintih kesakitan yg keluar dari mulut lelaki itu yg hampir kehabisan stok udara di paru-paru nya.

"Am........ampun.......to.....tolong" wajahnya berubah pucat, dan itu pertanda bahwa ia telah kehilangan oksigen.

Making LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang