Chapter 6: kekejaman dunia luar| arc: awal dari semua

19 7 5
                                    

__________________________________

Kurang lebih sudah 6 atau 7 hari aku menjadi petualang, dan di sinilah awal pengalaman terbaik dan terburukku dimulai. 

Saat aku di hari training sihir, aku hanya berlatih 2 hari untuk menembak kan fireball, karena aku sudah mengerti teknik sebagian besarnya dari apa yang telah diajarkan oleh ibu.

Sekarang aku mungkin belum

memikirkan hadiah yang diperoleh dari misi dahulu, karena aku ingin berfokus untuk mempertajam instingku di dunia yang penuh dengan monster ini. Jadi, aku belakangan ini hanya mengambil misi seperti mengambil tanaman obat dan membunuh hama seperti tikus liar yang menganggu perkebunan warga di sekitar Kerajaan Quartel. 

Saat di pagi hari ini, aku berangkat ke Guild untuk mengambil misi membunuh goblin. Karena itu adalah pengalaman pertamaku bertarung dengan monster. jadi, aku lumayan susah untuk memahami cara bertarung dengan monster seperti goblin ini. 

Para Goblin ini sangat lincah dan membawa semacam pisau dari tulang. Meskipun begitu, aku berhasil membunuh satu goblin yang terpisah dari kelompoknya dan sedikit mengorbankan darahku.

tangan sebelah kiriku tertancap pisau dari goblin tadi. Karena terlihat luka yang lumayan dalam, aku pun langsung membalutnya dengan sobekan kain dari celana yang kupakai saat ini. 

"Aww... ini sakit sekali, aku tidak mengira akan sesakit ini ternyata" Ucapku sambil membalut tangan yang penuh dengan darah ini. 

"Hufft.. Akhir nya selesai".

Meskipun terasa sakit,  yang terpenting darahnya sudah berhenti mengalir. Aku pun melanjutkan perjalanan lebih dalam ke hutan dengan menyusuri sungai kecil di tempat itu. 

"Hmm?.. Apakah itu goblin lagi?".

Aku melihat di depan sepertinya ada satu goblin kecil yang sedang mengambil air di sungai. baiklah Karena tangan kiriku hanya terluka begini, mungkin aku akan mencoba untuk melawan satu lagi yang kecil ini.

Aku pun langsung mendekati goblin tersebut dengan perlahan di antara semak-semak. Tetapi, saat aku sudah di jarak yang lumayan dekat aku menyadarinya. Bahwa  Itu bukan goblin biasa. Goblin ini mempunyai tanduk di kepala nya dan ber mata merah. 

"Tunggu... goblin itu ber mata merah?!!"

Tiba-tiba gigi ku gemertak, dan otak ku hanya di isi oleh pembantaian Cerberus saat itu, darah.. Potongan tubuh.. Kematian.. 

"Hhh... Huh... Hah... "

Jantung ku tidak terkendali, aku sedikit berjalan mundur dan menjauh perlahan, tetapi sialnya aku tersandung batang pohon di bawahku dan terjatuh, aku pun membuat suara dan akhirnya disadari oleh goblin bertanduk dan bermata merah itu. 

"Gawat!.. Gawat!..".

Aku pun berlari.. 

"Gawat!!...".

Aku berlari.. Sekencang mungkin aku tidak peduli ke arah mana aku berlari, yang penting aku menjauh dari goblin bermata merah itu, aku tidak mau mati.. Tolong siapapun.

"Grrrr..." Suara monster yang mendengus. 

"Hhh? Apa itu?.." Ucap ku. 

Hhh... Hhh... Hhh... Kelihatan nya aku sudah berlari terlalu jauh, matahari sudah hampir terbenam.. Dan aku malah tersesat di hutan yang baru aku kenali ini. 

"fiuuhh... Sudah mulai dingin, mungkin aku akan mencari kayu bakar dulu untuk sekarang"

Aku pun terpaksa memotong ranting-ranting kecil dengan dagger ku untuk membuat api unggun. 

Dandelion's: The Path Of RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang