58

54 8 9
                                    

Hari demi hari telah berlalu, akhirnya Boun mau keluar dari balik selimutnya

"Bagaimana perasaanmu?"

Sang ayah yang setiap hari selalu mengecek keadaan Boun bertanya karena sudah sangat khawatir pada anaknya.

"Apa sudah lebih baik?"

Karena tak ada jawaban, sang ayah kembali bertanya.

Boun menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan ayahnya tanpa suara.

Airmatanya kembali mengalir tanpa di suruh. Dia mengingat kembali sang kekasih yang saat ini ada di tempat yang ber mil mil jauhnya.

"Gak apa-apa. Luapkan aja nak"

Sang ayah seolah tau apa yang sedang di rasakan putranya.

Tangannya meraih tubuh sang putra, menariknya ke dalam dekap hangat yang dia salurkan pada anak semata wayangnya.

Boun tak kuasa lagi menahan hatinya yang pedih. Rengkuhan hangat sang ayah telah meluluhkan pertahanannya.

Airmata itu kini semakin mengalir deras dengan isakan yang semakin kencang

"Aku gak mau pisah"

Akhirnya Boun mengeluarkan suaranya di sela isakan tangisnya

"Apa Prem minta berpisah?"

Boun menggelengkan kepalanya lagi

"Kalau begitu tidak akan ada yang misahin kalian"

"Tapi....😭😭😭😭"

Suara Boun terbata - bata karena dia tidak bisa menghentikan isakannya

"Tenanglah.. kita cari solusinya sama-sama ya"

"Aku...sangat...mencintainya..."

"Iya ayah tau itu"

Boun kembali memeluk ayahnya dengan erat

"Ayah akan memikirkan caranya"

Kini Boun menggangguk pelan. Ada harapan dalam hatinya.

"Sekarang kamu makan dulu ya. Klo kamu sakit bagaimana kita bisa memikirkan caranya hem"

Boun mengangguk lagi, dan dia meraih piring makanannya yang di bawa masuk ayahnya tadi

Walau tidak bisa lahap, tapi Boun terus mengunyah makanannya. Dia bertekad untuk kembali ke Indonesia dan bersujud di hadapan orang tua Prem untuk mendapat restu mereka.

Tapi sebelum itu, dia tau dia harus kuat dulu. Tubuh lemahnya saat ini tidak akan menguntungkan untuknya jika dia pergi ke Indonesia saat ini.

.
.
.

Setelah di rasa tubuhnya sudah kembali kuat, Boun memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Dia sudah menceritakan semuanya pada sang ayah dan ayahnya setuju Boun harus kembali ke Indonesia untuk meluluhkan hati orang tua Prem.

"Kamu hati-hati disana ya.. ingat.. harus lebih sabar lagi menghadapi orang tua Prem. Tunjukkan kesungguhanmu"

"Aku akan berjuang untuknya. Aku akan membawanya kembali kerumah ini sebagai menantumu"

Boun menitikkan airmatanya. Tekadnya sudah sangat bulat

"Ayah menunggu kedatangan kalian berdua kembali kesini"

.
.
.




Perjalanan telah di tempuh Boun. Dengan bekal sedikit pengetahuan tentang desa asal kelahiran Prem, dia akhirnya sampai juga di desa itu.

Tresno jalaran soko ngglibet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang