13

396 41 8
                                    




"Emmppphhhhh..........."

"Oouuuhhhhhh........."

"Brengsek kau....!!!!  Aahhhhhh......"

"Biar kau tau rasanya di hukum olehku"

"Tapi aku gak salah"

"Gosah nyangkal"

"Aku.... oohhhh......."

"Diamlah...!!!"

"Aku perlu bicara"

"Klo kau terus bicara, aku akan menghukum mu lebih dari ini"

"Brengsekkkkk....!!!"

"Aahhhh...... ahhhh.....ahhhhh......"

"Cepatlah... aku tidak tahan lagi.."

"Dasarrrr..... !!!!!  Aku menghukummu malah kau ke enakan.."

"Aku mau keluar... cepatlah..."

Boun menghentakkan pinggulnya lebih cepat seperti perintahku..

Lihatlah siapa yang menghukum siapa....

Ada orang menghukum tapi nurut sama yang di hukum...

Aku pen ngakak... tapi ini sangat nikmat...

Kemarin aku menikmati saat aku berhasil membobol pertahanan Boun

Tapi entahlah, hari ini lebih nikmat dari kemarin saat pisang coklat milik Boun menyentuh sesuatu di dalam tubuhku

Membuat semua tubuhku bergetarrr

Airmataku bahkan keluar untuk menikmatinya

Bodoh amat mo di bilang aku tim bawah ato mia

Yang penting aku menikmatinya...

Dan aku gak mau tukeran lagi...

Ehh....  lagi..???

Apa aku akan melakukannya lagi ????

Enggak.... aku harus bisa menahan diriku..

Untuk kebahagiaannya dan untuk nasibku disini

Setelah hari ini, aku gak akan membuat semuanya lebih sulit lagi..

"Aaaaakkkhhhhhhh......."

Keluar sudah.....  seperti sebuah kelegaan dari sesuatu yang lama terpendam

Boun menelungkupkan tubuh basahnya yang penuh kringat untuk memeluk tubuhku yang berada di bawahnya

Rasanya lengket, tapi.......  kenapa terasa hangat...

Aku ingin membalas pelukannya...

Tapi.......  tidak....!!

Aku tidak selemah itu...

" minggir.....!!!!"

"Sebentar aja"

"Tubuhmu lengket..."

"Kau juga kan..."

"Lihatlah keringatmu itu, lebih banyak dari punyaku"

"Sama aja"

"Minggir....!!!"

"Gak mau"

"Kau beraaaatttt"

"Kau bahkan lebih besar dari tubuhku"

"Minggir nggak..??"

"Enggak.."

"Isshhh.... kringatmu asin"

Tresno jalaran soko ngglibet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang