3

2.5K 209 2
                                    

"Lo udah bikin penis gue kesakitan.
Jadi, nikmati hari bahagiamu untuk sementara ini, baby"

Ucapan Jeno yg di iringi siulan mengancam masih berputar di kepala haechan.

Fisik nya begitu mencolok di antara beberapa murid lain di sekolah.
Kulit putih dengan bentuk tubuh yg profesional. Payudara bulat yg mengusung padat membuatnya tampak lebih menarik.

Haechan tiba-tiba teringat tentang masa kecilnya bersama Jeno.

Jeno pernah menjadi satu-satunya sahabat yg di miliki haechan saat pertama kali menginjakkan kaki di jakarta.

Saat itu Jeno mendekati nya entah kenapa haechan bisa begitu mudah untuk bergaul dengan nya.

Namun seiring berjalannya waktu, sikap Jeno mulai berubah. Saat itu adalah....saat di mana haechan baru berusia 15 tahun, selisih satu setengah tahun lebih muda dari Jeno.

"Jeno itu apa?"

"ini kondom, alat pengaman yg biasa di pakai laki-laki ketika sedang bercinta. Ini di pakai agar perempuan tidak hamil"

Setelah mengucapkan itu, Jeno menjadi semakin agresif kepada nya.
Lelaki itu selalu mencoba untuk menciumnya. Bahkan jika kedua orang tuanya tidak ada, Jeno berani meminta seks dengan nya.

Sejak saat itulah hubungan nya dengan jeno mulai  renggang.
Haechan berusaha seangkuh mungkin jika bertemu dengannya,
Sementara Jeno dengan gaya nya yg santai selalu saja menggodanya.

Haechan mendesah polos, "huft.."

Hingga kini haechan masih perawan dan ia bangga telah mempertahankan nya sekuat tenaga.

"Lihat! Itu Jeno kan?!"

"Wah, bebeb gue dapat hukuman lagi!"

"Habis ngapain sih dia kok di hukum?"

"Halah kaya nggak tau pak Kangta aja. Dia kan hobi hukum bebeb Jeno!"

Haechan menoleh dan melihat teman-teman satu jurusan nya di kelas kecantikan tengah berbisik ria di depan jendela. Mata mereka saling menyerbu ke satu arah, menatap seseorang dengan mata berbinar ceria.

Haechan ikut berdiri dan melihat ke bawah. Haechan melihat seorang pemuda dengan tubuhnya yg super tinggi tengah melakukan push up
Di tengah lapangan.

"100 kali lagi!"

Suara pak Kangta begitu ketara hingga menggaungi kelas yg berada di lantai dua, dah perintah itu di balas dengan senyum menantang di wajah Jeno yg telah berkeringat.

Apa Jeno tidak punya rasa takut?
-haechan mengerutkan kening sambil bergumam dalam hati.  Kedua tangan nya menyentuh kaca jendela dan saat itulah mata coklat bening nya bertemu dengan mata abu-abu milik Jeno.

Haechan sempat terdiam saat mata mereka bertemu, namun ketika kesadaran nya telah berada di titik normal , haechan buru-buru memutar tubuhnya dengan jantung berdebar.

"Kok haechan tiba-tiba jadi takut sih" gumam nya dengan suara tercekat pelan.

"Chan, ke kantin yuk! Gue laper nih"

Goyangan ringan di bahu nya menghapuskan seluruh lamunan nya tentang Jeno .

"Malah bengong! Yuk ,temenin gue!" Asahi menggandeng lengan haechan,
Lalu menyeret nya keluar menuju ke kantin.

***

Kantin

"Tumben banget hari ini Lo telat, Chan. Kenapa?" Tanya Asahi sambil menyendok soto ayam nya ke dalam mulut.

Haechan hanya mengaduk soto ayam nya tanpa nafsu sedikitpun,
"Tadi mobilnya mogok...

"Telus tadi balik pa? Taksyi?"
Asahi bertanya sekali lagi dengan mulut terisi penuh makanan.

Haechan mengerutkan kening sambil mendekatkan teh manis hangat nya kepada Asahi, "ih, telan dulu makanannya. Nanti kesedak baru tahu rasa"

Asahi meminum teh pemberian Haechan dengan sekali teguk. Lalu mendesah lega setelah meminum nya.

"Terus tadi naik taksi?"

Haechan bingung dan enggan untuk menjawab nya, hingga chani, anak jurusan komunikasi datang datang menghampirinya.

"Ehm...aku boleh duduk di sini nggak?" Tanya chani gugup.
Berkali-kali ia mencoba merapikan kacamata tebal nya saat bertanya kepada haechan.

"Boleh"haechan memberi sedikit ruang duduknya untuk chani.
Si jenius yg beberapa waktu lalu mendapat tropi juara tingkat nasional dalam olimpiade.

Chani duduk dengan wajah merah padam di kedua pipi saat berhasil duduk di samping haechan, dan itu menjadi objek bully-an Asahi yg sudah sejak lama tidak menyukai chani.

Menurutnya, chani terlalu norak dan pelit dalam memberi kunci jawaban saat ujian.

"Gitu aja blushing! Banci!" Ejek Asahi kepada chani ,dan membuat wajah lelaki itu semakin memerah ,antara malu bercampur geram.

"Asahi" haechan yg berniat untuk menghentikan ejekan Asahi kalah saing dengan suara bising dan kelakar keras yg datang secara tiba-tiba dari arah belakang kantin.

"Anak otomotif, Chan!" Asahi berseru kepada Haechan.

Haechan sekali lagi di paksa untuk menoleh ke arah mata Asahi saat ini menatap.

Anak otomotif, yg di dominasi oleh murid laki-laki memang di kenal sebagai sumber rusuh di sekolah.
Bahkan pentolan geng di sekolah bersalah dari jurusan itu.

Siapa lagi kalau bukan....

Haechan menggelengkan kepalanya,
Lalu memutar tubuhnya kembali.
Ia memilih untuk mengabaikan dan memakan soto nya yg telah dingin,
Sampai sebuah tendangan cukup keras di kursi sebelah nya membuat haechan terkejut.

BRAK!

"Minggir" perintah seseorang dengan suara berat yg terdengar sinis dan familiar di telinga haechan.

"Ta...tapi masih...a... ada kursi lain.."ucap chani terbata bata.

"Kalau gue bilang minggir berarti minggir!"

Haechan mengangkat kepalanya ke samping, dan melihat jeno dengan angkuhnya menarik kerah chani, lalu
Mendorong nya hingga bibir lelaki culun itu menerima lantai.

Semua penghuni kantin menertawakan kemalangan chani ,
Namun tidak dengan haechan yg sudah menganggapnya sudah sangat keterlaluan.

"Kamu jahat banget sih!" Haechan berdiri saat Jeno telah mendudukkan diri di sampingnya.

Baru saja akan angkat kaki dan membantu chani, Jeno tiba-tiba menarik lengan haechan dan memaksa nya untuk kembali duduk.

"Duduk"

"Haechan nggak mau duduk sama kamu!"

Keangkuhan haechan membuat jeno mengganas.

"Duduk atau gue cium di depan umum"ancam jeno sambil mengencangkan genggaman di lengan haechan.

"Awh..."haechan merintih dan akhirnya kembali duduk saat tidak dapat menahan rasa sakit di pergelangan tangan nya.

"Lo udah bikin penis gue sakit.
Jadi sekarang adalah balasan nya"

TBC

Making LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang