48

59 7 4
                                    


"Phi Boun..."

"Khaaab.."

"Apa phi gak ngerasa aneh?"

"Aneh? Apanya?.. kamu kenapa? Phi liat dari kemarin kek mikir sesuatu?"

"Ya itu.. aku ngerasa aneh aja"

"Sini bilang sama aku"

"Ayah phi...."

"Kenapa dia? Apa dia ngelakuin sesuatu sama kamu?"

"Nahhh itu dia masalahnya.. kenapa dia gak ngelakuin sesuatu ke aku?"

"Team... Bagus donk, dia gak nyakitin kamu lagi"

"Aneh gak sih phi? Kok aku jadi takut ya?"

"Udah ah jan mikir macem-macem.. mungkin dia udah mulai nerima kamu. Ato mungkin karna aku ngancem dia buat gak mau nerusin bisnisnya klo dia nyakitin kamu. Lagian dia lagi sibuk Team. Perusahaannya mau merger sama perusahaan lain juga. Mungkin gkda waktu buat dia lakuin hal-hal kek gitu kan"

"Bisa jadi sihh.. tapi tetep aja aku was-was"

"Heeeyy... Kan ada aku. Kamu percaya sama aku kan?"

"Tentu saja aku percaya. Klo enggak, gak mungkin kan aku masih disini"

"Sekarang kamu bobok gih udah malem"

"Mau di kelonin..."

"Nanti aku susul ya.. aku selesaiin kerjaan ini dulu.. trus aku puk puk boboknya. Ok?"

"Siyappp.."

Team beranjak dari duduknya dan melenggang menuju kamar

Sementara Boun bukannya menyelesaikan pekerjaan seperti yang dia bilang. Tapi mulai membuka ponselnya dan mencari sebuah kontak untuk dia hubungi.

"Brengsek...apa yang sedang dia rencanakan?!"



.
.
.



Brakkkk

"Apa yang kau lakukan?!!"

"Boun?"

"Jawab !!!"

"Apa maksudmu?"

"Aku sudah tau rencana licikmu!!"

"Beginikah cara bicaramu pada ayahmu?"

"Gak perlu basa basi.. hentikan semua ini!"

"Lihatlah.. karna anak miskin itu kan kamu jadi begini? Tidak punya lagi sopan santun"

"Klo ku bilang ini karna kamu sendiri bagaimana?"

"Boun !!"

"Apa??? Kenapa????"

"Kamu semakin berani ya. Jadi pembangkang sekarang hah??!!!"

"Namanya Prem, klo ayah lupa.. dan dia tidak pernah sekalipun membuatku menentangmu. Kamu sendirilah yang membuatku seperti ini. Coba pikir.. andai ayah tidak melakukan yang membuatku marah, aku masih akan tetap menjadi anak penurutmu"

"Boun.. ayah hanya ingin kamu hidup layak'

"Apa aku pernah hidup berantakan setelah bersama Prem? Enggak yah.. aku bahkan hidup lebih baik"

"Hubungan seperti itu tidak akan di terima di dalam masyarakat. Pikirkan soal itu. Kamu akan mengalami banyak tekanan dan kesulitan"

"Aku gak peduli orang lain. Asal ayah menerimanya. Itu saja sudah cukup"

"Boun.. "

"Aku mohon"

"Kau tidak akan punya keturunan. Apa kau sadar itu?"

Tresno jalaran soko ngglibet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang